Analisis Dalam Perspektif Ekonomi Islam

pertumbuhan ekonomi salah satunya memberikan fasilitas untuk memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat. Ciri ekonomi Islam sudah banyak dikemukakan dalam Al- Qur’an, selain prinsip-prinsip yang mendasar saja. Al- Qur’an dan sunah memang banyak membahas perilaku kaum Muslim sebagai produsen, konsumen, dan pemilik modal, tetapi hanya sedikit tentang sistem ekonomi. Sekalipun demikian, jelas bahwa ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya pada setiap pelaku usaha. Manusia sebagai wakil khalifah Tuhan di dunia tidak mungkin bersifat individualistis karena semua kekayaan yang ada di bumi adalah milik Allah semata, dan manusia adalah kepercayaannya di bumi dalam menjalankan kegiatan ekonominya, Islam sangat mengharamkan kegiatan riba, yang dari segi bahasa berarti “kelebihan”,dan ekonomi Islam merupakan salah satu upaya mencegah riba. Ekonomi Islam menekankan empat sifat, antara lain: a. Kesatuan unity; b. Keseimbangan equilibrium; c. Kebebasan free will; d. Tanggung Jawab responsibility. Rasulullah shallallahu’alaihi Wa sallam bersabda: ه ْلع ْنع انْفأ ا يف رْ ع ْنع أْسي ىّتح ةمايقْلا ْوي ْبع ام ق زت ا لعف ا يف اْبأ ا يف ه ْسج ْنع هقفْنأ ا يف هبستْكا نْيأ ْنم هلام ْنع Artinya: “Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya dimintai pertanggungjawaban tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya ” Agama Islam yang sempurna telah mengatur dan menjelaskan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh kaum muslimin untuk menyelenggarakan semua urusan dalam hidup mereka, untuk kemaslahatan dan kebaikan mereka dalam urusan dunia maupun agama. Hadits yang agung ini menunjukkan kewajiban mengatur pembelanjaan harta dengan menggunakannya untuk hal-hal yang baik dan diridhai oleh Allah, karena pada hari kiamat nanti manusia akan dimintai pertanggungjawaban tentang harta yang mereka belanjakan sewaktu di dunia. Islam mengaturnya sedemikian rupa sehingga harta kekayaan itu tetap berada dalam peredaran yang merata dan tidak tertumpuk atau tertahan dalam tangan-tangan pribadi. Melalui pendidikan moral, Islam mendorong orang agar menafkahkan sebagian harta kekayaan yang merupakan kelebihan dari kebutuhan, kepada fakir miskin dalam masyarakat, semata-mata karena mengharapkan ridho Allah SWT. Kemudian, Islam mewajibkan pembayaran zakat atas harta kekayaan yang berlebih untuk kepentingan kaum fakir miskin. Campur tangan pemerintah sangat dibatasi hanya terhadap barang-barang yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Abdullah dan Saebani, 2014: 27

B. Analisis Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pasar Modern

dan UMKM Pemerintah mempunyai hak untuk mengatur keberadaan pasar tradisional, UMKM dan pasar modern. Tetapi aturan yang dibuat pemerintah tidak boleh diskriminatif dan seharusnya justru tidak membuat dunia usaha dan perdagangan menurun. Pedagang kecil, menengah, besar bahkan perantara ataupun pedagang toko harus mempunyai kesempatan yang sama dalam berusaha. Dibutuhkan peran pemerintah dalam bentuk kebijakan dan strategi untuk menghindari terjadinya persaingan yang tidak sehat antara pasar modern dengan pedagang UMKM sehingga dapat mendorong kedua sarana prasarana perdagangan tersebut dapat berkembang dengan baik dan tidak saling mematikan antara satu dengan yang lain. Dibutuhkan para pemerintah dalam bentuk kebijakan dan strategi untuk menghindari terjadinya persaingan yang tidak sehat antara pasar modern dan pedagang UMKM. Adapun kebijakan dan strategi yang perlu dilakukan dalam upaya pengembangan kedua jenis sarana perdagangan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tinjauan Regulasi Perdagangan Pemerintah

1. Pemerintah Pusat

Kebijakan dapat dilihat dari Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 Tentang Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern bahwa dengan semakin berkembangnya usaha perdagangan eceran dalam skala kecil dan menengah, usaha perdagangan eceran modern dalam skala besar, maka pasar tradisional perlu diberdayakan agar dapat tumbuh dan berkembang serasi, saling memerlukan, saling memperkuat serta saling menguntungkan. Lokasi pendirian pusat perbelanjaan dan toko modern wajib mengacu pada rencana tata ruang wilayah kabupatenkota, dan rencana detail tata ruang kabupatenkota, termasuk peraturan zonasinya. Hal ini dibenarkan oleh Kus Endarto selaku Staff Sub. Bidang Perindustrian Perdagangan dan Koperasi, Bidang Ekonomi, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman dalam pernyataannya: “Yang jelas dalam kaitannya dengan pembangunan pasar modern itukan sudah ada perda yang mengatur dasar itulah yang saat ini kita pakai. Kalau seandainya suatu saat nanti dari atasan itu meminta kita melakukan kajian lagi terkait dengan perda tersebut maka pastinya kita akan adakan kajian lagi terkait tersebut berdasarkan atas kajian-kajian yang sudah ada yang pernah dilakukan BAPPEDA disini dengan mengacu pada pengaruhnya dan lain sebagainya memang dikajian awal menunjukkan bahwa sebaiknya pembangunan pasar modern atau mall itu dibatasi atau minimal ada jarak tertentu jangan sampai mematikan UMKM atau pasar tradisional yang sudah ada, seperti itu. ” Wawancara, 2016 Ditegaskan kembali oleh salah satu pejabat pemerintah Kabupaten Sleman yang bergerak pada bidang Perindustrian dan Perdagangan, Dharu Suryanta selaku Kepala Seksi Bimbingan Usaha dan Pendaftaran Perusahaan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Sleman, beliau mengatakan: “Berkaitan dengan pasar modern di Sleman sudah ada Perda No. 18 Tahun 2012 Tentang Penataan Toko Modern dan dilanjutkan dengan Perbup 44 Tahun 2013 dan diturunkan pada Perbub No. 54 Tahun 2015 yang berkaitan dengan Penataan Toko Modern itu sebagai basic nya toko modern atau pasar modern. Di Kabupaten Sleman juga tidak keberatan dengan adanya pasar modern tersebut tetapi dengan peruntukannya untuk saat ini karena masyarakat juga saling membutuhkan namun dilihat dari sisi kontra bahwasannya masih banyak yang membangun toko atau supermarket yang melanggar Perda No.18 Tahun 2012. ” Wawancara, 2016

