pendataan hanya ada satu toko manisan Halua saja yang terdaftar secara resmi yakni toko Hanum Halua karena hanya toko tersebut yang dinilai bersih dan
menjual produk manisan dalam keadaan segar dan meraih keuntungan mencapai Rp 75. 000.000 tahun.
Di Kota Stabat pada kenyataannya terdapat beberapa toko manisan Halua lain, yaitu toko manisan Mekar Sari dan Sri Langkat. Manisan Halua ini dijual tanpa
bahan pengawet maupun jenis bahan kimia lainnya, dan dijual berdasarkan berat per kilo yaitu dijual berkisar antara Rp 80.000 hingga Rp 120.000.
Walau lokasi tempat sudah strategis namun belum banyak yang mengenalnya, hanya masyarakat yang tinggal di Kota Stabat saja yang relatif mengetahui adanya
usaha manisan ini. Jumlah pelanggan berbeda pada masing-masing toko. Dari permasalahan yang dijabarkan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
lebih lanjut khususnya dalam meneliti analisis bauran pemasaran yang mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen dan tingkat pembelian manisan Halua
di Kota Stabat Kabupaten Langkat.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dan permasalahan yang ada maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen manisan Halua di daerah penelitian ?
2. Bagaimana pengaruh bauran pemasaran terhadap tingkat kepuasan konsumen
manisan Halua di daerah penelitian ? 3.
Bagaimana pengaruh bauran pemasaran terhadap jumlah pembelian konsumen manisan Halua di daerah penelitian ?
Universitas Sumatera Utara
4. Bagaimana pengaruh tingkat kepuasan konsumen terhadap jumlah pembelian
konsumen manisan Halua di daerah penelitian ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang dipaparkan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menjelaskan tingkat kepuasan konsumen di daerah penelitian
2. Untuk menganalisis pengaruh bauran pemasaran berupa produk, tempat, dan
harga terhadap tingkat kepuasan konsumen manisan Halua di daerah penelitian. 3.
Untuk menganalisis pengaruh bauran pemasaran terhadap jumlah pembelian konsumen manisan Halua di daerah penelitian.
4. Untuk menganalisis pengaruh tingkat kepuasan konsumen terhadap jumlah
pembelian konsumen manisan Halua di daerah penelitian.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan tersebut, maka kegunaan penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan masukan bagi pengusaha manisan Halua di daerah penelitian dalam rangka menyusun strategi meningkatkan kepuasan pelanggan dan
tingkat penjualan. 2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak yang membutuhkan yang
berhubungan dengan kegiatan pemasaran produk olahan pertanian khususnya produk manisan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Makanan jajanan street food merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di perdesaan. Keunggulan
makanan jajanan adalah murah dan mudah didapat, serta cita rasanya enak dan cocok dengan selera kebanyakan orang. Selain keunggulan makanan jajanan
tersebut, keterbatasan waktu anggota keluarga untuk mengolah makanan sendiri diperkirakan dapat meningkatkan konsumsi makanan jajanan.
Saparianto dan Hidayati, 2006. Makanan dapat dikelompokkan dalam beberapa golongan yaitu, makanan pokok
seperti nasi, makanan lauk pauk termasuk sayuran yang dimakan sebagai pendamping makanan pokok dan makanan jajanan atau selingan seperti asinan
dan manisan yang terbuat dari buah-buahan. Sedangkan penggolongan makanan berdasarkan asalnya, makanan digolongkan yang berasal dari hewan, tumbuh-
tumbuhan seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, gandum serta rempah- rempah lainnya Triyogo, 1995.
Manisan adalah salah satu bentuk makanan olahan yang banyak disukai oleh masyarakat. Rasanya yang manis bercampur dengan rasa khas buah sangat cocok
untuk dinikmati diberbagai kesempatan. Buah-buahan terutama berfungsi sebagai sumber vitamin dan mineral, tetapi pada jenis buah- buahan selain dapat dimakan
secara langsung dapat juga diolah menjadi manisan buah. Pengolahan buah
5
Universitas Sumatera Utara
menjadi manisan sering dilakukan di Indonesia dengan menggunakan gula pasir. Pada manisan buah, buah yang telah dikuliti di potong- potong dan direbus dalam
larutan gula pasir sampai menjadi kering dan pekat. Buah yang digunakan sebagai manisan biasanya yang aslinya tidak mempunyai rasa manis, tetapi lebih masam
seperti belimbing, salak dan mangga mentah Sediaoetama, 2006. Menurut Kusmaidi 2008, meskipun jenis manisan buah yang umum dipasarkan
ada bermacam-macam bentuk dan rasanya, namun manisan yang diperdagangkan sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu:
1. Golongan pertama adalah manisan basah dengan larutan gula encer gula yang
dilarutkan dicampurkan dengan buah jambu, mangga, salak dan kedondong. 2.
Golongan kedua adalah manisan larutan gula kental menempel pada buah. Manisan jenis ini adalah pala, dan ceremai.
3. Golongan ketiga adalah manisan kering dengan gula utuh gula tidak larut dan
menempel pada buah. Buah yang sering digunakan adalah buah mangga, kedondong, sirsak dan pala.
4. Golongan keempat adalah manisan kering asin karena unsur dominan dalam
bahan adalah garam. Jenis buah yang dibuat adalah jambu biji, mangga, belimbing dan buah pala.
Pada dasarnya manusia memerlukan makanan yang memenuhi syarat- syarat seperti bersih dan sehat, memenuhi nilai gizi yang cukup, mudah dicerna dan
diserap tubuh. Kebutuhan makan- makanan itu meliputi air, karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan vitamin Buckle, 1987.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Landasan Teori