Sumber: Data diolah 2016 Gambar 4.19 Diagram Pelayanan Terhadap Pembeli UMKM vs
Mall di Kabupaten Sleman
Gambar di atas menunjukkan pelayanan pedagang terhadap pembeli, lagi dan lagi pelayanan pada mall terbukti
lebih baik dibandingkan dengan pedagang UMKM, hal ini pula yang di utamakan dalam pelayanan. Jika tidak ingin pelanggan
menurun maka pelayanan yang baik pula yang menentukan pembeli datang untuk berbelanja.
60
40
100
50 50
100 70
30
100 100
90
10
YA TIDAK
YA TIDAK
UM KM M ALL
Keramahan Kenyamanan
Penataan Kepuasan
A. Analisis Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Kajian utama dari ekonomi Islam adalah mempelajari perilaku ekonomi manusia yang diatur oleh Islam dengan landasan Al-
Qur’an dan Sunnah. Kata “Islam” dalam konsep ekonomi Islam merupakan ciri
khusus atau identitas ekonomi yang berbasis pada nilai nilai Islam. Adapun konsep ekonomi diartikan sebagai bentuk perputaran harta
diantara manusia sehingga semua kebutuhan manusia terpenuhi sebaik mungkin. Hasanuzzaman dalam bukunya, Economic Function of an
Islam State 1984 mendefinisikan,”Ilmu ekonomi Islam adalah
pengetahuan dan aplikasi ajaran dan aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam pencarian dan pengeluaran sumber daya, untuk
memberikan kepuasan bagi manusia dan memungkinkan mereka melaksanakan kewaji
bannya terhadap Allah dan masyarakat”. Masih banyak ahli yang memberikan definisi tentang ekonom Islam, tetapi
penjalasan lebih menyeluruh tentang ekonomi Islam tergambar dalam rancang bangun ekonomi Islam. Dengan demikian, ekonomi Islam yang
harus sesuai dengan tuntutan syariat Islam dalam rangka mewujudkan dan menjaga maqashid syariah agama, jiwa, akal, nasab dan harta.
Abdullah dan Saebani, 2014: 24
Tujuan yang ingin dicapai dalam sistem ekonomi Islam berdasarkan konsep dasar dalam Islam, yaitu Tauhid dan berdasarkan
rujukan pada Al- Qur’an dan sunah adalah:
Pertama pemenuhan
kebutuhan dasar
manusia, meliputi
sandang, pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan untuk setiap lapisan masyarakat; dalam kaitannya dengan pembahasan ini menjadikan
patokan utama dimana manusia atau para pelaku usaha berebutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berbagai cara salah satunya
adalah pembangunan pasar modern dan UMKM. Berusaha dengan bekerja adalah kewajiban seorang Muslim.
Islam akan membukakan pintu kerja bagi setiap muslim agar ia dapat memilih pekerjaan yang
sesuai dengan minatnya dan kemampuannnya. Namun demikian masih banyak orang yang enggan bekerja dan berusaha dengan alasan
bertawakal kepada Allah SWT serta menunggu-nunggu rizki dari langit. Mereka salah memahami ajaran Islam. Pasrah pada Allah tidak berarti
meninggalkan amal berupa bekerja. Karena Allah menciptakan bumi dan seisinya untuk kemakmuran manusia. Siapa yang mau berusaha dan
bekerja ialah yang akan mendapat rizki dan rahmat dari Allah. Seperti firman Allah SWT:
ر ْشت ام ايلق شياعم ا يف ْم ل انْل عج ض ْ أا يف ْمكاّنّ م ْ قل
Artinya: “Dan Kami telah menjadikan untukmu semua didalam bumi itu sebagai lapangan mengusahakan kehidupan bekerja; Tetapi sedikit
sekali diantaramu yang bersyukur
.” QS. A’raf : 10
Keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup merupakan naluri manusia. Kebutuhan individu digabung dengan kebutuhan individu
lainnya dalam satu keluarga, akan menghasilkan kebutuhan keluarga. Kebutuhan keluarga yang digabung dengan kebutuhan keluarga lain
dalam satu komunitas tertentu, akan menghasilkan kebutuhan komunitas tersebut. Demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terakumulasi
menjadi kebutuhan penduduk dunia secara keseluruhan. Maka jika manusia ingin kebutuhannya terpenuhi bekerjalah dengan cara yang
halal yang telah diperintahkan oleh Allah SWT. Terpenuhinya kebutuhan dasar manusia seperti sandang, pangan, papan, kesehatan,
dan pendidikan tidak terlepas dari kerja keras peran pemerintah sebagai pemimpin yang berusaha untuk mensejahterakan masyarakatnya.
