Organisasi Pengertian Budaya dan Organisasi

b. Kepercayaan; c. Seni; d. Moral; e. Hokum; f. Adat istiadat; g. Perilakukebiasaan norma masyarakat; h. Asumsi-asumsi dasar; i. Sistem nilai; j. Pembelajaranpewarisan; k. Masalah adaptasi serta cara mengatasinya.

2. Organisasi

Secara harfiah, kata organisasi berasal dari bahasa Yunani “organon” yang berarti alat atau instrument. Arti kata ini menyiratkan bahwa organisasi adalah alat bantu manusia. Jadi, ketika seseorang mendirikan sebuah organisasi, tujuan akhirnya bukan organisasi itu sendiri melainkan agar ia dan semua orang yang terlibat didalamnya dapat mencapai tujuan lain lebih mudah dan lebih efektif. Itulah sebabnya organisasi sering didefenisikan sebagai sekelompok manusia group of people .Defenisi ini menunjukkan adanya dua esensi dasar dari sebuah organisasi yakni sekelompok manusia dan tujuan bersama yang hendak dicapai. Selain defenisi diatas, masih ada beberapa unsure penting yang seharusnya menjadi bagian dari esensi dasar organisasi tetapi belum terungkap dalam defenisi di atas. Defenisi yang lebih komprehensif misalnya diberikan oleh Robbins 2008 sebagai berikut : “Organisasi adalah unit sosial yang sengaja didirikan untuk jangka waktu yang relative lama, beranggotakan dua orang atau lebih yang bekerja bersama-sama dan terkoordinasi, mempunyai pola kerja tertentu yang terstruktur, dan didirikan untuk mencapai tujuan bersama atau satu set tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”. Universitas Sumatera Utara Istilah teridentifikasikan itulah yang bisa disebut sebagai identitas diri organisasi.Batas-batas inilah yang membedakan satu organisasi dengan organisasi lainnya.Yang harus dipahami bersama adalah bahwa yang dimaksud dengan batas- batas organisasi bukanlah batas geografis. Memang bagi sebuah organisasi yang dinamakan negara, membedakan satu negara denga negara lain biasa menggunakan batas geografis, tetapi bagi jenis organisasi yang lain seperti perusahaan misalnya, batas geografis bukanlah cara yang tepat untuk membedakan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Jika perusahaan tersebut adalah perusahaan multinasional yang berlokasi di beberapa negara atau perusahaan domestic yang berlokasi dibeberapa wilayah maka batasan organisasi biasanya tidak dikaitkan denga wilayah geografis tetapi dengan batasan lain yang lebih abstrak tetapi bisa menggambarkan identitas organisasi tersebut. Batasan tersebut diantaranya yang paling popular adalah budaya organisasi atau budaya perusahaan. Karakteristik Organisasi Berdasarkan defenisi organisasi seperti yang telah disebutkan di atas, organisasi pada dasarnya mempunyai lima karakteristik utama yakni : a. Unitentitas sosial Organisasi adalah rekayasa sosial hasil karya cipta manusia man-made yang bersifat tidak kasat mata dan abstrak sehingga organisasi sering disebuat sebagai artificial being. Karena sifatnya tersebut, organisasi dengan demikian lebih merupakan realitas sosial ketimbang realitas fisik.Meski bukan sebagai realitas fisik, bukan berarti bahwa organisasi tidak membutuhkan fasilitas fisik. Fasilitas fisik seperti gedung, peralatan kantor maupun mesin-mesin masih tetap dibutuhkan meski tidak harus dimiliki karena dengan fasilitas fisik inilah sebuah organisasi bisa melakukan kegiatannya. Di samping itu dari fasilitas fisik inilah orang luar mudah mengenali adanya entitas sosial. Universitas Sumatera Utara b. Beranggotakan minimal dua orang Sebagai hasil karya cipta manusia, organisasi bisa didirikan oleh seseorang yang mempunyai kemampuan, pengetahuan dan sarana lainnya. Kadang-kadang juga didirikan oleh dua orang atau lebih yang sepakat dan mempunyai ide yang sama untuk mendirikan organisasi. Siapapun yang mendirikan atau berapapun banyaknya pendiri sebuah organisasi, yang pasti manusia dianggap sebagai unsure utama dari organisasi.Sebab tanpa keterlibatan unsure manusia sebuah entitas sosial tidak bisa dikatakan sebagai sebuah organisasi.Bahkan secara ekstrim bisa dikatakan bahwa tidak ada satupun organisasi yang tidak melibatkan manusia dalam kegiatannya.Keterlibatan manusia dalam sebuah organisasi denga demikian merupakan suatu keharusan. Istilah populernya adalah organization is by people for people . Organisasi didirikan oleh manusia untuk kepentingan manusia. c. Berpola kerja yang terstruktur Defenisi organisasi seperti disebutkan di atas menunjukkan bahwa untuk dikatakan sebagai organisasi, sebuah unit social harus beranggotakan minimal dua orang dimana keduanya bekerja secara terkoordinasi dan mempunyai pola kerja yang terstruktur.Penjelasan ini menegaskan bahwa berkumpulnya dua orang atau lebih belum dikatakan sebagai organisasi manakala berkumpulnya dua orang atau lebih tersebut tidak terkoordinasi dan tidak mempunyai pola kerja yang terstruktur.Tanpa koordinasi dan pola kerja terstruktur, kumpulan dua orang atau lebih hanyalah sekedar kumpulan orang bukan organisasi. Sebagai contoh, ketika terjadi kebakaran disebuah kampung, secara suka-rela tetangga sekitar