Happiness at work Dimensi Happiness

11

2. Happiness at work

Harter, Schmidt dan Keyes 2002 menjelaskan bahwa happiness at work adalah suatu keadaan yang tampak ketika karyawan memiliki loyalitas, kepuasan kerja, daya tahan dan produktivitas yang tinggi sehingga dapat menuntun organisasi dalam mencapai tujuannya. Selanjutnya, happiness at work dimaknai sebagai suatu keadaan yang berkontribusi positif dengan produktivitas suatu organisasi Spector, 1997; Keyes, Hysom Lupo, 2000. Artinya ketika karyawan dalam suatu organisasi bahagia di tempat kerjanya, maka produktivitas organisasi tersebut juga akan meningkat. Happiness at work juga didefinisikan sebagai suatu keadaan yang meliputi perasaan positif yang diperoleh karyawan dari pemikirannya yang baik dan dapat membuatnya menjadi lebih kreatif, lebih interaktif dengan rekan kerjanya dan lebih sehat secara fisik dan mental Fredrickson, 2001; Wright, Cropanzano Bonett, 2007. Menurut De Vita 2010, happiness at work adalah suatu kualitas keadaan yang dicapai ketika individu memaksimalkan potensi kinerjanya berdasarkan 5C, yaitu contribution kontribusi, conviction keyakinan, culture kebudayaan, commitment komitmen dan confidence kepercayaan diri. Selanjutnya, happiness at work dimaknai sebagai suatu keadaan individu yang lebih termotivasi, terlibat di tempat kerja, memiliki energi positif, menikmati pekerjaan yang diberikan dan cenderung bertahan dalam suatu perusahaan Berger, 2010. Universitas Sumatera Utara 12 Berdasarkan uraian definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa happiness at work adalah suatu keadaan yang di dalamnya terdapat perasaan positif yang membuat karyawan menjadi lebih loyal, kreatif, produktif, termotivasi, percaya diri, sehat secara fisik dan mental sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik.

3. Dimensi Happiness

Ryff 1989 mengidentifikasikan enam dimensi happiness, yaitu a. Penerimaan diri Dimensi ini merupakan ciri utama dalam aktualisasi diri, kesehatan mental yang baik dan keberfungsian yang optimal. Individu yang memiliki tingkat penerimaan diri yang baik ditandai oleh sikap positif terhadap diri sendiri, menerima dan mengakui berbagai aspek kelebihan dan kekurangan dalam dirinya dan memandang pengalaman masa lalu sebagai hal yang positif Ryff Singer, 2008. Sebaliknya, individu yang tingkat penerimaan dirinya kurang baik akan merasa tidak puas dengan pengalaman masa lalunya dan tidak dapat menerima kelebihan dan kekurangan dirinya Ryff Singer, 2008. b. Hubungan positif dengan orang lain Dimensi ini menekankan pada hubungan yang hangat dengan orang lain. Ryff menekankan bahwa individu yang memiliki hubungan positif dengan orang lain ditandai dengan adanya hubungan yang berlandaskan rasa saling percaya, mengutamakan kesejahteraan orang lain, memiliki empati, kasih sayang dan keintiman dengan orang lain Ryff Singer, 2008. Demikian sebaliknya, Universitas Sumatera Utara 13 individu yang kurang memiliki hubungan positif dengan orang lain akan merasa kesulitan untuk menjalin hubungan yang akrab, sulit peduli dan percaya pada orang lain serta merasa terisolasi dalam hubungan interpersonal dengan orang lain Ryff Singer, 2008. c. Otonomi Dimensi ini berkaitan dengan kemandirian dan pengaturan perilaku secara internal. Individu yang memiliki tingkat otonomi yang tinggi memiliki kemampuan dalam mengatur perilakunya, mengambil keputusan, berpotensi untuk menolak tekanan sosial dengan cara tertentu, mampu mengevaluasi diri, tidak bergantung pada orang lain serta mampu menentukan mana yang terbaik untuk dirinya Ryff Singer, 2008. Sebaliknya, individu yang memiliki tingkat otonomi yang rendah akan cenderung bergantung pada orang lain dan membuat keputusan berdasarkan penilaian orang lain Ryff Singer, 2008. d. Penguasaan terhadap lingkungan Dimensi ini berkaitan dengan kontrol terhadap lingkungan. Individu yang bahagia akan mampu dan merasa kompeten dalam mengelola lingkungan yang kompleks dan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada Ryff Singer, 2008. Maksudnya adalah mereka dapat memilih, menciptakan atau memanipulasi lingkungan agar sesuai dengan dengan konteks kepribadian mereka Taylor, 1975; Christopher, 1999. Sebaliknya, individu yang tidak bahagia akan memiliki kesulitan dalam mengontrol lingkungannya, tidak mampu mengubah keadaan lingkungan dan tidak menyadari kesempatan yang ada Ryff Singer, 2008. Universitas Sumatera Utara 14 e. Tujuan hidup Dimensi ini berkaitan dengan kemampuan individu dalam mencapai tujuan hidup. Individu yang mempunyai dimensi tujuan hidup yang baik ditandai dengan memiliki target dalam hidupnya, mampu mengarahkan hidupnya, memandang kehidupannya saat ini dan masa lalu sebagai sesuatu yang bermakna dan memegang keyakinan dalam mencapai tujuan hidup Ryff Singer, 2008. Sebaliknya, individu yang kurang baik dalam dimensi ini akan memandang masa lalu sebagai sesuatu yang tidak bermakna dan tidak memiliki target yang ingin dicapai dalam hidupnya Ryff Singer, 2008. f. Perkembangan pribadi Dimensi ini berkaitan dengan pertumbuhan pribadi seorang individu dalam mengembangkan potensinya. Individu yang memiliki perkembangan pribadi yang baik memiliki perasaan untuk terus berkembang, menyadari potensi yang ada dalam dirinya dan terbuka terhadap pengalaman baru Ryff Singer, 2008. Sebaliknya, individu yang memiliki perkembangan pribadi yang kurang baik ditandai dengan ketidaktertarikannya dengan kehidupan yang dijalani, kurang merasakan adanya perbaikan diri dan tidak mau menerima sesuatu yang baru Ryff Singer, 2008. Berdasarkan uraian di atas, maka dimensi-dimensi happiness adalah penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan terhadap lingkungan, tujuan hidup dan perkembangan pribadi. Universitas Sumatera Utara 15

4. Konsep Happiness