Hasil Uji Asumsi KESIMPULAN

64

B. Hasil Uji Asumsi

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana. Sebelum melakukan analisis tersebut maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi penelitian yang bertujuan untuk melihat bagaimana distribusi data penelitian. Uji asumsi dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji linieritas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk membuktikan bahwa data terdistribusi secara normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode statistik P-Plot. Data dikatakan terdistribusi normal apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau histogramnya. Hasil uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada grafik berikut. Gambar 2 Grafik Uji Normalitas Data Universitas Sumatera Utara 65 Berdasarkan chart gambar grafik P-Plot terlihat titik-titik mengikuti dan mendekatigaris diagonalnya sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Uji Linearitas Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah korelasi antara variabel dependen dan variabel independen membentuk garis linear atau tidak. Uji linearitas dalam penelitian ini menggunakan metode statistik Uji F. Data penelitian dikatakan berkorelasi linear apabila signifikansi atau nilai p untuk linearity 0,05 dan signifikansi atau nilai p untuk deviation from linearity 0,05. Hasil uji linearitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.23 Hasil Uji Linearitas F Linearity Keterangan 4.791 0.029 Linear Berdasarkan tabel 13, diperoleh nilai F = 4.791 dan nilai ρ sebesar 0.029, nilai ini kurang dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel kecerdasan emosional konsumen memiliki hubungan yang linear dengan variabel intensi membeli produk online. Universitas Sumatera Utara 66

C. Hasil Utama Penelitian Analisa Data Inferensial

Sesuai dengan yang telah dijelaskan pada bab I, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara dua variabel, yaitu variabel kecerdasan emosional konsumen dan intensi membeli pada produk online . Hipotesa yang ada dalam penelitian ini adalah ada pemgaruh antara kecerdasan emosional konsumen terhadap intensi membeli produk online .Oleh sebab itu, pengujian hubungan antara kedua variabel dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier sederhana dengan bantuan program SPSS versi 17 for windows.

1. Statistik Deskriptif

Tabel 4.24Statistik Deskriptif Variabel Mean Kecerdasan Emosional Konsumen 40,39 Intensi Membeli 43,97 Statistik deskriptif berisi informasi mengenai besarnya rata- rata prediksi variabel kecerdasan emosional konsumen dan intensi membeli. Besarnya rata-rata prediksi kecerdasan emosional konsumen adalah 40, 39 dan intensi membeli adalah 95,18.

2. Koefisien Determinasi

Tabel 4.25 Hasil Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Square 1 .117 a .014 .011 Universitas Sumatera Utara 67 Koefisien determinasi berfungsi untuk mengetahui besarnya variabilitas variabel intensi membeli yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel kecerdasan emosional konsumen. Koefisien determinasi juga digunakan uuntuk menghitung besarnya peranan atau pengaruh variabel kecerdasan emosional konsumen terhadap intensi membeli. Berdasarkan tabel diatas, nilai R Square R 2 adalah sebesar 0,14 atau sama dengan 14. Hal ini berarti bahwa variabel kecerdasan emosional konsumen memberikan pengaruh sebesar 14 terhadap intensi membeli. Sedangkan sisanya 86 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kemudian persamaan regresi kedua variabel di dapat berdasarkan tabel 16 Tabel 16. Tabel Model Parameter T Sig. Constant 11.208 .000 KES 2.191 .029 Dari hasil tabel 16 diperoleh nilai t = 2.191 yang signifikan pada p 0,05 yaitu p = 0,029 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional konsumen merupakan prediktor terhadap intensi membeli produk online atau dengan kata lain kecerdasan emosional konsumen mempengaruhi intensi membeli produk onlinesecara signifikan. Dengan demikian, maka hipotesis nol Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh kecerdasan emosional konsumen terhadap intensi membeliprodukonlinepada Universitas Sumatera Utara 68 masyarakat kota Medan ditolak sehingga hipotesis penelitian Ha yang menyatakan ada pengaruh kecerdasan emosional konsumen terhadap intensi membeliprodukonline pada masyarakat kota Medan diterima. Tabel 4.26 Hasil Uji Analisis varians ANOVA Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 100.791 1 100.791 4.916 .027 a Residual 7114.848 348 20.504 Total 7215.639 349 Uji Analisis Varians ANOVA berfungsi untuk mengetahui apakah model regresi dalam penelitian ini layak dipercaya dan diterima. Ketentuan angka probabilitas yang baik untuk digunakan sebagai model regresi ialah 0,05. Berdasarkan tabel diatas, uji ANOVA menghasilkan angka F sebesar 4,916 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,027. Karena angka probabilitas 0,027 0,05, maka model regresi ini sudah layak untuk digunakan dalam memprediksi intensi membeli produk online.

