Motivasi .1 Pengertian Motivasi Koefisien b

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian Motivasi Menurut Hasibuan 2005 : 92 motivasi adalah mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilan untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Sutrisno 2009:109 mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. Dalam pemberian motivasi tidak terlepas dari kemampuan pimpinan untuk dapat memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan para karyawannya yang kelak akan menentukan efektivitas seorang pimpinan. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara pimpinanan dapat memotivasi karyawannya dalam hal pelaksanaan kegiatan.

2.1.2 Teori Motivasi

Menurut Sutrisno 2009:121 teori motivasi dapat di kategorikan menjadi 2 kelompok yaitu, 1 teori kepuasan content theory, 2 teori proses proces theory. 1 Teori Kepuasan content theory, yaitu teori ini mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkan bertindak dan berprilaku dengan cara tertentu. Teori ini memusatkan Universitas Sumatera Utara 11 perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilakunya. Teori ini mencoba menjawab pertanyaan kebutuhan apa yang memuaskan dan mendorong semangat bekerja sesorang. Ada beberapa teori motivasi yang berusaha memberikan penjelasan tentang hubungan antara perilaku dan hasilnya, yaitu 1. Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow Inti dari Teori Maslow adalah bahwa kebutuhan itu tersusun dalam bentuk hierarki. Tingkat kebutuhan yang paling rendah adalah kebutuhan fisiologik dan tingkat yang tertinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri self actualization needs. Karena menyangkut kebutuhan manusia, maka teori ini digunakan untuk menunjukkan kebutuhan seseorang yang harus dipenuhi agar dia termotivasi untuk bekerja. a. Kebutuhan fisiologik fisik merupakan kebutuhan akan makan, minum, mendapat tempat tinggal, istirahattidur dan seks. Kebutuhan inilah yang merupakan kebutuhan utama yang wajib dipenuhi pertama-tama oleh tiap individu. b. Kebutuhan akan keamanan atau perlindungan. Tiap individu mendambakan keamanan bagi dirinya termasuk keluarganya. c. Kebutuhan akan kebersamaan kebutuhan sosial. Tiap manusia senantiasa merasa perlu pergaulan dengan sesama manusia lain. Selama manusia di dunia ini tak mungkin lepas dari bantuan orang lain. Universitas Sumatera Utara 12 d. Kebutuhan akan penghormatan dan penghargaan kebutuhan harga diri. Sejelek-jelek kelakuan manusia, tetap mendambakan penghormatan dan penghargaan. e. Kebutuhan akan realisasi diri, yaitu kebutuhan untuk memenuhi diri sendiri dengan penggunaan kemampuan maksimum, melalui keterampilan dan potensi yang ada serta senantiasa percaya kepada diri sendiri. 2. Teori 2 faktor Hezberg Menurut teori ini, ada dua faktor yang mempengaruhi seseorang dalam tugas atau pekerjaannya, yakni: a. Factor-faktor penyebab kepuasan atau faktor motivasional. Faktor penyebab kepuasan ini menyangkut kebutuhan psikologis seseorang, yang meliputi serangkaian kebutuhan instrinsik b. Faktor-faktor penyebab ketidakpuasan atau faktor hygiene. Faktor-faktor ini menyangkut kebutuhan akan pemeliharaan atau maintenance factor yang merupakan hakikat manusia yang ingin memperoleh kesehatan badaniah. Oleh karena itu untuk meningkatkan motivasi, maka manajer harus : 1. Menghilangkan ketidakpuasan. 2. Memberikan peluang untuk pencapaian prestasi, peningkatan dan tanggung jawab. Universitas Sumatera Utara 13 3. Teori McClelland Teori Kebutuhan Berprestasi Model McClelland sangat menekankan perhatian terhadap prestasi Achievement. Ada 3 kebutuhan yang penting yaitu : a. Need For Achievement merupakan kebutuhan untuk mencapai sukses, yang diukur berdasarkan standar kesempurnaan dalam diri seseorang, Artinya adalah adanya keinginan untuk mencapai tujuan lebih baik dari sebelumnya pencapain prestasi. Orang yang dalam hatinya ada perasaan menggebu-gebu untuk meraih prestasi terbaik, akan sangat bergairah dan termotivasi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Sebaliknya, orang yang tidak ada niat untuk meraih prestasi, akan ketinggalan jauh dibandingkan dengan orang yang termotivasi. Secara rinci pencerminan motif berprestasi dalam dunia kerja antara lain: 1. Berani mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatan- perbuatannya 2. Selalu mencari umpan balik terhadap keputusan atau tindakan- tindakannya yang berkaitan dengan ugasnya. 3. Selalu beruaha melaksanakan pekerjaannya atau tugasnya dengan cara-cara baru atau kreatif dan inovatif. 4. Senantiasa tidak atau belum puas terhadap setiap pencapaian kerja atau tugas, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara 14 b. Need For Affiliation Artinya adalah kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. Hal ini dapat tercermin dalam perilaku sebaga berikut : 1. Senang menjalin “pertemanan” atau persahabatan dengan orang lain terutama peer group-nya. 2. Dalam melakukaan pekerjaan atau tugas lebih mementingkan team work daripada kerja sendiri. 3. Dalam melakukaan pekerjaan atau tugas lebih mersa efektif bekerja sama dengan orang lain daripada sendiri. 