Literasi Informasi dalam Pencapaian Hasil Pembelajaran Mahasiswa Magister

14 informasi akan mendukung kemampuan literasi informasi. 3. Menyimpan dan Menemukan Kembali Informasi Manusia harus dapat selalu menghargai betapa pentingnya menyimpan informasi dan menemukannya kembali ketika diperlukan. Seseorang yang melek informasi dalam hal ini juga adalah orang yang dapat menggunakan berbagai macam media untuk membawa informasi dengan memberikan pengaruh yang baik, sehingga mereka dapat menemukan kembali dan memperbaharui ketika dibutuhkan 4. Pemanfaatan Informasi secara Efektif dan sesuai Etika Penggunaan inforamsi secara efektif meliputi kemampuan berfikir secara kritis dan dapat memecahkan masalah. Tujuan dari literasi informasi adalah untuk memungkinkan seseorang untuk menciptakan dan menggunakan pengetahuan sehingga pada akhirnya kembali dapat mewujudkan information literacy itu sendiri. Komponen literasi informasi yang telah dijelaskan di atas merupakan bentuk-bentuk literasi yang mendukung tercapainya tujuan dari literasi informasi itu sendiri. Komponen tersebut sangat dibutuhkan dan akhirnya akan saling mendukung untuk tercapainya literasi informasi.

