Analisis Biaya Produksi HASIL DAN PEMBAHASAN

30 Dari tabel, dapat dilihat bahwa dari ke-4 perlakuan tidak berbeda nyata baik dari rasa, tekstur maupun kenampakan pada selang kepercayaan 95. Hal ini dikarenakan berdasarkan uji statistic nilai F tabel F hitung Lampiran 4b, 4c, 4d. Dari ke-4 perlakuan berdasarkan Tabel 8. memiliki rasa asin, tekstur yang elastis, kompak, padat, kenyal dan memiliki kenampakan warna kulit terang.

D. Analisis Biaya Produksi

Biaya produksi dihitung berdasarkan nilai rendemen total yang diperoleh. Dari hasil rendemen total akan dihitung kebutuhan bahan kimia dan udang mentah RM. Analisis biaya produksi menggunakan asumsi, seperti : 1 dalam satu hari menghasilkan produk jadiFinish Good FG sebanyak 2000 kg, 2 nilai tukar dolar terhadap rupiah sebesar Rp 8.200,00, 3 harga pembelian RM Rp 34.000,00kg, dan 4 harga jual produk jadi sebesar Rp 80.000,00kg. Berikut rincian biaya produksi dari perlakuan 0, 2, 3 dan 4 pada Tabel 9. Tabel 9. Analisi Biaya Produksi Kategori Konsentrasi Polifosfat 0 Polifosfat 2 Polifosfat Perusahaan 3 Polifosfat 4 Polifosfat Asumsi FG = 2.000 kg Hari 2000 2000 2000 2000 Yield HL to FG 0.7793 0.8615 0.8737 0.8821 Harga Bahan Kimia kg 1.85 1.85 1.85 1.85 Harga Bahan Kimia Rpkg 15,170.00 15,170.00 15,170.00 15,170.00 Kebutuhan RM HL Kg 2,566.41 2,321.53 2,289.12 2,267.32 Kebutuhan RM HO Kg 3,774.13 3,414.02 3,366.35 3,334.29 Kebutuhan Bahan Kimia 2.000 kg FG kg 89.31 80.79 120.87 152.36 Biaya RM untuk 2.000 kg FG Rp 128,320,287 116,076,611 114,455,763 113,365,832 Biaya Bahan Kimia 2.000 kg FG Rp 1,354,847 1,225,574 1,833,526 2,311,357 Biaya RM dan Bahan Kimia 2000 kg FG 129,675,134 117,302,185 116,289,289 115,677,189 Biaya RM dan Bahan Kimia kg FG 64,838 58,651 58,145 57,839 Selisih biaya udangkgRp -6,186 - 506 812 Selisih biaya udang2000kgRp -12,372,950 - 1,012,895 1,624,996 Keuntungan udangkg Rp 15,162 21,349 21,855 22,161 Keuntungan2000kgRp 30,324,866 42,697,815 43,710,711 44,322,811 Persentase kenaikan keuntungan -28.98 - 2.37 3.81 Keterangan : HL : Head less HO : Head on FG : Finish Good 31 Dari Tabel 9 diatas dapat dilihat bahwa perlakuan 4 membutuhkan biaya Rp 57.838,6Kg produk akhir, perlakuan 2 membutuhkan biaya Rp 58.114,6Kg produk akhir dan perlakuan 3 membutuhkan biaya Rp 58.651,1. Perlakuan 4 memerlukan jumlah biaya produksi yang lebih kecil dibandingkan perlakuan 2 dan 3. Hal ini dikarenakan perlakuan 4 memiliki nilai rendemen total yang paling besar sehingga membutuhkan bahan udang mentah HO lebih sedikit dibandingkan perlakuan 2 dan 3. Penggunaan 4 polifosfat dapat menghemat uang sebesar Rp 812.50kg udang dan Rp 1,624,996.442000kg udang. Jika diasumsikan harga jual udang Rp 80,000kg maka keuntungan yang diperoleh perusahaan dengan menggunakan 4 polifosfat akan mendapatkan keuntungan terbesar yaitu Rp 22,161.41kg udang dan Rp 44,322,811.472000kg udang. Dengan demikian penggunaan 4 polifosfat akan menaikkan keuntungan perusahaan sebesar 3,81. Sementara perlakuan 0 sudah jelas membutuhkan biaya yang paling besar dan memberikan kerugian yang besar pula -29. 32

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian, telah didapatkan penggunaan konsentrasi polifosfat yang menghasilkan nilai susut masak dan rendemen total optimum yaitu 4 polifosfat. Perlakuan 4 memiliki nilai rendemen yang paling besar yaitu sebesar 115,89 dan rendemen total sebesar 88,21. Selain itu perlakuan 4 juga memiliki nilai pH yang lebih tinggi sebesar 7,45 dibandingkan perlakuan yang lain. Hal ini juga yang menyebabkan semakin banyaknya air yang terserap kedalam protein otot daging udang. Perlakuan 4 juga menunjukkan nilai WHC yang paling besar diantara perlakuan yang lain yaitu 78,75. Hal ini disebabkan semakin banyaknya kandungan polifosfat di dalam larutan dan pada daging udang selama perendaman 0,48 menyebabkan terjadinya disosiasi kompleks aktomiosin. Korelasi antara nilai kadar phosfat dan pH udang saat perendaman dengan WHC juga menunjukkan memiliki hubungan yang berbanding lurus. Semakin tinggi kadar phosfat dan pH udang maka semakin tinggi juga nilai WHC yang diperoleh. Susut masak yang dihasilkan pada perlakuan 4 juga memberikan nilai yang cukup rendah sebesar 12,51 dibandingkan perlakuan 0dan 2. Berdasarkan analisis correlation hubungan antara WHC dan susut masak memiliki hubungan yang nyata pada selang kepercayaan 95 Nilai Sig. 0,05 sehingga korelasi antara WHC dan susut masak berbanding terbalik yang ditunjukkan dengan nilai pearson correlation negative -0,827. Semakin tinggi nilai WHC maka semakin rendah susut masak yang dihasilkan. Nilai susut masak yang rendah merupakan hal yang diinginkan oleh perusahaan untuk mencapai target penjualan produk udang tersebut. Berdasarkan nilai rendemen total yang dihasilkan, perlakuan polifosfat memberikan nilai yang terbesar yaitu 88,21. Hal ini disebabkan pada perlakuan polifosfat memiliki nilai WHC yang tertinggi dibandingkan perlakuan 0, 2 dan 3 yaitu sebesar 78,75. Residu phosfat pada perlakuan 4 memberikan residu phosfat dalam bentuk P 2 O 5 sebesar 0,29 pada produk udang masak. Jadi residu phosfat pada perlakuan 4 sesuai dengan peraturan pangan baik international CODEX maupun peraturan dalam negeri dimana residu phosfat pada produk udangseafood tidak lebih dari 0,5. Evaluasi uji mutu organoleptik menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata dari ke-4 perlakuan baik dalam hal rasa, tekstur dan kenampakan. Perlakuan 4 memberikan rasa asin, tekstur elastis, kompak, padat, kenyal dan memiliki warna kulit udang yang cerah. Analisis biaya produksi juga menunjukkan bahwa perlakuan 4 membutuhkan biaya yang paling sedikit untuk menghhasilkan 1 kg produk akhir yaitu sebesar Rp 57.838,6 dibandingkan dengan perlakuan 2 dan 3. Selain itu perlakuan 4 akan memberikan kenaikan persentase keuntungan sebesr