Komoditas Peternakan dan Perikanan

Demikian juga pada tempat yang masih memiliki faktor penghambat lain seperti unsur hara dan pH yang rendah akan memerlukan biaya yang lebih besar untuk input yang lebih dibandingkan lokasi lainnya. Dalam perencanaan pengembangan wisata pertanian, komoditas perlu dilengkapi dengan rekomendasi perbaikan untuk meminimalkan hambatan- hambatan yanga ada eksisting. Untuk jenis komoditi perkebunan dan kehutanan, hasil evaluasi lahan menunjukan beberapa area titik uji yang memiliki kesesuaian tinggi dan tidak. Titik uji yang memiliki kesesuaian untuk dikembangkan adalah, DF IV, GL I, dan II. Sedangkan, titik uji yang kurang potensial untuk dikembangkan adalah DF I. Hasil kesesuaian lahan untuk tanaman perkebunankehutanan tersaji pada Tabel 19. Tabel 19. Kesesuaian Lahan untuk tanaman Perkebunankehutanan No. ParameterKualitas DFI DFII DFIII DFIV GLI GLII 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Media Perakaran: Kedalaman efektif Kelas Besar Butir Batuan Permukaan Reaksi Tanah Toksisitas Lereng Ketinggian tempat Erodibilitas Iklim Drainase Banjir dan genangan musiman Salinitas S3 S1 S1 S3 S1 N S1 S3 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S3 S1 N S1 S3 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S3 S1 N S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S3 S1 N S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 Sumber: Nasrullah 2010 Kedalaman efektif dan kemiringan lereng merupakan kendala utama pengembangan tanaman perkebunan atau kehutanan.Namun dengan memanipulasi secara setempat dapat dilakukan melalui pembuatan lubang individu dengan penambahan bahan organikkompos untuk memperbaiki drainase, serta pembuatan teras.

4.5.4 Komoditas Peternakan dan Perikanan

Analisis kesesuaian lahan untuk unit perternakan dan perikanan tidak spesifik seperti hal nya untuk pemilihan produk pertanian. Kesesuaian lahan yang digunakan berdasarkan kondisi eksisting kawasan dan ternak yang telah dikembangkan dan karena keterbatasan data maka analisis dilakukan secara umum. Analisis ini dikembangkan untuk mengkaji secara umum kawasan untuk mendukung pengembangan peternakan sebagai salah satu potensi wisata. Lahan yang optimal untuk pengembangan peternakan sapi dan kambing adalah lahan yang sesuai sebagai lingkungan ekologis dan mampu menghasilkan makanan ternak yang cukup, berkualitas dan kontinyu. Dari hasil analisis untuk pemilihan produk pertanian, dapat disimpulkan bahwa daerah tersebut dapat pula ditanamin dengan pakan ternak. Jenis lahan usaha tani yang mendukung dilihat dari potensi pakan hijauan makanan ternak secara umum adalah: sawah, kebun campuran, semak belukar, dan kebun. Kawasan Gunung Leutik memiliki potensi untuk unit peternakan, dengan menanam tanaman hijauan untuk pakan ternak. Keberadaan area perkebunan dan tanaman palawija jagung dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak pada kawasan. Dalam pengembangan usaha budidaya ikan air tawar ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan yaitu : kesesuaian lahan, ketersediaan komoditas dan teknologi serta permintaan pasar. Kesesuaian lahan perlu diperhatikan mengingat bervariasinya daya dukung dan tingkat kesesuaian lahan pada setiap hamparan tidak sama. Faktor-faktor produksi yaitu wadah tempat budidayatambak, media budidayaair, organisme budidaya, ketersediaan pakan, benih dan teknologi pengolahan lahannya. Faktor lain yang berpengaruh adalah salinitas tanah. Karena itu faktor iklim terutama curah hujan perlu diperhitungkan dalam kaitannya dengan osilasi pasang dan perubahan salinitas. Tanah dasar yang dipilih adalah yang dapat menahan air atau tidak porous. Jenis tanah liat berpasir atau lempung liat berpasir biasanya memiliki plastisitas cukup tinggi dan tidak porous. Tanah yang harus dihindari adalah jenis tanah berpasir diatas 70 karena porous dan tanah gambut karena memliki pH rendah. .

4.6 .Aspek Objek Wisata