4. Koefisien Regresi

Tabel 4. 27 Hasil Koefisien Regresi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 33.746 3.010 11.210 .000 IV .151 .068 .118 2.217 .027 Universitas Sumatera Utara 69 Persamaan garis regresi linear sederhana adalah Y = a + bX dengan Y melambangkan intensi membeli, X melambangkan kecerdasan emosional konsumen, a merupakan harga konstan ketika X = 0, dan b merupakan koefisien regresi yang menunjukkan peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Berdasarkan tabel di atas, makapersamaan garis regresi yang dihasilkan adalah Y = 33,805 + 0,151X. Artinya setiap penambahan satu satuan skor variabel kecerdasan emosional konsumen X, maka intensi membeli produk onlineY akan bertambah sebesar 0.151, dengan kata lain semakin tinggi kecerdasan emosional konsumen seseorang maka semakin tinggi pula tingkat intensi membeli produk online tersebut.

II. PEMBAHASAN

Dari deskripsi subjek penelitian telah didapat bahwa subjek penelitian berjumlah 349 orang yang terdiri dari 89 laki-laki dan 245 wanita. Kemudian, subjek merupakan masyarakat kota Medan yang akan membeli produk online yang hampir rata-rata berusia dimulai dari 17-25 tahun. Pembatasan Usia ini dukung oleh Hsiao, Lin, Wang, dan Hueiju, 2010, yang menyatakan bahwa hampir secara keseluruhan besar remaja hingga dewasa awal merupakan orang-orang yang sering melakukan pembelian online sehingga tak jarang dari mereka termasuk katagori impulsif dalam pembelian. Selain itu, peneliti juga menambahkan sumber pendapatan agar peneliti dapat mengetahui apakah faktor ini juga termasuk sebagai salah satu Universitas Sumatera Utara 70 faktor yang mempengaruhi dalam penelitian ini. Hasilnya pada sumber pendapatan baik dari sumber orang tua ataupun penghasilan pribadi tidak ada yang berbeda pada tingkat intensi membeli yaitu berada pada tingkat yang cukup tinggi niat untuk melakukan pembelian online. Selanjutnya hasil analisa data yang telah dijelaskan adalah pengaruh kecerdasan emosional konsumen terhadap intensi membeli produk online. Adanya pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0.029 0.05 sehingga menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga penelitian ini menyatakan adanya pengaruh kecerdasan emosional konsumen terhadap intensi membeli produk online pada masyarakat kota Medan. Kecerdasan Emosional Konsumen mempengaruhi sebesar 14 . Artinya kecerdasan emosional konsumen memberikan sumbangan efektif sebesar 14 dalam meningkatkan intensi membeli produk online pada masyarakat kota Medan sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Pengaruh sebesar 14 yang diberikan merupakan sumbangan yang tidak terlalu cukup besar dalam meningkatkan intensi membeli produk online. Hal ini dikarenakan masih terdapat faktor-faktor lain dalam penelitian ini baik berasal dari individu ataupun diluar dari individu itu sendiri. Faktor lain tersebut adalah persepsi, kepercayaan, sikap dan nilai-nilai yang dimiliki individu tersebut Fatiany, Abdul dan Kassim 2014. Sementara faktor lain diluar individu seperti produk yang ditawarkan, budaya, pendapatan dan Universitas Sumatera Utara 71 jumlah pendapatan juga mempengaruhi intensi seseorang dalam melakukan pembelian online McCall, Opengart, dan King, 2015 Kemudian, kecerdasan emosional konsumen mampu mempengaruhi sebesar 14 terhadap intensi membeli produk onlinedikarenakan kecerdasan emosional merupakan salah satu prediktor yang berperan dalam meningkatkan intensi membeli dalam pembelian produk online meskipun tidak memiliki andil pengaruh yang cukup besar. Hal ini didukung oleh pernyataan Fatiany, Abdul dan