Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP

commit to user 8 Saylor, Alexander dan Lewis 1981 : merumuskan kurikulum sebagai suatu rencana yang memberikan serangkaian kesempatan belajar bagi anak. Olivia 1982 : kurikulum adalah suatu rencana atau program untuk semua pengalaman yang dihadapi anak dibawah pengarahan sekolah. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah semua kegiatan yang diberikan kepada siswa atau “semua pengalaman anak yang menjadi tanggung jawab sekolah”. Untuk menentukan apa yang akan diajarkan kepada anak-anak di kelas tertentu diperlukan kurikulum. Kurikulum yang sebenarnya adalah usaha yang nyata yang dilakukan oleh guru terutama di dalam kelas untuk mempengaruhi anak ke arah terwujudnya tujuan pendidikan. Kurikulum yang sesungguhnya adalah interaksi antara siswa dan guru serta lingkungannya di bawah bimbingan guru.

2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP di susun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Masnur muslich :2007:01. Pembelajaran berbasis KTSP dapat didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan KTSP dalam suatu aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu, sehingga hasil interaksi dengan lingkungan. Implementasi KTSP juga dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum operasional dalam bentuk pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas, dapat dikemukakan bahwa pembelajaran dan penilian adalah operasional konsep KTSP yang masih bersifat potensial tertulis menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran berbasis KTSP adalah hasil terjemahan guru terhadap KTSP. E. Mulyasa 2007:246 berpendapat bahwa pembelajaran berbasis KTSP sedikitnya dipengaruhi oleh tiga faktor berikut: commit to user 9 1 Karakteristik KTSP, yang mencakup ruang lingkup KTSP dan kejelasannya bagi pengguna dilapangan. 2 Strategi Pembelajaran, yaitu strategi yang digunakan dalam pembelajaran, seperti diskusi, pengamatan dan tanya jawab, serta kegiatan lain yang dapat mendorong pembentukan kompetensi peserta didik. 3 Karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap guru terhadap KTSP, serta kemampunnya untuk merealisasikan kurikulum curriculum planning dalam pembelajaran. E. Mulyasa 2007:247 berpendapat bahwa Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sedikitnya harus memperhatikan tujuh prinsip sebagai berikut : 1 Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan. 2 Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: a belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, b belajar untuk memahami dan menghayati, c belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, d belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan e belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang efektif, aktif, kreatif, dan menyenangkan. 3 Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindivuduan, kesosialan, dan moral. 4 Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing nagarsa sung tuladan. 5 Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. 6 Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial, dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal. 7 kurikulum yang menyangkut seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam commit to user 10 keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan. Ketujuh prinsip diatas harus diperhatikan oleh para pelaksana kurikulum guru, dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, baik menyangkut perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi. Dalam penyusunannya, KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi. Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Peraturan Menteri pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, dan berpedoman pada panduan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP. KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 KBK adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan sekolah yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan SKL, dan standar isi. SKL adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.. Departemen pendidikan Nasional mengharapkan paling lambat tahun 20092010, semua sekolah telah melaksanakan KTSP. Terkait dengan penyusunan KTSP, Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP telah membuat panduan penyusunan KTSP. Panduan ini diharapkan menjadi acuan bagi satuan pendidikan SDMISDLB, SMPMTSSMPLB, SMAMASMALB, dan SMKMAK dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan. Penyusunan KTSP yang dipercayakan pada setiap tingkat satuan pendidikan hampir senada dengan prinsip implementasi KBK Kurikulum Berbasis Kompetensi yang disebut Pengelolaa Kurikulum Berbasis Sekolah KBS. Prinsip ini diimplementasikan untuk memberdayakan daerah dan sekolah commit to user 11 dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengelola serta menilai pembelajaran sesuai dengan kondisi aspirasi mereka. Prinsip pengelolaan KBS mengacu pada “ kesatuan dalam kebijaksanaan dan keberagaman dalam pelaksanaan”. Yang dimaksud dengan “kesatuan dalam kebijaksanaan” ditandai dengan sekolah- sekolah menggunakan perangkat dokumen KBK yang sama dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan “ keberagaman dalam pelaksanaan “ ditandai dengan keberagaman silabus yang akan dikembangkan oleh sekolah masing-masing sesuai dengan karakteristik sekolahnya. Dengan adanya pengelolaan KBS, banyak pihak instansi yang akan berperan dan bertanggung jawab dalam melaksanakannya, yaitu sekolah, kepala sekolah, guru dinas pendidikan kabupaten atau kota, dinas pendidikan provinsi dan depdiknas. Pada KTSP, kewenangan tingkat satuan pendidikan sekolah untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum lebih diperbesar. Kurikulum yang semula dipandang sejumlah mata pelajaran kemudian beralih makna menjadi semua kegiatan dan semua pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa dibawah tanggung jawab sekolah untuk tujuan pendidikan. Kurikulum sebagai salah satu substansi pendidikan perlu didesentralisasikan terutama dalam pengembangan silabus dan pelaksanaanya yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, atau daerah. Dengan demikian, sekolah atau daerah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan dan menentukan materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Untuk itu, banyak hal yang perlu dipersiapkan oleh daerah karena sebagian besar kebijakan yang berkaitan dengan implementasi Standar Nasional Pendidikan dilaksanakan oleh sekolah atau daerah. Sekolah harus menyususun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP atau silabusnya dengan cara melakukan penjabaran dan penyesuaian Standar Isi dan Standar Kompentensi Lulusan yang diterapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006. Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan : 1 Kurikulum dan silabus SDMISDLBPaket A, atau bentuk lain yang sederajat menekan kan pentingnya kemampuan dan kegemaran commit to user 12 membaca dan menulis, kecakapan berhitung serta kemampuan berkomunikasi Pasal 6 Ayat 6 . 2 Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat sayuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan di bawah supervise Sinas Pendidikan KabupatenKota yang bertanggung jawab terhadap pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, serta Departemen yang menangani urusan pemerintah di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK Pasal 17 Ayat 2 . 3 Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar, Pasal 20. Berdasarkan ketentuan diatas, daerah atau sekolah memiliki ruang gerak yang seluas-luasnya untuk melakukan modifikasi dan mengembangkan variasi- variasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan keadaan, potensi, dan kebutuhan daerah, serta kondisi siswa. Untuk keperluan diatas, perlu adanya panduan pengembangan silabus untuk setiap mata pelajaran, agar daerah atau sekolah tidak mengalami kesulitan.

3. Kurikulum Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMA

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEDEKATAN BERMAIN SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS X 7 SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 4 73

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JANGKIT MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS X-7 SMA NEGERI 1 PEMATANGSIANTAR TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 26

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SUMBEREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 0 15

Penerapan Pendekatan Bermain Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya Menyamping Pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017.

1 1 20

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JANGKIT MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN TEKNIK PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 0 35

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH SISWA KELAS V MI KRANDON LOR 01

0 0 155

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI

0 0 16

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 20172018

0 0 20

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT PADA SISWA KELAS IV SD N PAJANG IV TAHUN AJARAN 20162017

0 0 17

Penerapan Pendekatan Bermain Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Gerak Dasar Lompat Jauh Pada Siswa Kelas V SD Negeri Karangasem IV Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017 - UNS Institutional Repository

0 0 11