Uji Daya Beda Aitem Reliabilitas Alat Ukur

33

E. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR 1. Validitas Alat Ukur

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya Azwar, 2003. Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan apakah suatu alat ukur benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur Noor, 2011. Tujuan pengukuran validitas adalah untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya Azwar, 2008. Validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk, yaitu analisa aitem untuk membuktikan seberapa bagus hasil yang diperoleh dari penggunaan alat ukur sesuai dengan teori yang hendak diukur Noor, 2011. Untuk menegakkan validitas konstruk, peneliti melakukan analisa faktor terhadap aitem-aitem yang dikembangkan.

2. Uji Daya Beda Aitem

Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur Azwar, 2008. Pengujian daya beda aitem dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu distribusi skor total skala itu sendiri dengan menggunakan formulasi koefisien korelasi Pearson Product Moment. Universitas Sumatera Utara 34

3. Reliabilitas Alat Ukur

Noor 2011 menjelaskan bahwa reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya dan diandalkan. Suatu alat ukur dikatakan reliabel ketika pengukuran dilakukan berulang kali terhadap kelompok subjek yang sama, menunjukkan hasil yang sama dalam kondisi yang sama Noor, 2011. Menurut Azwar 2008, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien korelasi yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas, sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 menunjukkan semakin rendahnya reliabilitas Azwar, 2008. Penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi internal dimana kedua skala psikologi hanya diberikan sekali saja pada sekelompok subjek dengan tujuan untuk melihat konsistensi antar aitem dalam skala tersebut. Azwar 2000 menambahkan pendekatan ini dipandang lebih ekonomis, praktis dan memiliki efisiensi yang tinggi Azwar, 2000. Reliabilitas dalam penelitian ini diuji dengan menghitung koefisien Alpha Cronbach.