4. Setiap mengambil keputusan berkaitan dengan tugas cinderung suka meminta persetujuan atau kesepakatan orang lain atau kawan sekerjanya. b. Need For Power Kebutuhan untuk menguasai dan memengaruhi terhadap orang lain. Kebutuhan ini berusaha mengarahkan perilaku seseorang untuk mencapai kepuaasan melalui tujuan tertentu, yakni kekuasaan mengantrol atau menguasai orang lain. Pencerminan perilaku ini yaitu: 1. Selalu ingin mendominasi pembicaraan-pembicaraan dalam pergaulan dengan orang lain terutama dalam kelompok, 2. Aktif dalam menetukan atau pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan kelomok atau pekerjaan. Universitas Sumatera Utara 15 3. Senang membantu atau memberikan pendapat kepada pihak lain, meskipun tidak diminta. 4. Tipe organisasi 2 Teori Proses proces theory, teori motivasi proses ini pada dasarnya berusaha untuk menjawab pertanyaan “bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara dan menghentikan perilaku individu”, agar setiap individu bekerja giat sesuai dengan keinginan manajer. Teori motivasi proses ini, di kenal atas: a. Teori Harapan Expectancy Theory, yaitu dikemukakan oleh Victor H. Vroom dalam Hasibuan 2005:116 yang mengatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari hubungan timbal-balik antara apa ang ia inginkan dan dibutuhkan dari hasil pekerjaan itu. b. Teori Keadilan Equity Theory, Ego manusia selalu mendambakan keadilan dalam pemberian hadiah maupun hukuman terhadap setiap perilaku yang relatif sama. Bagaimana perilaku bawahan dinilai oleh atasan akan mempengaruhi semangat kerja mereka. Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang, jadi atasan harus bertindak adil terhadap semua bawahannya. c. Teori Pengukuhan Reinforcement Theory, Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan pemberian kompensasi. Misalnya promosi tergantung dari prestasi yang selalu dapat Universitas Sumatera Utara 16 dipertahankan. Bonus kelompok tergantung pada tingkat produksi kelompok itu. 2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Faktor-faktor motivasi dua faktor Herzberg dalam Notoatmodjo 2009, yang disebut faktor intrinsik meliputi : 1 Tanggung jawab Responsibility. Setiap orang ingin diikutsertakan dan ingin diakui sebagai orang yang berpotensi, dan pengakuan ini akan menimbulkan rasa percaya diri dan siap memikul tanggung jawab yang lebih besar. 2 Prestasi yang diraih Achievement Setiap orang menginginkan keberhasilan dalam setiap kegiatan. Pencapaian prestasi dalam melakukan suatu pekerjaan akan menggerakkan yang bersangkutan untuk melakukan tugas-tugas berikutnya. 3 Pengakuan orang lain Recognition Pengakuan terhadap prestasi merupakan alat motivasi yang cukup ampuh, bahkan bisa melebihi kepuasan yang bersumber dari kompensasi. 4 Pekerjaan itu sendiri The work it self Pekerjaan itu sendiri merupakan faktor motivasi bagi pegawai untuk berforma tinggi. Pekerjaan atau tugas yang memberikan perasaan telah mencapai sesuatu, tugas itu cukup menarik, tugas yang memberikan tantangan bagi pegawai, merupakan faktor motivasi, karena keberadaannya sangat menentukan bagi motivasi untuk berforma tinggi. Universitas Sumatera Utara 17 5 Kemungkinan Pengembangan The possibility of growth Karyawan hendaknya diberi kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya misalnya melalui pelatihan-pelatihan, kursus dan juga melanjutkan jenjang pendidikannya. Hal ini memberikan kesempatan kepada karyawan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan rencana karirnya yang akan mendorongnya lebih giat dalam bekerja. 6 Kemajuan Advancement Peluang untuk maju merupakan pengembangan potensi diri seorang pagawai dalam melakukan pekerjaan, karena setiap pegawai menginginkan adanya promosi kejenjang yang lebih tinggi, mendapatkan peluang untuk meningkatkan pengalaman dalam bekerja. Peluang bagi pengembangan potensi diri akan menjadi motivasi yang kuat bagi pegawai untuk bekerja lebih baik. Sedangkan yang berhubungan dengan faktor ketidak puasan dalam bekerja menurut Herzberg dalam Notoatmodjo 2009, dihubungkan oleh faktor ekstrinsik antara lain : 1. Gaji Tidak ada satu organisasipun yang dapat memberikan kekuatan baru kepada tenaga kerjanya atau meningkatkan produktivitas, jika tidak memiliki sistem kompensasi yang realitis dan gaji bila digunakan dengan benar akan memotivasi pegawai. Universitas Sumatera Utara 18 2. Keamanan dan keselamatan kerja. Kebutuhan akan keamanan dapat diperoleh melalui kelangsungan kerja. 3. Kondisi kerja Dengan kondisi kerja yang nyaman, aman dan tenang serta didukung oleh peralatan yang memadai, karyawan akan merasa betah dan produktif dalam bekerja sehari-hari. 4. Hubungan kerja Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik, haruslah didukung oleh suasana atau hubungan kerja yang harmonis antara sesama pegawai maupun atasan dan bawahan. 5. Prosedur perusahaan. Keadilan dan kebijakasanaan dalam mengahadapi pekerja, serta pemberian evaluasi dan informasi secara tepat kepada pekerja juga merupakan pengaruh terhadap motivasi pekerja. 6. Status Merupakan posisi atau peringkat yang ditentukan secara sosial yang diberikan kepada kelompok atau anggota kelompok dari orang lain Status pekerja memengaruhi motivasinya dalam bekerja. Status pekerja yang diperoleh dari pekerjaannya antara lain ditunjukkan oleh klasifikasi jabatan, hak-hak istimewa yang diberikan serta peralatan dan lokasi kerja yang dapat menunjukkan statusnya. Universitas Sumatera Utara 19 2.2 Disiplin Kerja 2.2.1 Pengertian Disiplin Kerja