Kassim 2014 yang menjelaskan kecerdasan emosional konsumen memiliki peran yang cukup besar dalam pembelian secara online. Namun, ada prediktor yang paling utama selain kecerdasan emosional konsumen yaitu “perceived trust” atau kepercayaan dalam meningkatkan intensi membeli produk online. Seorang konsumen dengan kecerdasan emosional yang tinggi maka akan menghasilkan suatu keputusan pembelian yang baik dan mengurangi penyesalan setelah pembelian. Dengan kata lain orang tersebut mampu mengatur dorongan-dorongan emosional yang muncul saat akan melakukan pembelian online sehingga orang tersebut akan merasa nyaman dan yakin akan barang yang di online sesuai dengan barang yang dibutuhkan sehingga keputusan yang diambil tepat. Namun sebaliknya jika kecerdasan emosional seorang konsumen dikatakan rendah, maka orang tersebut akan sulit mengatur dorongan-dorongan emosi yang muncul saat akan melakukan pembelian online sehingga keputusan yang diambil sering tidak tepat sehingga sebagian dari mereka sering mengalami penyesalan setelah Universitas Sumatera Utara 72 pembelian karena mungkin saja saat membeli orang tersebut hanya berfokus pada kemasan yang menarik daripada fokus membeli apa yang dibutuhkan. Hal ini didukung oleh Kidwell, Hardesty dan Childers 1998 yang menyatakan jika seorang konsumen memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan memiliki alasan dan mampu menyelesaikan masalah dalam proses keputusan pembelian yang dilakukannya sehingga keputusan yang dibuat lebih berkualitas. Terdapat beberapa alasan mengapa kecerdasan emosional konsumen dapat mempengaruhi intensi membeli produk online. Pertama, kecerdasan emosional konsumen mempengaruhi intensi membeli produk onlinemelalui proses interaksi yang di akses secara mudah dan tidak harus bertemu langsung ditempat. Respon ini akan memunculkan penilaian yang berbeda pada tiap-tiap individu yang disebut dengan persepsi. Jika seseorang mendapatkan respon yang negatif ketika berinteraksi dengan penjual atau saat sedang menjelajah produk-produk di online dosen maka ia akan memiliki persepsi yang negatif dengan niat untuk membeli produk online tersebut. Sebaliknya, jika seseorang mendapatkan respon positif ketika berinteraksi dengan penjual, saat sedang menjelajah produk-produk dorongan emosional yang muncul mampu dikelola dengan baik maka ia akan memiliki persepsi yang positif terhadap intensi membelinya. Hal ini didukung oleh pernyataan Kidwell, Hardesty dan Childers 2008 yang menyatakan bahwa kecerdasan emosional pada konsumen memiliki kemampuan yang akurat dalam mempersepsi sehingga sangat signifikan Universitas Sumatera Utara 73 mempengaruhi bagaimana konsumen deal dengan lingkungannya dan respon konsumen kepada konflik dari pilihan-pilihan alternatif yang muncul. Kedua, menurut Cohen dan Areni 1998, kecerdasan emosional seorang konsumen dapat membantu pengelolaan informasi emotional lainnya seperti persepsi mengenai citra toko, kemasan yang ditampilkan, jumlah barang yang sudah laku. Dengan kecerdasan emosional konsumen yang baik, maka individu akan lebih mempertimbangkan dan lebih mencari produk yang dibutuhkan saja tanpa terpengaruh oleh iklan. Hal ini didukung oleh pernyataan Mano dan Oliver 1993 dengan melihat iklan sementara dalam keadaan emosi yang positif dapat menginduksi perasaan positif yang lebih kuat terhadap suatu produk sehingga kecenderungan untuk membeli produk tersebut muncul. Dengan demikian, individu dapat memilih produk yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan saja sehingga keputusan lebih berkualitas. Tingkat intensi membeli produkonline dan