F. HASIL UJI COBA ALAT UKUR

Uji coba alat ukur penelitian dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2013 sampai dengan 22 Maret 2013. Uji coba dikenakan pada karyawankaryawati yang bekerja di bidang Perkebunan dan telah menikah. Pada uji coba ini, peneliti menyebarkan kedua skala sekaligus kepada 111 subjek melalui nonprobability Universitas Sumatera Utara 35 incidental sampling. Uji daya beda aitem dan reliabilitas penelitian dilakukan dengan menggunakan pengolahan statistic SPSS version 17.0 for windows. 1. Skala Happiness at work Hasil analisa skala happiness at work menunjukkan bahwa dari 48 aitem terdapat 40 aitem yang memiliki daya beda tinggi. Ada 8 aitem yang gugur daya bedanya rendah, yaitu aitem nomor 6, 7, 21, 29, 35, 38, 41 dan 42. Koefisien korelasi aitem total yang memenuhi kriteria bergerak dari 0.313 sampai dengan 0.826. Hasil analisa faktor skala happiness at work menunjukkan nilai KMO dan nilai validitas konstruk yang baik pada tiap dimensi. Pada dimensi penerimaan diri, diperoleh nilai KMO sebesar 0.754 dengan nilai validitas konstruk berdasarkan factor loading bergerak dari 0.684 sampai dengan 0.871. Pada dimensi hubungan positif dengan orang lain, diperoleh nilai KMO sebesar 0.808 dengan nilai validitas konstruk berdasarkan factor loading bergerak dari 0.674 sampai dengan 0.789. Pada dimensi otonomi, diperoleh nilai KMO sebesar 0.704 dengan nilai validitas konstruk berdasarkan factor loading bergerak dari 0.500 sampai dengan 0.886. Pada dimensi penguasaan terhadap lingkungan, diperoleh nilai KMO sebesar 0.707 dengan nilai validitas konstruk berdasarkan factor loading bergerak dari 0.500 sampai dengan 0.826. Pada dimensi tujuan hidup, diperoleh nilai KMO sebesar 0.739 dengan nilai validitas konstruk berdasarkan factor loading bergerak dari 0.730 sampai dengan 0.839. Pada dimensi perkembangan pribadi, diperoleh nilai KMO sebesar 0.706 dengan nilai validitas konstruk berdasarkan factor loading bergerak dari 0.510 sampai dengan 0.917. Universitas Sumatera Utara 36 Berdasarkan hasil analisa faktor diketahui bahwa setiap dimensi memenuhi batasan nilai KMO ≥ 0.5. Hal ini berarti bahwa sampel yang digunakan sudah cukup memadai Wibisono, 2003. Hasil analisa faktor juga menunjukkan bahwa dari 40 aitem yang memiliki nilai daya beda yang tinggi tetap diperoleh 40 aitem yang nilai factor loadingnya memenuhi syarat ≥ 0.5. Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Santoso 2002 bahwa batasan nilai factor loading yang baik adalah ≥ 0.5. yang berarti memiliki korelasi yang baik dan memenuhi syarat valid. Distribusi aitem skala setelah uji coba ditunjukkan pada tabel 3. Tabel 3 Distribusi aitem-aitem skala happiness at work setelah uji coba Berdasarkan hasil uji coba pada tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa dari 48 aitem yang diujicobakan diperoleh 40 aitem yang memenuhi indeks diskriminsi ≥ 0.3 dengan nilai koefisien alpha 0.937. Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Azwar 2008 bahwa batasan keofisien aitem total yang biasanya digunakan adalah ≥ 0.3. Aitem dengan koefisien korelasi minimal 0.3 dianggap memiliki daya beda yang memuaskan. No. Dimensi Happiness Favorable Unfavorable Jumlah 1 Penerimaan diri 1, 13, 25, 37 12, 24, 36, 48 8 2 Hubungan positif dengan orang lain 2, 14, 26 11, 23, 47 6 3 Otonomi 15, 27, 39 10, 22, 34, 46 8 4 Penguasaan terhadap lingkungan 4, 16, 28, 40 9, 33, 45 7 5 Tujuan hidup 5, 17 8, 20, 32, 44 6 6 Perkembangan pribadi 18, 30 19, 31, 43 5 Jumlah Total Aitem 40 Universitas Sumatera Utara 37 Peneliti menggunakan 40 aitem yang lolos dari seleksi setelah uji coba skala dilakukan. Selanjutnya dilakukan penomoran baru terhadap aitem yang dimasukkan dalam skala untuk penelitian. Distribusi aitem skala happiness at work yang digunakan dalam penelitian ditunujukkan pada tabel 4. Tabel 4 Distribusi aitem-aitem skala happiness at work saat penelitian 2. Skala Work-family conflict Hasil analisa skala work-family conflict menunjukkan bahwa dari 30 aitem terdapat 20 aitem yang memiliki daya beda tinggi. Ada 10 aitem yang gugur daya bedanya tidak baik, yaitu aitem nomor 5, 8, 9, 11, 16, 19, 20, 21, 28, 30. Koefisien korelasi aitem total yang memenuhi kriteria bergerak dari 0.322 sampai dengan 0.703. Hasil analisa faktor skala work-family conflict menunjukkan nilai KMO dan nilai validitas konstruk yang baik pada tiap dimensi. Pada dimensi time-based behavior, diperoleh nilai KMO sebesar 0.659 dengan nilai validitas konstruk No. Dimensi Happiness Favorable Unfavorable Jumlah 1 Penerimaan diri 12, 13, 34, 35 11, 14, 33, 36 8 2 Hubungan positif dengan orang lain 9, 16, 31 10, 15, 32 6 3 Otonomi 8, 17, 30, 37 7, 18, 29, 38 8 4 Penguasaan terhadap lingkungan 5, 20, 27, 39 6, 19, 28 7 5 Tujuan hidup 4, 21 3, 22, 26, 40 6 6 Perkembangan pribadi 1, 24 2, 23, 25 5 Jumlah Total Aitem 40 Universitas Sumatera Utara 38 berdasarkan factor loading bergerak dari 0.571 sampai dengan 0.846. Pada dimensi strain-based conflict, diperoleh nilai KMO sebesar 0.595 dengan nilai validitas konstruk berdasarkan factor loading bergerak dari 0.617 sampai dengan 0.911. Pada dimensi behavior-based conflict, diperoleh nilai KMO sebesar 0.844 dengan nilai validitas konstruk berdasarkan factor loading bergerak dari 0.522 sampai dengan 0.887. Berdasarkan hasil analisa faktor diketahui bahwa setiap dimensi memenuhi batasan nilai KMO ≥ 0.5. Hal ini bearti bahwa sampel yang digunakan sudah cukup memadai Wibisono, 2003. Hasil analisa faktor juga menunjukkan bahwa dari 20 aitem yang memiliki nilai daya beda yang tinggi tetap diperoleh 20 aitem yang nilai factor loadingnya memenuhi syarat 0.5. Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Santoso 2002 bahwa batasan nilai factor loading yang baik adalah ≥ 0.5. yang berarti memiliki korelasi yang baik dan memenuhi syarat valid. Distribusi aitem skala uji coba ditunjukkan pada tabel 5. Tabel 5 Distribusi aitem-aitem skala work-family conflict setelah uji coba Berdasarkan hasil uji coba pada tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 aitem yang diujicobakan diperoleh 20 aitem yang memenuhi indeks diskriminsi ≥ 0.3 dengan nilai koefisien alpha 0.867. Sejalan dengan yang Dimensi Work-family conflict Favorable Unfavorable Jumlah Time-based conflict 1, 4, 13, 25 12, 24 6 Strain-based conflict 2, 14, 17, 26 23, 29 6 Behavior-based conflict 7, 10,15, 22 3, 6, 18, 27 8 Jumlah Total Aitem 20 Universitas Sumatera Utara 39 dikemukakan oleh Azwar 2008 bahwa batasan keofisien aitem total yang biasanya digunakan adalah ≥ 0.3. Aitem dengan koefisien korelasi minimal 0.3 dianggap memiliki daya beda yang memuaskan. Peneliti menggunakan 20 aitem yang lolos dari seleksi setelah uji coba skala dilakukan. Selanjutnya dilakukan penomoran baru terhadap aitem yang dimasukkan dalam skala untuk penelitian. Distribusi aitem skala work-family conflict yang digunakan dalam penelitian ditunujukkan pada tabel 6. Tabel 6 Distribusi aitem-aitem skala work-family conflict saat penelitian