umumnya keluar rumah untuk secara bersama-sama membantu memadamkan kebakaran tersebut. Ada di antara mereka yang mengambil air, menyelamatkan barang-barang dari amukan api, menolong orang yang terjebak didalam rumah atau bahkan ada orang yang hanya keluar rumah untuk menyaksikan kejadian dan mungkin ada wartawan yang meliput kejadian tersebut. Berkumpulnya beberapa orang tetangga dalam kaitannya dengan upaya mereka untuk memadamkan api, belum cukup untuk mengatakan bahwa kegiatan tersebut adalah Universitas Sumatera Utara organisasipaling tidak karena mereka sekedar bekerja bersama-sama bukan bekerja sama dengan pola yang terstruktur. d. Mempunyai tujuan Organisasi didirikan bukan untuk siapa-siapa dan bukan tanpa tujuan.Manusia adalah pihak yang paling berkepentingan terhadap didirikannya sebuah organisasi.Organisasi didirikan karena manusia sebagai makhluk sosial, sukar untuk mencapai tujuan individualnya jika segala sesuatunya harus dikerjakan sendiri. Kalau dengan bekerja sendiri tujuan individual tersebut bisa dicapai, tetapi akan lebih efisien dan efektif jika cara pencapaiannya dilakukan dengan sebuah organisasi adalah agar sekelompok manusia yang bekerja dalam satu ikatan kerja bisa lebih mudah mencapai tujuannya dibandingkan dengan mereka yang harus bekerja sendiri- sendiri. e. Mempunyai identitas diri Identitas diri sebuah organisasi secara formal misalnya bisa diketahui melalui akte pendirian organisasi tersebut yang menjelaskan siapa yang menjadi bagian dari organisasi dan siapa yang bukan, kegiatan apa yang dilakukan, bagaimana organisasi tersebut diatur atau siapa yang mengaturnya. Berdasarkan defenisi organisasi di atas, dapat diketahui bahwa hal-hal yang tercakup dalam organisasi terdiri dari : a. Kumpulan dua orang atau lebih; b. Kerja sama; c. Sistem koordinasi kegiatan; d. Tujuan bersama; e. Pembagian tugas dan tanggung jawab personil. Sobirin, 2007 :7 Dimensi Organisasi Secara umum karakter sebuah organisasi dapat dipahami melalui dimensi- dimensi organisasi yang dibedakan ke dalam dua tipe yaitu “Dimensi Struktural” dan “Dimensi Kontekstual”.Dimensi struktural adalah karakter organisasi yang bersumber Universitas Sumatera Utara pada sisi internal, seperti tingkat formalitas organisasi, standardisasi pekerjaan, kompleksitas organisasi, hirarki organisasi dan sebagainya. Sementara dimensi kontekstual adalah karakteristik organisasi secara menyeluruh yang ditentukan oleh ukuran besarkecilnya organisasi, teknologi yang digunakan, lingkungan organisasi, tujuan dan budayanya. Dimensi structural terbagi atas delapan, yaitu : a. Formalisasi Organisasi. Dimensi ini berkaitan dengan seberapa banyak sebuah organisasi membuat dan mendokumentasikan aturan. Misalnya : deskripsi kerja, prosedur kerja, dan aturan tertulis lainnya. b. Spesialisasi. Dimensi ini sering disebut sebagai division of labor atau pembagian kerja. Organisasi dengan tingkat spesialisasi yang tinggi member arti bahwa karyawan hanya mengerjakan tugas yang sangat spesifik. c. Standardisasi kerja. Suatu ukuran kerja atau cara kerja tertentu yang harus dipatuhi oleh karyawan dalam melakukan kegiatan-kegiatan kerja khususnya untuk kegiatan-kegiatan yang sejenis. d. Hirarki organisasi. Dalam struktur organisasi dijelaskan siapa yang menjadi atasan dan siapa yang menjadi bawahan, kepada siapa seorang bawahan harus bertanggung jawab dan melaporkan pekerjaannya, dan seberapa luas masing- masing manajer memiliki kewenangan untuk mengawasi bawahannya span of control . e. Kompleksitas Hirarki. Dimensi ini menunjukkan jumlah aktivitas atau subsistem yang ada dalam organisasi. f. Sentralisasi. Jika semua keputusan berada pada pimpinan puncak, maka bisa dikatakan bahwa organisasi ini adalah organisasi yang tersentralisir. Sebaliknya, jika pengambilan keputusan didelegasikan kepada bawahan maka organisasi ini disebut sebagai organisasi yang terdesentralisasi. g. Profesionalisme. Adalah tingkat pendidikan formal dan latihan khusus yang harus dimiliki karyawan untuk suatu posisi tertentu. Universitas Sumatera Utara h. Rasio Personel. Merujuk pada penempatan karyawan pada berbagai fungsi organisasi dan berbagai departemen dalam lingkungan organisasi. Misalnya : rasio karyawan administrasi, rasio karyawan untuk pekerjaan-pekerjaan klerikal, rasio staf professional dan lain sebagainya. Kedua dimensi ini jika dipahami secara baik dapat bermanfaat untuk memahami organisasi secara keseluruhan dan bisa menjadi dasar untuk menilai keberhasilan organisasi.Berikut kita lihat Tabel 3.1.untuk melihat lebih jelas perbedaan kedua dimensi ini. Tabel 3.1. Dimensi Struktural dan Kontekstual Organisasi No. Dimensi Struktural Dimensi Kontekstual 1. Formalitas organisasi Ukuran organisasi 2. Spesialisasi Teknologi yang berguna 3. Standarisasi Lingkungan organisasi 4. Hirarki otoritas Tujuan organisasi 5. Kompleksitas Budaya organisasi 6. Sentralisasi - 7. Profesionalisme - 8. Rasio karyawan anggota organisasi - Sumber : Robbins, 2002

C. Pengertian Budaya Organisasi