Berdiri di atas wilayah seluas 11,62 km² dan dihuni 8.246 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 710 jiwakm² BPS, 2009, Desa Bangunjaya,
Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu desa yang menjadikan agroforestri sebagai sumber ekonominya. Walaupun
dikelola secara tradisional, kontribusinya terhadap pemenuhan kebutuhan primer hingga tersier sangat dirasakan oleh petani. Petani memilih jenis tanaman yang
cepat tumbuh atau minimal mampu memenuhi kebutuhan pangan sehari-harinya. Sebagaimana dijelaskan oleh Darusman dan Hardjanto 2006, walaupun
hutan rakyat mempunyai potensi dan peranan yang cukup besar, namun hutan rakyat di Pulau Jawa pada umumnya hanya sedikit yang memenuhi luasan
minimal sesuai dengan definisi hutan, dimana minimal seluas 0,25 hektar. Dengan sempitnya pemilikan lahan setiap keluarga, mendorong pemiliknya untuk
memanfaatkan seoptimal mungkin. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada umumnya pemilik berusaha memanfaatkan lahan dengan membudidayakan
tanaman-tanaman yang bernilai tinggi dan cepat menghasilkan. Secara khusus di Desa Bangunjaya, jenis-jenis yang menjadi andalan bagi
petani setempat adalah jenis buah-buahan. Buah-buahan menjadi komoditas yang memberikan pemasukan cukup besar bagi rumah tangga petani dalam rangka
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Hal tersebut sangat menarik untuk didalami dimana hutan rakyat umumnya mengandalkan komoditas kayu dari jenis yang
cepat tumbuh sebagai pemasukan bagi rumah tangga.
1.2. Perumusan Masalah
Pemanfaatan lahan dengan sistem agroforestri di Desa Bangunjaya memberikan kontribusi terhadap pendapatan rumah tangga petani setempat.
Keberadaannya ini dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sumber pendapatan, baik sumber pendapatan utama maupun sumber pendapatan
tambahan.
Hasil dari pengelolaan agroforestri tersebut dapat berupa kayu, buah-buahan, dan hasil pertanian lainnya. Ada kenyataan menarik yang ditemukan di desa ini,
buah-buahan menjadi hasil agroforestri yang sangat diandalkan dimana pada
umumnya petani mengandalkan hasil kayu dari jenis tanaman yang cepat tumbuh.
Kajian mengenai kontribusi sistem agroforestri tersebut terhadap pendapatan rumah tangga petani serta polasistem bertanam pada hutan rakyat yang
diterapkan oleh petani setempat menjadi dibutuhkan guna mengetahui seberapa besar keberadaan hutan rakyat tersebut memberikan kontribusinya terhadap rumah
tangga petani. Dengan semakin besar kontribusinya akan menjadi pendorong minat dan usaha masyarakat untuk terus mengembangkan hutan rakyat atau
agroforestri. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut : 1.
Berapa besar kontribusi agroforestri di Desa Bangunjaya terhadap ekonomi rumah tangga petani setempat ?
2. Polasistem agroforestri seperti apa yang diterapkan petani setempat ?
1.3. Kerangka Pemikiran
Dalam menghadapi masalah alih fungsi lahan dan menurunnya ketersediaan lahan akibat berbagai macam kebutuhan, maka sistem agroforestri lahir sebagai
jawaban atas permasalahan tersebut. Banyak penelitian dan kajian yang dilakukan mengenai pola agroforestri di setiap daerah yang dikonversi menjadi sebuah
kebijakan untuk memanfaatkan ketersediaan lahan yang semakin harinya semakin sempit.
Berdasarkan informasi awal yang diterima, petani di Desa Bangunjaya merupakan salah satu yang memanfaatkan lahan dengan sistem agroforestri.
Secara khusus, daerah ini memiliki keunikan yang menarik untuk lebih didalami, komoditas buah-buahan menjadi hasil agroforestri andalan dan sangat
berpengaruh besar terhadap pendapatan rumah tangga. Studi mengenai kontribusi agroforestri terhadap pendapatan perlu dilakukan
guna mengetahui lebih jauh mengenai kegiatan pengelolaan hutan rakyat sebagai alat pemenuhan kebutuhan dan kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga
petani di Desa Bangunjaya. Selain itu menjadi penting untuk mengetahui polasistem agroforestri yang diterapkan oleh petani setempat. Hal ini bermanfaat
untuk memberikan informasi mengenai kontribusi agroforestri terhadap
3
pendapatan rumah tangga petani setempat. Kerangka pemikiran ini disajikan dalam diagram alir pada Gambar 1, sebagai berikut :
Gambar 1 Diagram alir kerangka pemikiran.
1.4. Tujuan Penelitian