19
Nilai yang tertera pada layar menunjukkan pH sari tempe. Selanjutnya, elektroda kembali dibilas dengan air destilata, dikeringkan, dan dapat digunakan kembali
untuk pengukuran pH sampel.
2. Pengukuran Kadar Phosfat AOAC, 1995
a. Persiapan Sampel
Sampel udang kemudian diabukan Latimer, Horwitz 2007. Cawan yang dipersiapkan untuk pengabuan contoh dikeringkan dalam oven
selama 15 menit, lalu didinginkan dalam desikator dan ditimbang A. Sampel dengan bobot tertentu B dimasukkan ke dalam cawan B,
kemudian dibakar dalam ruang asap sampai tidak mengeluarkan asap lagi. Selanjutnya, dilakukan pengabuan di dalam tanur listrik pada suhu 400-
600
o
C selama 4-6 jam sampai terbentuk abu berwarna putih dan memiliki bobot yang tetap. Abu beserta cawan didinginkan dalam desikator,
kemudian ditimbang C. Kadar abu contoh dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Kadar Abu bb = selanjutnya diambil sebanyak 0,5 g untuk analisis kadar P
2
O
5
.
b. Pereaksi dan Larutan Baku
1 Larutan Ammonium Molibdovanadat
Larutan Ammonium
Molibdovanadat dibuat
dengan mencampurkan larutan Ammonium Molibdat 8 yang dibuat dengan
melarutkan 80 g Ammonium Tetrahidrat dengan air destilata hingga 1000 mL, dan larutan Ammonium Monovanadat 0.4 yang dibuat
dengan melarutkan 4 g Ammonium Monovanadat dengan 500 mL HClO4 p.a, kemudian diencerkan dengan air destilata hingga 1000 mL.
Kedua larutan ini dicampurkan dengan perbandingan 1:1. Pencampuran
dilakukan pada saat akan digunakan. 2 Larutan baku P
2
O
5
0,5 mgmL
Larutan baku P
2
O
5
dibuat dengan melarutkan kristal Kalium Dihidrogen Posphate KH2PO4 sebanyak 0.9587 g ke dalam labu takar
1000 mL menggunakan air destilata dengan terlebih dahulu dikeringkan selama dua jam pada suhu 105
o
C.
3 Prinsip Pengukuran Fosfat
Penentuan kandungan fosfat dalam bentuk P
2
O
5
pada bahan berdasarkan pembentukan kompleks warna kuning larutan hasil reaksi
antara fosfat dengan pereaksi ammonium molibdovanadat menjadi senyawa kompleks olibdometavanadat phosphoriacid yang diukut
dengan metode kolorimetri atau spektrofotometri pada intensitas panjang gelombang 420 nm atau 440 nm menggunakan
spektrofotometer UV-Vis.
Metode spektroskopi
berdasarkan pengukuran warna yang merupakan kriteria penting di dalam
pengukuran tersebut. Pada metode ini suatu sampel mengabsorpsi berkas sinar yang dipancarkan oleh suatu radiasi sehingga dapat
dilewatkan. Semakin pekat warna suatu senyawa, maka semakin besar
20
nilai absorpsi senyawa tersebut. Untuk percobaan ini dilakukan pengujian pelarut yang dipergunakan dalam melarutkan fosfat yang
terdapat dalam sample bahan dengan larutan aquaregia. Dalam hal ini dilakukan pengujian persentase kandungan P
2
O
5
yang larut dalam air berdasar bobot kering.
4 Penentuan Kadar Fosfat dengan Spektrofotometri
Penentuan fosfat kandungan P
2
O
5
dalam udang beku menggunakan larutan aquaregia dilakukan dengan beberapa tahapan.
Tahapan tersebut meliputi pembuatan kurva kalibrasi standar P
2
O
5
, penyiapan dan pengukuran sampel. Pembuatan kurva kalibrasi standar
P
2
O
5
dilakukan dengan dipipet secara berseri larutan baku P
2
O
5
0,5 mgmL sebanyak 1, 2, 3, 4, dan 5 mL masing-masing mengandung 0.5;
1.0; 1.5; 2.0 dan 2.5 mg P2O5, yang dimasukan kedalam labutakar 100 mL. Larutan diencerkan dengan air destilata 50 mL dan ditambahkan
20 mL larutan pereaksi Ammonium Molibdovanadat, kemudian diencerkan kembali dengan air destilata hingga tanda garis dan
dilakukan pengocokan lakukan pengerjaan larutan blako atau 0 mg P
2
O
5
. Larutan dibiarkan selama 10 menit untuk pengembangan warna hingga didapatkan warna konstan. Larutan diukur intensitas warna
dengan spektrofotometer pada kisaran gelombang 420-440 nm. Terhadap larutan blanko.
5 Pengukuran Kadar Fosfat Sampel
Persiapan dan pengukuran contoh dilakukan dengan 0,5 g contoh abu sampel ditimbang dan dimasukan kedalam gelas piala 100 mL,
kemudian ditambahkan larutan aquaregia sebanyak 40 mL HCl-HNO3 dengan perbandingan 3:1 dan campuran dipanaskan hingga didapat
volume larutan 2-5 mL. setelah itu dibiarkan hingga dingin. Kemudian larutan diencerkan dengan air destilata dan dimasukan kedalam labu
takar 500 mL dan diencerkan kembali dengan air destilata hingga tanda garis kemudian dilakukan pengocokan larutan. Diambil 1.0 mL larutan
sampel yang dimasukan ke dalam labu takar 100 mL yang kemudian larutan diencerkan dengan air destilata 50 mL dan ditambahkan 20 mL
larutan pereaksi Ammonium Molibdovanadat, kemudian diencerkan kembali dengan air destilata hingga tanda garis dan dilakukan
pengocokan. Larutan dibiarkan selama 10 menit untuk pengembangan warna hingga didapatkan warna konstan.Larutan dilakukan pengukuran
intensitas warna dengan spektrofotometer pada kisaran gelombang 420- 440 nm terhadap blanko.
3. Uji Organoleptik Lab PT. CPB, 2006