G. PROSEDUR PENELITIAN 1. Tahap Persiapan

Peneliti melakukan persiapan penelitian berupa: a. Perizinan Untuk melakukan penelitian ini terlebih dahulu peneliti melakukan proses persiapan dalam hal perizinan untuk melakukan penelitian. Proses perizinan dimulai dengan mengajukan surat permohonan atas nama Fakultas Psikologi USU kepada pihak perusahaan. Surat permohonan ini diberikan langsung oleh peneliti kepada pihak perusahaan, yaitu bagian Umum yang menangani segala urusan Dimensi Work-family conflict Favorable Unfavorable Jumlah Time-based conflict 1, 4, 10, 16 7,13 6 Strain-based conflict 2, 5, 8, 14 11, 17 6 Behavior-based conflict 9, 12, 15,19 3, 6, 18, 20 8 Jumlah Total Aitem 20 Universitas Sumatera Utara 40 perizinan bagi yang ingin melakukan penelitian di perusahaan tersebut. Surat permohonan diberikan pada tanggal 11 Februari 2013 dan kemudian pada tanggal 14 Maret 2013 pihak perusahaan mengirimkan surat balasan ke Fakultas Psikologi USU yang berisi mengenai pembenaran pengambilan data pada perusahaan bersangkutan dimulai pada tanggal 18 Maret 2013. b. Penyusunan Alat Ukur Sebelum melakukan uji coba alat ukur, peneliti sudah terlebih dahulu menyiapkan dua skala sebagai alat ukur yang akan digunakan. Skala pertama adalah skala happiness at work yang disusun berdasarkan dimensi-dimensi happiness oleh Ryff dan Keyes 1995 dengan jumlah 48 aitem. Skala kedua adalah skala work-family conflict yang disusun oleh peneliti berdasarkan skala yang dikembangkan oleh Carlson, Kacmar Wiliams 2000 dengan jumlah 30 aitem. Penyusunan kedua skala tersebut didahului dengan pembuatan blueprint dan dengan bantuan professional judgement, yaitu dosen pembimbing peneliti. Setelah selesai disusun, skala diberikan kepada 10 orang yang sesuai dengan karakteristik sampel penelitian guna memastikan apakah bahasa yang digunakan dalam skala tersebut dapat dipahami. Setelah mendapatkan feedback dari 10 orang sampel, skala kemudian dikoreksi kembali dan selanjutnya diujicobakan. Universitas Sumatera Utara 41 c. Uji Coba Alat Ukur Uji coba kedua skala yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 18 Maret 2013 sampai dengan 22 Maret 2013. Peneliti menyebar skala sebanyak 111 eksemplar yang nantinya akan dianalisa oleh peneliti. d. Revisi Alat Ukur Setelah dilakukan analisa dengan uji statistik terhadap aitem yang digunakan pada uji coba, selanjutnya peneliti melakukan revisi alat ukur. Peneliti melakukan uji reliabilitas Alpha Cronbanch dengan bantuan SPSS version 17.0 for windows. Aitem yang digunakan dalam pengambilan data sebenarnya adalah aitem dengan daya diskriminasi ≥ 0.3. Setelah itu, peneliti melakukan analisa faktor dengan melihat nilai KMO dan nilai validitas konstruk setiap aitem pada masing-masing dimensi. Aitem yang digunakan dalam pengambilan data sebenarnya adalah aitem dengan batasan nilai KMO ≥ 0.5 dan memenuhi batasan nilai validitas konstruk ≥ 0.5.

2. Tahap Pelaksanaan