Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3

timbulnya kecelakaan dari bahaya tersebut. Uraian di atas sesuai dengan rangkuman dari hasil studi dokumentasi dan pernyataan dari tiga orang informan sebagai berikut : Informan 1 : “Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 ini pasti kita lakukan melalui pemeriksaan, pengukuran, audit internal SMK3. Auditornya masih dari Bunut, tentunya yang sudah berkompeten dibidangnya, tepatnya cross interal audit yaitu yang mengaudit dari lokasi lain, bisa dari pabrik sawit atau kebun.., di Bunut Rubber Factory dilaksanakan audit internal setahun sekali. ” Manager BRF Informan 2: “...Biasanya kita melakukan pengumpulan-pengumpulan data Kecelakaan dan juga kita melakukan pemantauan dan evaluasinya dalam bentuk investigasi KK, ya kalau terjadi KK maka kita mengevaluasi kenapa bisa terjadi KK tersebut, apa akar permasalahannya. Lalu juga dalam bentuk inspeksi tempat kerja apakah memang kondisi Pabrik Cenex sudah aman sesuai standar baik itu lingkungan kerjanya apakah sudah terkendali, mesin-mesin juga terawat dengan baik, apakah rambu-rambu saftey sign terpasang baik ataupun juga dari sisi manusianya apakah sudah komit, sudah menggunakan APD, sudah bekerja dengan aman. ”QHSE Head Informan 3: “...Kalau pengujian dan pengukuran misalnya kebisingan, getaran, dsb itu dilakukan oleh Balai K3 Medan karena alat-alat kita belum dikalibrasi dan tidak ada petugas kita yang berkompeten di bidang itu.”Staf DCC

4.3.5 Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3

Menjamin kesesuaian dan efektifitas penerapan SMK3, PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk melakukan peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3 melalui Rapat Tinjauan Manajemen RTM secara berkala 1 tahun sekali di awal tahun bulan Januari paling lambat bulan Februari yang dihadiri oleh seluruh manajer dapat dilihat dari notulen RTM dan daftar hadir RTM. Peninjauan dan peningkatan kinerja K3 dilakukan dengan meninjau ulang dari evaluasi penerapan SMK3, tujuan, sasaran dan kinerja K3, serta hasil temuan audit interal SMK3 di Universitas Sumatera Utara Bunut Rubber Factory untuk melakukan tahap perbaikan dan peningkatan kinerja. Hal ini dirangkum sesuai dengan pernyataan tiga orang informan sebagai berikut: Informan 1 : “...Jadi semua pihak manajemen berkumpul dan meninjau ulang dari evaluasi pelaksanaan SMK3 yang kita terapkan, kebijakan K3, tujuan dan sasaran K3nya, dan hasil temuan audit internal tadi.” Manager BRF Informan 2: “...kita tinjau sasaran-sasaran K3 apakah tercapai atau nggak misalkan ada sasaran mengurangi jumlah KK 50 dari tahun sebelumnya, evaluasi peraturan per-UU K3 nanti disitu dilihat ada misalkan 200 per UU K3, apa saja peraturan yang belum kita penuhi, intinya nanti bagaimana kita meninjau pelaksanaan SMK3 dalam satu tahun. Setelah kita tinjau bentuknya sesuai dengan roof di SMK3 continiual improvement artinya perbaikan apa lagi yang harus kita perbaiki supaya lebih bagus. Itu nantinya kita perbaiki di tahun selanjutnya. ”QHSE Head Informan 4: “...berdiskusi meninjau evaluasi penerapan SMK3nya, meninjau ulang dari evaluasi penerapan kebijakan K3nya, meninjau ulang tujuan, sasaran, dan kinerja K3nya, serta meninjau ulang hasil temuan audit internal SMK3nya.” Assisten Cenex Plant Berdasarkan notulen Rapat Tinjauan Manajemen Sistem Manajemen Terpadu Periode 2015 QHSE and Suistainability Management System pada 19 Januari 2016 di Bakrie Club terdapat beberapa pembahasan yang terkait sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagai berikut : 1. Hasil internal audit a. Perlu ditingkatkan kemampuan internal auditor untuk melaksanakan audit Sistem Manajemen Terpadu QHSE and Suistainability Management System melalui pelaksanaan pelatihan internal auditor dan memberikan questioner kepada seluruh interal auditor untuk memilih spesialisasi bidang auditnya yang ditanggungjawabi oleh HR Area. b. Memastikan kembali peraturan mengenai pendaftaran pestisida Universitas Sumatera Utara 2. Hasil dari komunikasi, partisipasi dan konsultasi dari pihak internaleksternal termasuk keluhan a. Masih ada miskomunikasi yang terjadi dalam menyikapi hasil keputusan rapat Bipartide, oleh karena itu setiap HeadasistenOfficer harus mengambil tanggungjawab yang cukup proaktif dalam mensosialisasikan hasil keputusan Bipartide terutama yang bersifat urgen dan diharapkan membuat jadwal untuk melakukan sosialisasi ke kebun dan pabrik terkait dengan Hubungan Industrial. b. Rapat P2K3 berlangsung 6 kali di tahun 2015. Pelaksanaan rapat P2K3 seharusnya dilaksanakan setiap bulan dan wajib dihadiri oleh Head department. 3. Evaluasi kepatuhan terhadap persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya. Beberapa peraturan K3 yang belum dipenuhi : a. Permenakertrans No.8 Tahun 2010 tentang APD. b. Kepdirjenaker No. 53 Tahun 2009 tentang Lisensi Petugas P3K. c. Permenakertrans No. 1 Tahun 1979 tentang Pelatihan Hyperkes untuk Paramedis d. Permenakertrans No. 2 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan TK e. Permenaker No. 12 Tahun 2015 tentang K3 Listrik f. Kepmenaker No. 186 Tahun 1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran 4. Kinerja K3 Universitas Sumatera Utara Jumlah kecelakaan kerja terbanyak selama 5 tahun terakhir terjadi di Tanah raja estate, oleh karena itu perlu ditekankan sosialisasi K3 ke estate tersebut. 5. Status penyelidikan insiden, tindakan perbaikan dan pencegahan Adanya double pelaporan kecelakaan yang memuat maskud yang sama. 6. Tindak lanjut dari tinjauan manajemen sebelumnya. Masih ada point keputusan rapat tinjauan manajemen belum terlaksana berupa reward K3 yang belum terpenuhi, sehingga perlut dibuatkan standar pemberian reward K3. 7. Perubahan termasuk perkembangan dan persyaratan perundang-undangan dan persyartan lain yang terkait aspek mutu, lingkungan, dan K3. Adanya perubahan versi sistem manajemen mutu dan lingkungan ISO 9001:2015 dan ISO 14001:2015. 8. Rekomendasi untuk peningkatan. Tidak ada rekomendasi untuk peningkatan tentang K3

4.3.6 Lembar Check List Pelaksanaan SMK3