2.5 Literasi Informasi dalam Pencapaian Hasil Pembelajaran Mahasiswa Magister

Literasi informasi information literacy telah menjadi fokus perhatian utama dunia pendidikan. Menurut Proboyekti 2008, Bagi kita yang terlibat dalam proses belajar mengajar, sering mendapati mahasiswa kesulitan dalam: 1. Memahami tugas yang diberikan sehingga apa yang dikerjakan tidak sesuai dengan tugas yang diberikan. 2. Menemukan ide untuk makalah ilmiah dalam topik tertentu 3. Mendapatkan sumber informasi yang kurang bervariasi dan cenderung menggunakan sumber atau format yang sama. 4. Menentukan pustaka yang tepat, sehingga enggan membaca karena berpikir bahwa buku-buku yang dipilih sebagai sumber informasi harus dibaca habis. 5. Mengutip sebuah sumber yang memiliki hak cipta secara langsung maupun dengan tidak langsung untuk menghindari plagiarisme. 6. Membuat kalimat yang beralur dari paragraf ke paragraf. 7. Mempresentasikan karya monoton, kurang informatif dan kurang tepat untuk audiens yang dituju. 8. Mempelajari hal baru dengan cara yang aktif dan kreatif. Akses terhadap sumber daya informasi elektronik saat ini sudah menjadi Universitas Sumatera Utara 15 keharusan mengingat volume informasi dalam format elektronik yang tersedia saat ini diperkirakan jauh melebihi informasi yang tersedia dalam format tercetak. Akibatnya, proses pembelajaran harus memanfaatkan informasi dalam format elektronik. Teknologi informasi membuat informasi menjadi begitu mudah diakses dan digunakan, tetapi kecepatan dan kemudahan memperoleh informasi hanya akan diperoleh jika pencari informasi memiliki kompetensi dalam literasi informasi. Penguasaan kompetensi literasi informasi tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa yang masih mengikuti perkuliahan tetapi juga bermanfaat di dunia kerja. Pentingnya penguasaan kompetensi literasi informasi disadari oleh sebagian besar pengelola pendidikan tinggi, akan tetapi masih banyak juga yang belum menyadarinya. Penguasaan literasi informasi menjadi kompetensi yang sangat penting dimiliki baik mahasiswa maupun dosen. Perguruan tingggi yang telah menerapkan kurikulum berbasis kompetensi haruslah tanggap dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya, sehingga wajib untuk membekali dosen dan mahasiswanya dengan kompetensi literasi informasi. Penguasaan literasi informasi tidak hanya bertujuan untuk menjadikan mahasiswa sebagai individu yang information literate, yang mampu menyelesaikan tugas-tugas akademisnya dengan baik, tetapi juga untuk membekali mereka dengan pemahaman yang mendalam tentang literasi informasi karena merekalah nantinya yang akan menularkan dan mengajarkan kompetensi ini ke lingkungan kerjanya. Berdasarkan KKNI 2015 seorang mahasiswa Program Magister harus memiliki capaian yaitu: 1. Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni di dalam Universitas Sumatera Utara 16 bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya inovatif dan teruji. 2. Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter atau multidisipliner. 3. Mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi masyarkat dan keilmuan, serta mampu mendapat pengakuan nasional atau internasional. 4. Mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif melalui penelitian ilmiah, penciptaan desain atau karya seni dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan bidang keahliannya, menyusun konsepsi ilmiah dan hasil kajian berdasarkan kaidah, tata cara, dan etika ilmiah dalam bentuk tesis atau bentuk lain yang setara dan diunggah dalam laman perguruan tinggi, serta makalah yang diterbitkan di jurnal ilmiah terakreditasi atau diterima di jurnal internasional. 5. Mampu melakukan validasi akademik atau kajian sesuai bidang keahliannya dalam menyelesaikan masalah di masyarakat atau industri yang relevan melalui pengembangan pengetahuan dan keahiannya; 6. Mampu menyusun ide, hasil pemikiran dan argument saintifik secara bertanggung jawab dan berdasarkan etika akademik, serta menkomunikasikan melalui media kepada masyarakat akademik secara luas. 7. Mampu mengidentifikasi bidang keilmuan yang menjadi obyek 8. penelitiannya dan memosisikan kedalam suatu peta penelitian yang dikembangkan melalui pendekatan inter atau multi disipliner. 9. Mampu mengambil keputusan dalam konteks menyelesaikan masalah pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora berdasarkan kajian ,analisis atau eksperimental terhadap informasi dan data 10. Mampu mengelola, mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan kolega, sejawat di dalam lembaga dan komunitas penelitian yang lebih luas. 11. Mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri. 12. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data hasil penelitian dalam rangka menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi Seorang mahasiswa magister harus menjadi information literate, sehingga mampu mencapai kemampuan berdasarkan capaian yang telah ditetapkan KKNI. Ketersediaan sumber daya informasi merupakan faktor penting dalam dunia perguruan tinggi. Pernyataan klasik menyatakan bahwa perpustakaan sebagai pusat tersedianya berbagai sumber daya informasi disebut sebagai jantungnya perguruan tinggi. Akan tetapi bila kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya Universitas Sumatera Utara 17 tersebut tidak dimiliki maka sumber daya tersebut akan menjadi sesuatu yang tidak berdaya. Untuk itulah literasi informasi menjadi sesuatu yang sangat urgen. Urgensi literasi informasi tidak hanya untuk mahasiswa melainkan untuk seluruh sivitas akademika termasuk dosen dan staf. Menurut Supriyanto 2015, literasi informasi pada dunia perguruan tinggi dianggap sebagai serangkaian keterampilan yang bersifat generik dan dapat diterapkan di segala bidang ilmu. Pustakawan dan penyelenggara pendidikan memberikan program-program dasar bagi para mahasiswa baru dengan harapan mereka akan dapat mengembangkan diri lebih lanjut di sepanjang masa belajar mereka. Program-program literasi informasi di perguruan tinggi pada umumnya berdasarkan pandangan untuk keterampilan mencari, menemukan, dan menggunakan informasi. Keterampilan seperti itu disebut keterampilan teknis. Dari sudut pandang pendidikan, pada umumnya program literasi informasi memakai prinsip-prinsip yang menekankan pada perubahan keadaan mental dan pikiran. Munculnya beragam pilihan informasi yang tersedia baik itu tercetak, elektronik maupun yang bersifat numerikal membuat literasi informasi menjadi semakin penting di era informasi seperti sekarang ini. Permasalahan yang terjadi bukanlah tidak tersedianya informasi yang cukup, tetapi karena begitu banyaknya informasi yang tesedia dalam berbagai format sehingga menimbulkan pertanyaan tentang keaslian, kesahihan, dan kebenarannya. Masalah lain yang muncul dalam berinteraksi dengan informasi adalah waktu yang tidak pernah cukup dan sulit mengetahui informasi apa saja yang tersedia. Masalah utama dalam informasi yaitu bagaimana memiliki waktu yang cukup untuk mengaksesnya dan bagaimana Universitas Sumatera Utara 18 mengetahui informasi apa yang tersedia saat ini.

2.6 Standar Literasi Informasi Model 8 Ws