Budidaya Pertanian di Lokasi Perencanaan

4.3 Objek Wisata Pertanian

4.3.1 Budidaya Pertanian di Lokasi Perencanaan

Survei dilakukan pada lahan unit I dan II serta di lahan masyarakat di kampung Gunung Leutik, Lebak Gunung dan Benteng. Jenis tanaman budidaya yang ditanam di lahan milik pesantren tidak banyak. Sebagian besar lahan kosong milik pesantren masih ditumbuhi tumbuhan liar dan beberapa bagian ada yang sudah ditanami sengon. Pesantren Darul Falah memproduksi bibit tanaman melalui kultur jaringan oleh perusahaan milik yayasan yaitu PT DAFA. Bibit tanaman yang dihasilkan antara lain adalah pisang dan nilam. Pesantren memilik lahan basah yang tidak terlalu luas yang dapat ditanami padi atau dijadikan kolam ikan ataupun untuk gabungan padi dan ikan minapadi. Tabel 13. Jenis tanaman pangan yang diusahakan masyarakat Gunung Leutik No. Lokasi Jenis Tanaman Keterangan 1. Lahan Pesantren Sengon Ditanam pada area bukit G. Leutik Pembibitan bermacam-macam jenis tanaman Perbanyakan dengan kultur Jaringan, dan cara konvensional 2. Lahan Masy. Gunung Letik Padi Umumnya digunakan padi var Ciherang, dengan Pola tanaman: Padi-Padi-Pakawija atau Padi- Palawija-Padi Palawija Jagung manis var SD2 Singkong var Adhira, Kacang tanah, Ubijalar Tanaman buah-buahan Pepaya Bangkok dan California Tanaman sayur-sayuran Mentimun, Oyong, Kacang Panjang Kelompok Tani ”Asih” Pembibitan tanaman kehutanan Sengon, Jabon, Mahoni, Jati Kelompok “Bina Sehat Lestari” Tanaman obat keluraga Mengoleksi 137 jenis tanaman obat Sumber: nasrullah 2010 Pada lahan milik petani di kampung Gunung Leutik, Lebak Tengah dan Benteng menunjukkan ada beberapa jenis tanaman yang dibudidayakan yaitu tanaman padi, palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan Gambar 17. Untuk tanaman padi, varietas yang banyak di tanam adalah Ciherang, jagung manis varietas SD2, pepaya bangkok dan california, dan singkong varietas Adira. Tanaman palawija yang biasanya di tanam adalah jagung, singkong, kacang tanah dan ubi jalar, sedangkan untuk tanaman sayuran adalah dari mentimun, oyong dan kacang panjang. Tanaman buah-buahan yang sudah dibudidayakan adalah pepaya yaitu jenis pepaya bangkok. Disamping jenis-jenis tanaman tersebut di atas terdapat beberapa pembibitan tanaman kehutanan terutama sengon, mahoni, jabon, jati jati mas dan jati super. Sebagian besar petani di kampung-kampung tersebut di atas sudah melakukan budidaya tanaman secara bergilir, dengan pola tanam padi-padi-palawija atau padi-palawija-padi. Intesitas penanaman lahan 2-3 kali setahun. Pada Tabel 13 menunjukkan berbagai jenis tanaman pangan yang diusahakan masyarakat Gunung Leutik. Budidaya padi tidak dilakukan secara terus-menerus karena keterbatasan air terutama musim kemarau. Budidaya tanaman yang dilakukan pada beberapa jenis tanaman menggunakan pupuk organik pupuk kandang dan pupuk an organik. Pupuk kandang diperoleh dari ternak kambing yang dipelihara oleh masyarakat karena sebagian besar masyarakat memelihara ternak kambing. Tingkat pemakaian pupuk anorganik bervariasi. Lokasi pembibitan dilakukan di lahan yang disewa dan tenaga kerja adalah pemuda dari desa tersebut. Pembibitan dilakukan menggunakan metode konvensional. Perbanyakan dilakukan di bawah naungan paranet, dan sebagian besar bibit yang dihasilkan adalah bibit sengon Albisia. Beberapa hasil dari tanaman obat yang sudah diolah adalah jahe dan untuk dibuat menjadi jahe instan dan sudah dipasarkan ke warung sekitar desa. Untuk bahan baku jahe instan belum seluruhnya diproduksi sendiri karena kadang-kadang diperoleh dengan membeli di pasar. Usaha komersial PPDF mencakup beberapa jenis kegiatan Agribisnis yaitu: a PT. Dafa Tekno Agro Mandiri bibit tanamankultur jaringan b Peternakan Terpadu sapi perah, kambing perah, Penggmukan Sapi c Potong dan Domba d Pabrik Pakan Ternak Kapasitas Produksi 100 tonhari e Koperasi simpan pinjam, warung, wartel dan pupuk organik f Perikanan Air Tawar g Organik Farming h Biogas dan Pengolahan Pupuk Organik i Pengolahan hasil Peternakan Susu pasteurisasi, Yoghurt, Kefir j Pengolahan Hasil Pertanian Nata de coco, aloe veralidah buaya, dll k Perbengkelan Keterampilan besi dan kayu l Agrowisata Rohani a. Padi sawah b. Hamparan sawah dan tanaman palawija c. Kebun jagung d. Tumpang sari jagung dengan ubi jalar g. Kebun kacang panjang h. Tumpangsari Jagung dng pepaya i. Kebun pepaya monolkur j. Pembibitan sengon Gambar 17. Berbagai komoditi di Kawasan Perencanaan Gunung Leutik, Kabupaten Bogor. Perlakuan pasca panen yang sudah dilakukan pada hasil-hasil pertanian di kampung Gunung Leutik, Lebak Tengah ataupun Desa Benteng adalah pembersihan hasil pertanian dari pengotor dan pengemasan awal. Pengemasan produk masih produk massal belum dipisahkan menurut ukuran atau kualitasnya. Hal ini terjadi karena penjualan produk dilakukan secara langsung di lapang ke pedagang atau dibawa langsung ke pasar terdekat pasar Ciampea atau pasar induk Kemang. Pasca Panen lanjut seperti pengkelasan grading belum sepenuhnya dilakukan. Industri hilir berbahan baku singkong telah mulai dikembangkan oleh kelompok wanita tani yaitu pembuatan keripik singkong. Ketersediaan bahan baku singkong cukup berlimpah di Gunung Leutik sehingga pengembangan industri hilir berbahan baku singkong masih memungkinkan untuk dikembangkan. Infrastruktur pertanian yang sudah ada di desa Gunung Leutik adalah saluran irigasi. Dengan ketersedian pasokan air dari irigasi petani dapat menerapkan pola tanamn padi-padi-palawija, atau padi-palawija-padi. Namun demikian kapasitas irigasi masih terbatas, terutama pada musim kemarau, sehinga tidak semua sawah dapat ditanami padi. Sarana jalan umum pada sebagian wilayah desa sudah tersedia. Dari jalan poros Bogor-Ciampea, wilayah Gunung Letik dapat dicapai melalui jalan desa dari Desa Cibanteng, kemudian dari jalan desa ini terdapat jalan beton menuju kampung gunung Leutik. Namun demikian jalan desa dalam kondisi rusak pada banayk bagian jalan. Sedang jalan beton, tidak lebar sehingga kendaraan mobil sulit menyalip. Infrastruktur lainnya yang tersedia seperti gudang sebagi tempat pengumpulanpenyimpanan hasil panen, mesin penggilingan padi, sedang mesin untuk pengolah lanjut dari hasil-hasil pertanian lainnya yang belum ada.

4.3.2 View