Elemen Budaya Organisasi PEMBAHASAN

yang tidak dapat diterima, nilai-nilai dominan yang dihargai diatas yang lainnya, asumsi dasar dan kepercayaan yang dianut bersama oleh anggota organisasi, peraturan mau yang harus dipelajari jika orang ingin dapat sejalan dan diterima sebagai anggota organisasi, dan filsafat yang mengarahkan organisasi dalam berhubungan dengan karyawan dan kliennya. Pendapat lain dikemukakan Susanto 2007 : 139 yang menyatakan bahwa : budaya organisasi adalah sebagai nilai-nilai yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integritas ke dalam perusahaan sehingga masing-masing anggota perusahaan harus memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka harus bertindak dan berperilaku. Menurut McKenna dan Beech 2000 : 18 budaya perusahaan merupakan nilai, kepercayaan, sikap dan perilaku yang dipegang anggota dalam suatu organisasi. Denagn kata lain, budaya organisasi adalah norma-norma dan kebiasaan yang diterima sebagai suatu kebenaran oleh semua orang dalam organisasi. Budaya organisasi menjadi acuan bersama diantara manusia dalam melakukan interaksi dan organisasi. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, budaya organisasi dapat dikatakan aturan main yang ada didalam perusahaan yang akan menjadi pegangan dari sumber daya manusia dalam menjalankan kewajibannya dan nilai-nilai untuk berperilaku dalam organisasi. Nilai-nilai tersebut tercermin dalam berperilaku dan sikap mereka sehari-hari selama mereka berada dalam organisasi tersebut dan sewaktu mewakili organisasi berhadapan dengan pihak luar.

D. Elemen Budaya Organisasi

Menurut McKenna dan Beech 2000 : 15 terdapat tiga elemen budaya organisasi, yaitu : 1. Artifak artifact adalah budaya organisasi tingkat pertama, yaitu hal-hal yang dilihat, didengar dan dirasa ketika seseorang berhubungan dengan suatu Universitas Sumatera Utara kelompok baru. Artifak bersifat kasat mata visible, misalnya lingkungan fisik organisasi, cara berperilaku, cara berpakaian, dan lain-lain. Karena antara organisasi yang satu dengan yang lainnya artifaknya berbeda-beda, maka anggota baru dalam suatu organisasi perlu belajar dan memberikan perhatian terhadap budaya organisasi tersebut. 2. Nilai espoused values merupakan alasan yang diberikan oleh sebuah organisasi untuk mendukung caranya melakukan sesuatu. Ini adalah budaya organisasi tingkat kedua yang mempunyai tingkat kesadaran yang lebih tinggi daripada artifak. Pada tingkat ini, baik organisasi maupun anggota organisasi memerlukan tuntunan strategi, tujuan dan filosofi dari pemimpin organisasi untuk bersikap baik dan bertindak. 3. Asumsi dasar basic assumption merupakan bagian dari budaya organisasi. Asumsi ini merupakan reaksi yang dipelajari yang bermula dari nilai-nilai yang didukung karena merupakan keyakinan yang dianggap sudah ada oleh anggota suatu organisasi seperti kepercayaan, persepsi ataupun persaan yang menjadi sumber nilai dan tindakan. Budaya organisas tingkati ketiga ini menetapkan cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dalam sebuah organisasi, yang seringkali dilakukan lewat asumsi yang tidak diucapkan. E. Proses terbentuknya Budaya Organisasi McKenna dan Beech 2000 : 60 membagi budaya organisasi atas beberapa komponen pembentuk, yaitu : 1. Filosof, yang menjadi panduan penetapan kebijakan organisasi baik yang berkenaan dengan karyawan ataupun klien. 2. Nilai-nilai dominan yang dipegang oleh organisasi. 3. Norma-norma yang diterapkan ketika bekerja. 4. Aturan main untuk berelasi dengan baik dalam organisasi yang harus dipelajari oleh anggota baru agar dapat diterima oleh organisasi. Universitas Sumatera Utara 5. Tingkah laku khas tertentu dalam berinteraksi yang rutin dilakukan. Perasaan atau suasana yang diciptakan dalam organisasi. Dengan menggali komponen-komponen pembentuk ini, diharapkan akan memperoleh gambaran global dari budaya organisasi tertentu. Gambaran ini menjadi dasar organisasi tersebut, bagaimana masalah diselesaikan didalamnya, dan cara para anggota diharapkan berperilaku. Budaya organisasi mengacu ke suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi lainnya.Sistem makna bersama ini, bila diamati dengan seksama merupakan seperangkat karakter utama yang dihargai oleh organisasi itu. Ada tujuh karakter primer berikut yang bersama-sama menangkap hakikat dari budaya suatu organisasi, yaitu : 1. Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana para karyawan didorong untuk inovatif dan mengambil resiko. 2. Perhatikan ke rincian. Sejauh mana para karyawan diharapkan memperlihatkan presisi kecermatan, analisis, dan perhatian kepada rincian. 3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokuskan pada hasil bukannya pada tekhnik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil itu. 4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil-hasil pada orang-orang didalam oeganisasi tersebut. 5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan oleh tim, bukannya individu. 6. Keagresifan. Sejauh mana orang-orang itu agresif dan kompetitif. 7. Kemantapan. Sejauh mana kegiatan organisasi itu dipertahankan. Sunarto, 2004 : 335. Dari defenisi yang dikemukakan oleh para tokoh budaya organisasi di atas terkandung unsur-unsur dalam budaya organisasi sebagai berikut : 1. Asumsi dasar Universitas Sumatera Utara Dalam budaya organisasiterdapat asumsi dasar yang dapat berfungsi sebagai pedoman bagi anggota maupun kelompok dalam organisasi untuk berperilaku. 2. Keyakinan yang dianut Dalam budaya organisasi terdapat keyakinan yang daunt dan dilaksanakan oleh para anggota organisasi. Keyakinan ini mengandung nila-nilai yang dapat berbentuk slogan atau moto, asumsi dasar, tujuan umum organisasiperusahaan, filosofi usaha, atau prinsip-prinsip menjelaskan usaha. 3. Pemimpin atau kelompok pencipta dan pengembangan budaya organisasi. Budaya organisasi perlu diciptakan dan dikembangkan oleh pemimpin organisasiperusahaan atau kelompok tertentu dsalam organisasi atau perusahaan tersebut. 4. Pedoman mengatasi masalah. Dalam organisasiperusahaan terdapat dua masalah pokok yang sering muncul, yakni masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal.Kedua masalah tersebut dapat diatasi dengan asumsi dasar dan keyakinan yang dianut bersama anggota organisasi. 5. Berbagi nilai sharing of value. Dalam budaya organisasi perlu berbagi nilai terhadapa apa yang paling diingankan atau apa yang lebih baik atau berharga bagi seseorang. 6. pewarisanlearning process. Asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota organisasi perlu diwariskan kepada anggota-anggota baru dalam organisasi sebagai pedoman untuk bertindak dan berperilaku dalam organisasiperusahaan tersebut. 7. Penyesuaian adaptasi Perlu penyasuaian anggota kelompok terhadap peraturan atau norma yang berlaku dalam kelompok atau organisasi tersebut, serta adaptasi organisasiperusahaan terhadap perubahan lingkungan. Universitas Sumatera Utara

F. Konsep Budaya Organisasi