2. Pemerintah Daerah

Beberapa hal penting dari peraturan daerah kabupaten Sleman Nomor 18 tahun 2012 tentang perizinan pusat perbelanjaan dan toko modern. Pengaturan pusat perbelanjaan dan toko modern didasarkan pada asas: Keadilan, Kesamaan kedudukan, Kemitraan, Ketertiban dan kepastian hukum, Kelestarian lingkungan, Persaingan sehat dan Kemanfaatan. Hal ini dibenarkan oleh Kus Endarto selaku Staff Sub. Bidang Perindustrian Perdagangan dan Koperasi, Bidang Ekonomi, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman dalam pernyataannya: “Prinsipnya konsumen adalah raja, artinya konsumen ingin dilayani sebaik-baiknya ingin mendapatkan mendapatkan barang yang sesuai dengan uang yang dikeluarkan, ekonomi seperti itu. Dengan uang yang dikeluarkan konsumen ingin mendapatkan barang yang sesuai. Sebenarnya keuntungan di pasar tradisional atau pedagang UMKM mereka tidak harus menyewa tempat lebih mahal dibandingkan dengan orang-orang yang jualan di mall, justru harusnya pedagang tradisional barang-barangnya lebih fresh terutama sayuran karena mereka setiap hari di pasok dari pemasok, jadi hanya itu saja saran dari saya utamakan dan upayakan minimal kualitas barang yang dijual atau ditawarkan di pedagang pasar tradisional atau UMKM sama dengan di pasar modern dan kualitas pelayanan melayani konsumen dengan baik. Namun saat ini juga pasar modern akan terkalahkan dengan jual beli sistem online seperti lazada, tokopedia dan lain sebagai nya”. Wawancara, 2016 Ditegaskan kembali oleh salah satu pejabat pemerintah Kabupaten Sleman yang bergerak pada bidang Perindustrian dan Perdagangan, Dharu Suryanta selaku Kepala Seksi Bimbingan Usaha dan Pendaftaran Perusahaan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Sleman, beliau mengatakan: “Kita sudah melakukan pembinaan ritel pada pedagang toko atau warung kelontong untuk pembinaan ritel baik dari cara strategi pemasarannya, strategi penataan ruangnya, strategi untuk penjualnnya kami mengadakan dari pihak luar yang mana berikut narasumbernya kami mengundang dari pihak luar dan mengundang beberapa orang toko-toko kelontong yang terkena dampak negatif dari pasar modern tersebut agar nantinya tidak meniru dan tidak selalu tradisional ”. Wawancara, 2016

2. Kinerja UMKM

Menurut Andharini 2012 kinerja UMKM dapat ditingkatkan dan dikembangkan dengan harus melakukan beberapa hal, yaitu mengembangkan sasaran pemasarannya, mengembangkan wilayah pemasarannya, menetapkan harga jual sesuai kemasan, mengembangkan saluran pemasarannya, mempertahankan ciri khas produk, mengembangkan berbagai pilihan produk kemasan, memperhatikan keinginan dan kebutuhan konsumen. Hal ini dibenarkan oleh Kus Endarto selaku Staff Sub. Bidang Perindustrian Perdagangan dan Koperasi, Bidang Ekonomi, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman dalam pernyataannya: “Diperbaiki dari segi pelayanan, karena pedagang yang membutuhkan pembeli bukan pembeli yang membutuhkan pedagang nah mindset itu yang harus diubah. Dari segi tempatnya harus ditingkatkan, kaiatnnya dengan keamanan dan kenyamanan. Dan komoditas jual harus dijamin kualitas dan keamanan barangnya padahal kalau pakaian dan tas yang dijual KW bisa kena jerat hukum bagi para penjualnya. Dari segi pemahaman terhadap aturan pedagang mall lebih bagus tentunya dan pemakaian zat adiktif tidak berlebihan. ” Wawancara, 2016 Ditegaskan kembali oleh salah satu pejabat pemerintah Kabupaten Sleman yang bergerak pada bidang Perindustrian dan Perdagangan, Dharu Suryanta selaku Kepala Seksi Bimbingan Usaha dan Pendaftaran Perusahaan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Sleman, beliau mengatakan, “Untuk kaitannya dengan UMKM kami sudah melakukan pelatihan usaha dagang khususunya masyarakat Sleman bagi Desa-Desa atau Dusun Dusun sudah melakasanakan Pelatihan secara bertahap, Dalam 1 Tahun kita melakukan penyasaran 4 desa, Kita melakukan pembinaan ritel untuk para pedagang toko-