60 5.
Kemampuan menyatukan dan mengolah informasi sebesar 51 dari total responden dan dapat dikategorikan baik. Dimana sebagian besar
responden 56 memiliki kemampuan meninjau sumber informasi, hampir setengah responden 46 memiliki kemampuan mengolah
informasi dan setengah responden 50 memiliki kemampuan mengolah sumber informasi.
6. Kemampuan menciptakan pengetahuaninformasi sebesar 45 dari
total responden dapat dikategorikan baik. Dimana sebagian besar responden 61 memiliki kemampuan memilih pengetahuaninformasi
yang baik, sebagian besar responden 54 memiliki kemampuan menghasilkan tulisankarya ilmiah dan sebagian kecil responden 21
memiliki kemampuan menentukan kegunaan sumber informasi. 7.
Kemampuan mengaplikasikan dan mengkomunikasikan informasi sebesar 36 dari total responden dan dapat dikategorikan buruk.
Dimana sebagian kecil responden 24 memiliki kemampuan menentukan kegiatan mengkomunikasikan informasi, hampir setengah
responden 38
memiliki kemampuan
menentukan konsep
penggunaan informasi dan hampir setengah responden 45 memiliki kemampuan mengkomunikasikan informasi.
8. Kemampuan menilai dan mengevaluasi hasil sebesar 33 dari total
responden dan dapat dikategorikan buruk. Dimana hampir setengah responden 46 memiliki kemampuan menilai karakteristik informasi,
hampir setengah responden 31 memiliki kemampuan menilai hasil informasi dan hampir setengah responden memiliki kemampuan
menilai sumber informasi
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, penulis mengajukan saran kepada beberapa pihak yang dianggap memiliki hubungan dengan penelitian
ini, sebagai berikut: 1.
Diharapkan kepada mahasiswa yang menjadi objek penelitian yaitu mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara,
Fakultas Hukum USU, memiliki keinginan besar mengeksplorasi lagi
Universitas Sumatera Utara
61 keahliannya dalam literasi informasi demi memberikan manfaat
kepada banyak pihak, menciptakan karya yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan dan menghasilkan karya ilmiah
yang berkualitas. 2.
Diharapkan kepada pihak institusi dalam hal ini Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara, Fakultas Hukum
USU, memberikan dukungan kepada mahasiswa untuk meningkatkan kualitas khususnya pada bidang literasi informasi, baik dengan
evaluasi metode
pengajaran dan
menjadi fasilitator
dalam mengembangkan karya mahasiswa.
3. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tolak ukur terhadap literasi
informasi yang dimiliki mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara, Fakultas Hukum USU yang pada akhirnya dapat
menghasilkan lulusan dengan sumber daya manusia yang berkualitas, menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas dan bermanfaat untuk
penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Literasi Informasi
Literasi informasi merupakan sebuah konsep yang sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia terlebih dalam bidang akademisi
khususnya mahasiswa. Seorang mahasiswa diharapkan mampu mencari, menemukan, dan menggunakan informasi sesuai dengan kebutuhan setiap
individu tersebut. Literasi informasi merupakan seperangkat kemampuan yang menuntun
individu untuk mengenali kapan informasi dibutuhkan dan memiliki kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan secara efektif informasi
yang dibutuhkan. Melek informasi juga semakin penting dalam perkembangan dan perubahan teknologi yang cepat dan berkembangnya sumber informasi yang
ada. Kompleksitas yang semakin meningkat membuat individu dihadapkan dengan beragam, pilihan informasi berlimpah dalam studi akademis, pekerjaan ,
dan dalam kehidupan pribadi. Informasi yang tersedia melalui perpustakaan, sumber daya masyarakat, media tercetak dan internet digunakan tanpa seleksi
yang memunculkan pertanyaan tentang keaslian, validitas, dan reliabilitas. Istilah literasi informasi pertama kali diperkenalkan oleh Paul Zurkowski
pada tahun 1974. Zurkowski berpendapat bahwa orang yang terlatih untuk menggunakan sumber-sumber informasi dalam menyelesaikan tugas mereka
disebut orang yang melek informasi information literate. American Library Association
ALA menyatakan bahwa: “untuk menjadi orang yang melek
informasi, seseorang harus mampu mengetahui kapan informasi itu dibutuhkan
Universitas Sumatera Utara
7
dan memiliki kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif”. Literasi informasi dapat diartikan
sebagai kemampuan dalam menemukan dan menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
ACRL2000 mendefenisikan literasi informasi sebagai satu set kemampuan yang dimiliki individu untuk mengetahui kapan informasi dibutuhkan
dan memiliki kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi dan menggunakan secara efektif informasi yang dibutuhkan.
University of Maryland University College UMUC menyatakan bahwa kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi individu yang melek informasi
information literate, meliputi: 1.
Menggunakan informasi dan sumber daya perpustakaan baik didalam perpustakaan maupun melalui sarana elektronik secara efektif dan
efisien. 2.
Memilih sumberdaya terbaik untuk digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan informasi, tidak hanya sumber daya yang paling mudah atau
familiar. 3.
Menerapkan evaluasi kritis dan sintesis rangkuman sumber daya yang dipilih.
4. Mengutip sumber-sumber secara tepat dan akurat.
Menurut Verzosa yang dikutip oleh Apriyanti 2010, literasi informasi dapat berarti kemampuan untuk mengakses dan mengevaluasi informasi secara
efektif untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan. Seorang yang memiliki literasi informasi adalah orang yang tahu bagaimana belajar untuk
belajarlearning how to learn karena mereka tahu bagaimana informasi itu dikelola, cara menemukannya, dan menggunakan informasi sesuai dengan etika
yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
8
Dalam pertemuan Alexandria Proclamation yang diedit oleh Garner 2006:3 dinyatakan bahwa literasi merupakan dasar bagi manusia di era digital.
Dalam laporan tersebut dikatakan bahwa literasi informasi adalah: 1.
Kemampuan dasar dalam menentukan kebutuhan informasi, menempatkan, mengevaluasi, membuat dan menerapkan informasi
dalam konteks budaya dan sosial. 2.
Sebagai kunci pedoman seseorang dalam mengakses informasi secara efektif serta penggunaan dan pembuatan konten dalam mendukung
pembangunan ekonomi, pendidikan, kesehatan, pelayanan manusia dan aspek lainnya.
3. Kemampuan dasar dalam mempelajari teknologi informasi.
Kemampuan ini merupakan kemampuan yang sangat penting karena dengan memahami teknologi informasi maka akan semakin mudah
seseorang memenuhi kebutuhan informasinya.
Dari beberapa pendapat diatas terdapat persamaan bahwa literasi informasi merupakan hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh seorang individu baik
dalam dunia akademisi, dunia pekerjaan maupun penelitian. Literasi informasi mencakup kemampuan seorang individu dalam mengenali kebutuhan informasi,
mengidentifikasi kebutuhan informasi, mencari informasi yang dibutuhkan, menemukan informasi, mengevaluasi informasi yang telah ditemukan,
mengorganisasikan informasi dan menggunakan informasi tersebut secara akurat dan efektif.
2.2 Manfaat Literasi Informasi