55
55 terhadap pengetahuan gizi. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh
Bintaria 2014 tentang pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan siswa di SD Kelurahan Pincuran Kerambil Kecamatan Sibolga Sambas
Kota Sibolga dengan metode ceramah dan juga poster yang mengutamakan visual dari siswa mampu meningkatkan pengetahuan siswa terhadap keamanan makanan
jajanan. Notoatmodjo 2012 juga mengungkapkan sasaran dan tujuan dari promosi
kesehatan terdiri dari domain yang paling utama pengetahuan knowledge, selain itu sikap attitude dan praktik atau tindakan practice. Pemberian informasi
mengenai cara mencapai hidup sehat, pemeliharaan kesehatan, menghindari penyakit, dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan sasaran tentang hal
tersebut. Sehingga dalam hal ini, para siswa mampu menjawab pertanyaan tentang pengetahuan saat posttest karena telah mendapatkan informasi melalui
penyuluhan yang dilakukan.
5.2 Pengaruh Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Bermain Tebak Rasa Terhadap Sikap Siswa
Pada kelompok kontrol yang diberikan posttest, tingkat sikap masih rendah. Rendahnya sikap siswa kelompok kontrol terhadap konsumsi sayur dan
buah sejalan dengan rendahnya pengetahuan siswa tentang hal tersebut. Para siswa yang menjadi kelompok kontrol tidak pernah mendapatkan informasi
tentang sayur dan buah, sehingga pengetahuan tentang ini pun rendah.
Universitas Sumatera Utara
56
56 Berbeda dengan kelompok eksperimen A dan B yang diberi masing-
masing perlakuan ceramah ataupun bermain. Kelompok ceramah dan kelompok bermain memiliki tingkat sikap baik yang sama yaitu 88,5 dari 26 siswa dilihat
dari nilai posttest yang diberikan setelah diendapkan selama 3 hari. Sikap ini memiliki perbedaan karena tingkat pengetahuan yang dimiliki kelompok ceramah
dan kelompok bermain lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Kelompok eksperimen C diberikan perlakuan dengan kombinasi kedua
metode yakni dengan melakukan ceramah dan kemudian dilanjutkan dengan pemberian games bermain tebak rasa. Dengan kedua metode ini, pengetahuan
siswa memiliki tingkat pengetahuan yang baik secara keseluruhan. Begitu pula sikap dari siswa kelompok ini keseluruhannya dalam kategori baik 100.
Sehingga dengan gabungan kedua metode ini mampu meningkatkan sikap dari para siswa menjadi lebih baik secara keseluruhan.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan independent-sample t test disimpulkan bahwa secara rata-rata ada perbedaan yang nyata antara sikap siswa
dengan membandingkan nilai rata-rata kelompok kontrol dan ketiga kelompok eksperimen. Sedangkan uji dengan menggunakan uji ANOVA, dari ketiga metode
penyampaian baik dengan ceramah, bermain, dan juga kombinasi keduanya terdapat perbedaan rerata yang signifikan pada kelompok dengan menggunakan
metode ceramah dan juga bermain. Sehingga dapat diartikan ada pengaruh penyuluhan dengan kombinasi kedua metode penyuluhan terhadap sikap siswa.
Sikap adalah reaksi tertutup dari seseorang terhadap stimulus yang diberikan. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk dan dipelajari
Universitas Sumatera Utara
57
57 sepanjang perkembangan orang tersebut dalam hubungan dengan objeknya. Hal
ini merupakan pengalaman melalui indra penglihatan, pendengaran, penciuman dan sebagainya, sehingga setiap orang memiliki sikap yang berbeda-beda walau
objeknya sama sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya Notoatmodjo, 2012.
Setelah mendapatkan
stimulus berupa
informasi baik
dengan menggunakan metode ceramah, bermain maupun dengan kombinasi keduanya,
dapat berpengaruh pada sikap para siswa dalam konsumsi sayur dan buah. Hal ini sesuai dengan komponen sikap yang diungkapkan oleh Allport 1954 dalam
Notoatmodjo 2012 bahwa dalam bersikap didahului oleh kepercayaan objek, evaluasi individu terhadap objek dan setelah itu kecenderungan untuk bertindak.
Kemudian ketiga komponen ini membentuk sikap yang utuh yang ditentukan oleh pengetahuan, pikiran dan keyakinan. Sehingga dengan kata lain tingkat
pengetahuan yang tinggi sejalan dalam bersikap yang baik. Ungkapan Allport sesuai dengan hasil posttest pada keempat kelompok,
dapat dilihat tingkatan pengetahuan yang berbeda-beda pada tiap-tiap kelompok. Kelompok yang mendapatkan penyuluhan dengan kombinasi metode ceramah dan
bermain tebak rasa dapat nilai pengetahuan yang baik pada keseluruhan siswa. Sikap siswa pada kelompok ini pun tinggi. Hal ini karena adanya keterkaitan
pengetahuan dengan bersikap. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Syofia 2014 tentang
pemberian penyuluhan dengan menggunakan metode flashcard pada anak sekolah dasar kelas I satu- III tiga SD Islam Titi Berdikari mampu meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
58
58 pengetahuan siswa tentang makanan bergizi, aman dan seimbang serta
meningkatnya sikap para siswa untuk makan makanan yang bergizi, aman dan seimbang.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo pada tahun 2013 tentang pemberian penyuluhan dengan ceramah. Penyuluhan ini juga dilakukan
dengan kegiatan menyenangkan yakni dengan melakukan praktik langsung cara membersihkan telinga. Pengetahuan dan sikap siswa meningkat setelah
penyuluhan begitu pula dengan tindakan siswa untuk menjaga kebersihan telinga. Penelitian ini memiliki perbedaan dari penelitian sebelumnya. Penelitian
sebelumnya lebih mengutamakan penggunaan indera penglihatan dan pendengaran peserta penyuluhan. Sedangkan dalam penyampaian informasi
dengan penggunaan indera lain yang dapat menjadi penunjang dalam perubahan perilaku, salah satunya indera pengecap tidak terlalu sering digunakan. Padahal
melalui indera pengecapan para siswa dapat mengetahui bahwa tidak seluruhnya sayur dan buah itu berasa pahit ataupun tidak enak. Sehingga dengan penggunaan
metode penyuluhan dengan bermain tebak rasa ini, dapat menjadi metode pendukung penguat perubahan sikap tentang rasa sayur maupun buah.
5.3 Keterbatasan Penelitian