kecerdasan emosional konsumen dapat dilihat melalui perbandingan mean hipotetik dan mean empirik. Perbandingan mean hipotetik dan mean empirik menunjukkan bahwa konsumen masyarakat kota Medan memiliki kecerdasan emosional yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat melalui skor mean empirik yang lebih besar daripada mean hipotetik 43.9 40. Kecerdasan emosional yang cukup baik pada masyarakat kota Medan harusnya memiliki mampu mengelola dorongan informasi emosional yang muncul saat akan melakukan Universitas Sumatera Utara 74 pembelian sejumlah produk di online. Hal ini didukung oleh pernyataan oleh Opengart dan McCall 2013 yang menyatakan bahwa kecerdasan emosional yang baik akan meningkatkan kualitas keputusan pembelian menjadi lebih baik. Untuk variabel intensi membeli produk online, perbandingan mean hipotetik dan mean empirik menunjukkan bahwa secara keseluruhan, subjek penelitian memiliki keterlibatan di atas rata-rata 40.3 37.5. Hal tersebut didapatkan melalui perbandingan dimana mean empirik lebih besar dari mean hipotetik. Dan pada hasil kategorisasi variabel intensi membeli produk online ditemukan bahwa subjek dengan kategori tinggi sebanyak 330 orang, artinya sebanyak 95.5 masyarakat memiliki intensi yang tinggi untuk membeli produk online sehingga masyarakat semakin yakin dengan keputusannya saat akan melakukan pembelian produk-produk di online. Sementara intensi membeli produk online dalam katagori rendahsebanyak 19 4.5, artinya sebagian lainnya masyarakat memiliki intensi membeli produk online dalam tingkat yang rendah sehingga sebagian dari mereka merasa masih ragu-ragu dalam melakukan pembelian online dan lebih memilih berbelanja langsung. Berdasarkan data di atas, dapat kita simpulkan bahwa masyarakat kota Medan memiliki kecerdasan emosional yang cukup baik dan kemampuan mengelola dorongan emosional yang muncul saat berbelanja produk online masuk dalam kategori sedang. Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan teori Paula dan Krisnakumar 2010, yang menyatakan bahwa Universitas Sumatera Utara 75 seorang konsumen dengan kecerdasan emosional yang baik akan memiliki kemampuan mengelola informasi emosional seperti perasaan senang, sedih dan sebagainya yang ditampilkan suatu produk. Selain itu jika hasilnya masuk dalam katagori sedang, hal ini dikarenakan adanya faktor lain yang mempengaruhi seorang konsumen seperti penilaian pribadi, self-esteem, nilai yang dianut serta kepercayaan tertentu tersebut terlepas dari kemasan produk, brand produk ataupun kualitas layanan yang baik. Berdasarkan persamaan regresi didapat bahwa setiap penambahan skor kecerdasan emosional konsumen maka intemsi membeli produk online mengalami penambahan sebesar adalah 33,805 + 0,150X. Dengan kata lain semakin baik kecerdasan emosional seseorang konsumen maka semakin tinggi pula intensi membeli produk online. Hal ini berarti bahwa semakin baik seseorang dalam pengelolaan informasi emosional yang muncul maka kecenderungan untuk membeli produk online juga ikut meningkat. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Fatiany, Abdul dan Kassim 2014 bahwa munculnya intensi membeli dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti yakni kecerdasan emosional konsumen dan juga pendapat dari Kidwell, Hardesty dan Childers2008bahwa kecerdasan emosional yang baik akan mampu menyelesaikan konflik-konflik yang muncul saat akan memutuskan suatu pembelian yang secara tidak langsung dapat mepengaruhi intensi seseorang dalam membeli suatu produk. Universitas Sumatera Utara 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN