Unsur-unsur Pembentuk Budaya Organisasi Proses Pembentukan Budaya Organisasi

1. Motivasi berdasar atas imbalan materi saja semakin tidak memadai. Kebutuhan pribadi yang bersifat materi semakin menurun, sedangkan kebutuhan yang bersifat rohani semakin meningkat. 2. Sifat-sifat pekerjaan menjadi kurang fisikal, dalam arti kurang menyadarkan pada kekuatan fisik semata-mata, melainkan lebih banyak bersifat kognitif, karena karyawan dituntut untuk lebih berfikir kreatif, belajar, dan turut ambil bagian. 3. Pada masa sekarang karyawan mempunyai banyak pilihan yang lebih luas daripada sebelumnya. Ia dapat pindah, berlatif, dan berorganisasi. 4. Jumlah manajer akan menurun drastis. Pekerja-pekerja yang berpengetahuan membutuhkan hanya sedikit pengawas apabila mereka dilatih sepenuhnya, dilibatkan, ditugasi, dan diberi imbalan yang layak. 5. Persaingan dunia tidak saja dalam bidang teknologi, tetapi juga dalam bidang kemampuan manajemen. Kita sedang ditantang, bukan karena negara lain sedang mengembangkan teknologinya, tetapi Karena mereka menantang kita dalam ketrampilan manajemen. Sutrisno, 2010 : 10.

J. Pembentukan Budaya Organisasi

1. Unsur-unsur Pembentuk Budaya Organisasi

Ada beberapa unsur yang berpengaruh terhadap pembentukan budaya organisasi, yaitu : a. Lingkungan Usaha Lingkungan usaha merupakan unsur yang menentukan terhadap apa yang harus dilakukan perusahaan agar bisa berhasil. Lingkungan usaha yang berpengaruh antara lain meliputi produk yang dihasilkan, pesaing, pelanggan, teknologi, pemasok, kebijakan pemerintah, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara b. Nilai-Nilai Nilai-nilai adalah keyakinan dasar yang dianut oleh sebuah organisasi. Nilai- nilai inti yang dianut bersama oleh anggota organisasi antara lain dapat berupa slogan atau moto yang dapat berfungsi sebagai : 1 Jati diri. 2 Harapan konsumen. c. Pahlawan Pahlawan adalah tokoh yang dipandang berhasil mewujudkan nilai-nilai budaya dalam perusahaan dalam dunia nyata.Pahlawan bisa berasal dari perusahaan, para manajer, kelompok organisasi atau perorangan yang berhasil menciptakan nilai-nilai organisasi. d. Ritual Ritual merupakan tempat dimana perusahaan secara simbolis menghormati pahlawan-pahlawannya.Karyawan yang berhasil memajukan perusahaan diberikan penghargaan yang dilaksanakan secara ritual setiap tahunnya. e. Jaringan Budaya Jaringan budaya adalah jaringan komunikasi informal yang pada dasarnya merupakan saluran komunikasi primer.Fungsi menyalurkan informasi dan member interpretasi terhadap informasi.Melalui jaringan informal, kehebatan perusahaan deceritakan dari waktu ke waktu. Tika, 2005 : 16.

2. Proses Pembentukan Budaya Organisasi

Terbentukanya suatu budaya organisasi dapat dianalisis dari tiga teori sebagai berikut. a. Teori Sociodynamic Teori ini menitikberatkan pengamatan secara detail mengenai kelompok pelatihan, kelompok terapi, dan kelompok kerja yang mempunyai proses interpersonal dan emosional guna membantu menjelaskan apa yang dimaksud Universitas Sumatera Utara dengan shareterhadap pandangan yang sama dari suatu masalah dan mengembangkannya. b. Teori Kepemimpinan Teori ini menekankan hubungan antara pemimpin dengan kelompok efek personalitas dan gaya kepemimpinan terhadap formasi kelompok yang sangat relevan dengan pengertian bagaimana budaya terbentuk. c. Teori pembelajaran Teori ini memberikan bagaimana kelompok mempelajari kognitif, perasaan dan penilaian.Secara struktural, ada dua tipe pembelajaran, yaitu : 1 Situasi penyelesaian masalah secara positif; 2 Situasi menghindari kegelisahan. Sobirin, 2007 : 220. K. Level Budaya Organisasi Schein membagi level budaya organisasi menjadi tiga bagian sebagai berikut. 1. Artifak dan kreasi Artifak mencakup semua fenomena yang bisa dilihat, didengar dan dirasakan.Pada tingkat ini, konstruksinya dilakukan secara lingkungan fisik dan sosial.Pada tingkat ini orang bisa melihat ruang fisik, produk teknologi kelompok, bahan tertulis maupun tidak tertulis, produksi seni dan perilaku nyata para anggota organisasi. Termasuk dalam hal pakaian,penampilan emosiaonal, mitos dan sejarah organisasi, nilai-nilai yang muncul dalam komunikasi seperti ritual, seremonial dan sebagainya. 2. Nilai-Nilai Nilai-nilai adalah solusi yang muncul dari seseorang pemimpin dalam organisasi dengan maksud memecahkan masalah-masalah rutin dalam organisasi tersebut. Jika suatu kelompok ingin menciptakan atau dihadapkan pada tugas- tugas organisasi, ,asalah-masalah atau isu-isu penting organisasi, maka solusi Universitas Sumatera Utara yang pertama muncul, datangnya dari individu-individu yang berpengaruh dalam kelompok tersebut. 3. Asumsi Dasar Dalam asumsi dasar terdapat petunjuk-petunjuk yang harus dipatuhi anggota organisasi menyangkut perilaku nyata, termasuk menjelaskan kepada anggota kelompok bagaimana merasakan, memikirkan segala sesuatu.Dalam hal ini yang termasuk asumsi dasar adalah hubungan dengan lingkungan, hakikat mengenai kenyataan, waktu dan ruang, hakikat mengenai sifat manusia, hakikat aktivitas manusia, dan hakikat hubungan manusia. Simbolisasi merupakan proses yang menghasilkan realitas, bentuk simbolis adalah organ realitas. Realitas merupakan tindakan dari imajinasi yang dijalani sebagai cara dan efek yang membawa sesuatu yang gambling bagi kehidupan. Kemudian Schein juga menambahkan perspektif disamping bartifak, nilai dan asumsi. Perspektif yang dimaksud sebagai norma sosial dan peraturan baik tertulis atau tidak tertulis yang mengatur bagaimana para anggota organisasi harus berperilaku dalam situasi-situasi khusus. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa level budaya organisasi terdiri dari lima dimensi, yaitu : a. Artifak; b. Nilai-nilai; c. Asumsi; d. Simbol; e. Perspektif. Tika, 2005 : 22 Universitas Sumatera Utara

L. Ciri-ciri Organisasi KuatLemah