Kedua memastikan kesetaraan kesempatan untuk semua orang; Kesetaraan berarti tidak adanya diskriminasi, dan diskriminasi berarti
hilangnya atau berkurangnya kesetaraan. Hak atas kesetaraan adalah hak asasi manusia yang fundamental, yang dijamin di dalam Undang-
undang Dasar Republik Indonesia, Undang- Undang Ketenagakerjaan UU No.3 Tahun 2003 maupun di dalam instrumen-instrumen hukum
internasional yang telah diratifikasi
oleh Indonesia. Perusahaan
memiliki tanggung jawab untuk menghormati prinsip kesetaraan, baik sebagai pengusaha maupun sebagai pelaku ekonomi. Dalam hal ini
semua manusia yang hidup di bumi dipandang sama oleh Allah SWT yang membedakan hanyalah Amalan baik dan buruknya. Manusia hidup
memiliki kesempatan untuk segala hal, berhak memilih atau dipilih namun tidak seenaknya, tetap pada aturan yang berlaku. Contohnya
dalam pemilihan presiden, masyarakat memiliki hak atau kesempatan memilih dan menilai untuk menjadikan siapa yang pantas memimpin
kehidupan Negara. Dalam kaitannya dengan pembahasan, para pelaku usaha mengandalkan kesempatan yang ada serta mempertimbangan
semua resikonya termasuk pembangunan pasar modern, pendirian pusat perbelanjaan memperhitungkan semua yang akan dihadapi dan resiko
yang didapatkan tidak hanya masalah pada masyarakat namun mereka siap mentaati aturan yang berlaku.
Ketiga Mencegah
terjadinya pemusatan
kekayaan dan
meminimalkan ketimpangan dana distribusi pendapatan dan kekayaan dimasyarakat; hal ini juga menjadi tujuan tercapainya ekonomi Islam,
dibutuhkan peran pemerintah yang adil sebagai regulator yang mampu memastikan kegiatan ekonomi berjalan dengan baik sehingga tidak ada
pihak yang merasa dirugikan. Batasan moral atas kebebasan yang
dimiliki, sehingga setiap individu dalam setiap melakukan aktivitasnya akan mampu pula memikirkan dampaknya bagi orang lain.
Firman Allah SWT: اًماوق كل ٰ نْيب اك ا رتْقي ْمل اوفرْسي ْمل اوقفْنأ ا إ نيذّلا
Artinya: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan harta, mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir, dan adalah
pembelanjaan itu di tengah- tengah antara yang demikian.” QS. Al-
furqan ayat 67
Keempat Memastikan kepada setiap orang kebebasan untuk mematuhi nilai-nilai moral; sebagai makhluk Allah yang paling
sempurna manusia diberikan
akal untuk berpikir
agar dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Ketika dimanapun dan dengan siapapun Muslim yang baik tercermin dari perilaku dan tata
cara ia berbicara dengan baik. Nilai-nilai moral yang baik salah satunya mentaati semua aturan Islam dan aturan hukum Negara yang ada. Tidak
ada aturan yang akan menjerumuskan sesorang menjadi lebih buruk, semua aturan yang ada di ajaran Islam dan Negara semua baik semata-
mata demi kemaslahatan bersama dan kesejahteraan yang menyeluruh. Kelima Memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Hal
ini dipengaruhi oleh pemerintah dan masyarakat itu sendiri, kestabilan ekonomi diciptakan oleh para pelaku usaha yang berlaku adil dan tidak
menjatuhkan usaha yang lain. Peran pemerintah dalam melakukan
pertumbuhan ekonomi salah satunya memberikan fasilitas untuk memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat. Ciri ekonomi Islam sudah
banyak dikemukakan dalam Al- Qur’an, selain prinsip-prinsip yang
mendasar saja. Al- Qur’an dan sunah memang banyak membahas
perilaku kaum Muslim sebagai produsen, konsumen, dan pemilik modal, tetapi hanya sedikit tentang sistem ekonomi. Sekalipun
demikian, jelas bahwa ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya pada setiap pelaku usaha.
Manusia sebagai wakil khalifah Tuhan di dunia tidak mungkin bersifat individualistis karena semua kekayaan yang ada di bumi
adalah milik Allah semata, dan manusia adalah kepercayaannya di bumi dalam menjalankan kegiatan ekonominya, Islam sangat mengharamkan
kegiatan riba, yang dari segi bahasa berarti “kelebihan”,dan ekonomi Islam merupakan salah satu upaya mencegah riba. Ekonomi Islam
menekankan empat sifat, antara lain: a.
Kesatuan unity; b.
Keseimbangan equilibrium; c.
Kebebasan free will; d.
Tanggung Jawab responsibility.