Batas Kontaminasi Enterobacter sakazakii Cronobacter spp. pada Produk Susu Formula

13

4. Batas Kontaminasi Enterobacter sakazakii Cronobacter spp. pada Produk Susu Formula

Kajian mengenai batas kontaminasi Enterobacter sakazakii Cronobacter spp. pada susu formula dan produk sejenisnya terus dilakukan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2004 Enterobacter sakazakii Cronobacter spp. dan bakteri lainnya di dalam susu formula masuk dalam draf pembahasan pada pertemuan FAO–WHO. Selanjutnya pada tahun 2006 Enterobacter sakazakii Cronobacter spp. kembali menjadi draf utama pada pertemuan FAO–WHO meskipun tidak sampai menghasilkan standar cemaran Enterobacter sakazakii Cronobacter spp. pada produk susu formula. Menurut FAO–WHO 2006, meskipun data mengenai level kontamimasi Enterobacter sakazakii Cronobacter spp. pada susu formula tersedia di industri, level kontaminasi Enterobacter sakazakii Cronobacter spp. yang sebenarnya masih belum jelas. Menurut Van Acker, 2001 Enterobacter sakazakii Cronobacter spp. sudah dapat menyebabkan infeksi pada tingkat populasi 3 cfu100 g. Draf terakhir mengenai standar kontaminasi Enterobacter sakazakii Cronobacter spp. pada produk susu bubuk yang dibahas pada pertemuan FAO–WHO pada tahun 2006 hanya sampai pada pemodelan kontaminasi secara statistik ditingkat industri. Tingkat kontaminasi yang digunakan pada pemodelan tersebut adalah 10 –3 , 10 –4 dan 10 –5 CFUg. Pemodelan tersebut selanjutnya akan menghasilkan suatu metodologi untuk mengevaluasi kriteria mikrobiologi dan metode penarikan contoh susu formula yang terbaik sehingga akan diperoleh penurunan risiko mikrobiologis dan persentase produk yang ditolak pada setiap lotnya akibat kontaminasi Enterobacter sakazakii Cronobacter spp. FAO – WHO, 2006. Tabel 5. Menampilkan kriteria cemaran Enterobacter sakazakii Cronobacter spp. pada susu formula dan produk sejenisnya yang dikeluarkan oleh Codex Alimentarius Committee pada tahun 2008. Unit contoh adalah bentuk individu atau terkecil atau kuantitas produk yang didesain menjadi bagian dari contoh. Acceptance–number c adalah jumlah pada rencana penarikan contoh yang mengindikasikan jumlah maksimum sampel tidak memenuhi standar yang ditentukan. Tingkat inspeksi II digunakan untuk pengambilan contoh bila terjadi sanggahan terhadap hasil pengujian menurut tingkat inspeksi I, atau bila diperlukan hasil pengujian yang lebih meyakinkan. Parameter n adalah ukuran contoh yang akan diperiksa yang didasarkan pada ukuran lot, ukuran kemasan terkecil dan tingkat inspeksi. Tidak perlu membatasi ukuran contoh sebagai minimum untuk ukuran lot dan tigkat inspeksi yang tepat. Dalam semua kasus contoh yang lebih besar dapat dipilih. Tabel 5. Kriteria Mikrobiologi untuk susu formula, susu formula dengan tujuan medis khusus dan makanan tambahan ASI Mikroorganisme n C m Tingkat Inspeksi Enterobacter sakazakii Cronobacteer species 30 0 010 g II Salmonella 60 0 025 g II Keterangan : n = jumlah sampel yang harus dianalisis c = jumlah maksimum sampel tidak memenuhi standar yang diizinkan pada tingkat inspeksi II m= batas konsentrsasi mikrobiologi pada tingkat inspeksi II yang membedakan antara kuali – tas baik dengan kualitas buruk ditolak CAC, 2008 14 Kriteria di atas digunakan dengan asumsi catatan produksi dari lot tersebut tidak diketahui dan kriteria yang digunakan berdasarkan basis lot. Instansi yang catatan produknya diketahui seperti produk tersebut tercatat dalam dokumentasi lengkap pada sistem HACCP, kriteria pengambilan contoh alternatif termasuk lot process control testing dapat dilakukan. Tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi kegagalan pemenuhan kriteria di atas antara lain 1 mencegah pengeluaran produk untuk konsumen dari lot yang terpengaruh 2 penarikan kembali produk jika produk tersebut telah dikeluarkan untuk konsumen, dan 3 menentukan dan mengoreksi akar penyebab kegagalan. Kriteria tersebut diaplikasikan untuk produk akhir bentuk bubuk setelah pengemasan primer hingga pada saat kemasan primer dibuka.

5. Subtansi Pelindung Enterobacter sakazakii Cronobacter spp.