commit to user 37
Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada berbagai macam dorongan diantaranya: untuk bergerak, mendapatkan pengakuan, bekerja sama,
bertualang dan lain-lain.
d. Pendekatan Bermain
Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk permainan. Menurut Wahjoedi 1999: 121 bahwa, ”pendekatan
bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi permainan”. Sedangkan Yoyo Bahagia, Ucup Yusuf dan Adang Suherman 1999:
35 berpendapat, ”strategi pembelajaran permainan berbeda dengan strategi
pembelajaran skill, namun bisa dipastikan bahwa keduanya harus melibatkan modifikasi atau pengembamgan agar sesuai dengan prinsip DAP
developmentally Appropiate Pactice
dan
body scalling
ukuran fisik termasuk kemampuan fisik”. Berdasarkan pendapat dari tiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa,
pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk permainan. Dalam pelaksanaan pembelajaran bermain menerapkan suatu
teknik cabang olahraga ke dalam bentuk permainan. Melalui permainan, diharapkan akan meningkatkan motivasi dan minat siswa untuk belajar menjadi
lebih tinggi, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Pendekatan
bermain merupakan
bentuk pembelajaran
yang mengaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan. Tidak menutup kemungkinan
teknik yang buruk atau rendah mengakibatkan permainan kurang menarik. Untuk itu seorang guru harus mampu mengatasinya. Rusli Lutan dan Adang Suherman
2000: 35-36 menyatakan, manakala guru menyadari bahwa rendahnya kualitas permainan disebabkan oleh rendahnya kemampuan skill, maka guru mempunyai
beberapa pilihan sebagai berikut: 1
Guru dapat terus melanjutkan aktivitas permainan untuk beberapa lama sehingga siswa menangkap gagasan umum permainan yang
dilakukannya. 2
Guru dapat kembali pada tahapan belajar yang lebih rendah dan membiarkan siswa berlatih mengkombinasikan keterampilan tanpa
tekanan untuk menguasai strategi.
commit to user 38
3 Guru dapat merubah keterampilan pada level yang lebih simpel dan
lebih dikuasai sehingga siswa dapat konsentrasi belajar strategi bermain.
Petunjuk seperti di atas harus dipahami dan dimengerti oleh seorang guru. Jika dalam pelaksanaan permainan kurang menarik karena teknik yang
masih rendah, maka seorang guru harus dengan segera mampu mengatasinya. Selama pembelajaran berlangsung seorang guru harus mencermati kegiatan
pembelajaran sebaik mungkin. Kesalahan-kesalahan yang dibiarkan selama pembelajaran berlangsung akan mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak
tercapai.
B. Kerangka Berfikir
Pendekatan pembelajaran merupakan suatu cara yang diterapkan seorang guru untuk memberikan materi pelajaran dengan cara-cara tertentu yang efektif
agar materi pelajaran dapat diterima atau dikuasai dengan baik oleh siswa. Banyak pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa, diantaranya dengan pendekatan bermain. Pendekatan bermain dapat diterapkan dalam semua cabang olahraga termasuk lompat jangkit.
Pembelajaran lompat jangkit dengan pendekatan bermain merupakan cara belajar, dimana tugas ajar yang diberikan disajikan dalam bentuk permainan.
Dalam hal ini teknik-teknik lompat jangkit dipelajari melalui bentuk permainan. Permainan lompat jangkit telah dikonsep oleh guru. Konsep permainan lompat
jangkit dapat menggunakan alat atau tanpa alat yang mengarah pada pola gerakan lompat jangkit.
Maksud dan tujuan pembelajaran lompat jangkit dengan pendekatan bermain adalah untuk memenuhi hasrat gerak anak, dapat menimbulkan rasa
senang dan gembira, meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Disamping itu juga, melalui permainan siswa dituntut memiliki
inisiatif dan kreatifitas, sehingga hal ini akan merangsang kemampuan berfikir dan memecahkan masalah yang terjadi dalam permainan. Kemampuan siswa
untuk memahami konsep permainan, dapat meningkatkan penguasaan teknik