Konsep Sirkulasi Wisata Konsep Perencanaan

4.9.3 Konsep Sirkulasi Wisata

Manusia dapat bergerak dari suatu tempat ke tempat yang lain karena adanya dorongan serta keinginan untuk mengetahui sesuatu ataupula ada sesuatu yang dirasakan membosankantidak menyenangkan sehingga mengarahkan perhatiannya untuk mememperoleh sesuatu yang dinginkannya. Oleh karena itu perencanaan kawasan wisata didasarkan pada konsep ruang dan sirkulasi serta tapak yang ideal dapat memberikan kenyamanan dan kesenangan bagi pengunjung untuk merasakan sesuatu yang ingin diperolehnnya. Untuk maksud tersebut maka suatu kawasan wisata pertanian berkelanjutan perlu mempertimbangkan : a Jarak atau rute yang praktis dimana semua objek dan elemen sepanjang rute terfasilitasi dan tergambarkan. Ruang sebagai tempat pergerakan manusia hendaknya menunjukkan keharmonisan dan terintegrasi antara satu dengan yang lainnya. b Kondisi Lingkungan merupakan objek dalam pergerakan harus sesuai dengan persepsi pengunjung. c Rangkaian unsur-unsur dalam ruang harus tertata dengan baik dan dalam suatu rangkaian yang dapat diintepretasikan oleh pengunjung. Konsep Sirkulasi yang dilengkapi dengan Touring Plan akan dikembangkan di Pesantren Darul Fallah terdiri atas : 1. Sirkulasi Primer merupakan sirkulasi utama yang menghubungkan ruang-ruang pada ruang utama. 2. Sirkulasi Sekunder merupakan sirkulasi dalam ruang yang menghubungkan obyek-obyek wisata. Sirkulasi ini berupa boardwalk. 3. Jalur interpretasi merupakan jalur yang menghubungkan antara sirkulasi primer, sekunder, dan tersier. Jalur ini juga merupakan suatu jalur yang menginterpretasikan seluruh kawasan wisata pertanian berkelanjutan. Konsep pengembangan sirkulasi ini digunakan sebagai dasar penyebaran aktivitas pada masing-masing zona perencanaan. Konsep pengembangan sirkulasi ini menjelaskan terbentuknya suatu sistem sirkulasi yang terpadu. Keberadaan sirkulasi utama kawasan berupa jalan primer dipadukan dengan jalan sekunder berupa sirkulasi wisata berpotensi sebagai jalur interpretasi wisata yang juga berfungsi sebagai touring system. Untuk meningkatkan kenyaman beraktivitas dilakukan perbaikan sirkulasi wisata dan pergerakan pengunjung. Dalam rangka menjaga dan mempertahankan daya dukung lingkungan maka dikembangkan suatu sistem transportasi lokal yang juga berfungsi sebagai daya tarik. Pengembangan sirkulasi dan pergerakan pengunjung dilakukan juga melalui aktivitas berkeliling kampung yang juga berfungsi sebagai interpretasi kampung, area pesantren dan kawasan pertanian. Sirkulasi yang dikembangkan berdasarkan pada kondisi eksisting. Untuk sirkulasi primer merupakan jenis jalan utama dengan material aspal, lebar jalan utama tersebut adalah 5 meter. Jalan sekunder adalah jalan beton dan tanah dengan lebar 3 meter dan 2,5 meter. Sirkulasi interpretasi adalah jalan setapak dengan lebar 1-2 meter dan broadwalk yang terbuat dari kayu dengan lebar 0,5 – 1 meter. Pengembangan sirkulasi tersaji pada Gambar 25-26, sedangkan jaringan sirkulasi kawasan tersaji pada Gambar 27. Gambar 25. Konsep Sirkulasi Primer Kawasan Agrowisata Gnung Leutik Gambar 26. Konsep Sirkulasi Sekunder Kawasan Agrowisata Gnung Leutik 1 M 81 Gambar 27. Konsep Sirkulasi

4.9.4 Konsep Objek Wisata Pertanian