Analisis Logam Berat Gelatin

58 tulang ikan tuna disebabkan oleh kualitas bahan baku yang mengalami proses pemanasan pada saat degreasing sehingga terjadi proses pencoklatan non-enzim atau reaksi maillard yang menyebabkan terjadinya pigmen coklat atau melanoidin. Poppe 1992 menyatakan bahwa derajat putih gelatin dipengaruhi oleh bahan baku, metode pembuatan dan ekstraksi. Teknik pengeringan gelatin juga berpengaruh terhadap nilai derajat putih. Hasil penelitian Sopian 2002 menunjukkan bahwa derajat putih gelatin kulit ikan pari dengan perlakuan pengering oven lebih rendah dibandingkan pada perlakuan pengering freeze dryer. Dengan demikian dapat diduga bahwa gelatin komersial dan gelatin standar kemungkinan besar tidak menggunakan pengering oven seperti pada gelatin tulang ikan tuna.

3. Analisis Logam Berat Gelatin

Logam berat merupakan jenis logam seperti merkuri, krom, cadmium, arsen, dan timbal dengan bobot molekul yang tinggi. Logam berat terakumulasi di dalam tubuh makhluk hidup yang mengakibatkan kadarnya lebih besar daripada kadarnya dalam lingkungan dan akan meningkat seiring dengan meningkatnya posisi organisme pada rantai makanan Fahrul, 2005. Analisis logam berat sangat penting bagi produk seperti gelatin, antara lain untuk menentukan apakah gelatin tersebut aman digunakan atau dikonsumsi terutama dalam produksi farmasi obat-obatan dan produk pangan. Hasil analisis logam berat disajikan pada Tabel 16. Tabel 16. Hasil Analisis Logam Berat Gelatin Tulang Ikan Tuna, Gelatin Komersial dan Gelatin Standar Laboratorium Parameter Gelatin Tulang Ikan Tuna Gelatin Komersial Gelatin Standar Laboratorium Pb 0,55 Tidak Terdeteksi Tidak Terdeteksi Hg Tidak Terdeteksi Tidak Terdeteksi Tidak Terdeteksi Fahrul 2004 59 Timbal Pb merupakan kontaminan yang berbahaya bagi manusia jika melebihi batas yang ditetapkan. Adanya Pb dalam gelatin dapat diakibatkan oleh pencemaran lingkungan atau penyerapan logam dari peralatan De Man, 1997. Dari hasil analisis Pb, dapat diketahui bahwa kandungan timbal pada gelatin tulang ikan tuna terdeteksi 0,55 ppm. Pada gelatin komersial dan gelatin standar tidak terdeteksi. Kandungan timbal pada gelatin tulang ikan tuna masih tergolong sangat kecil jika dibandingkan dengan kriteria gelatin standar SNI. Adapun syarat yang ditetapkan oleh SNI 1995 maksimum adalah 30 ppm. Merkuri Hg dalam gelatin perlu diketahui karena dimungkinkan adanya pencemaran merkuri dalam bahan baku sehingga terkontaminasi pada gelatin. Menurut De Man, 1997 senyawa merkuri yang ada didalam sedimen sungai atau laut diubah menjadi metal merkuri yang sangat beracun. Berdasarkan hasil pengukuran diketahui bahwa kandungan merkuri di dalam gelatin tulang ikan tuna, gelatin komersial dan gelatin standar laboratorium tidak terdeteksi. Menurut De Man 1997 kandungan merkuri yang tidak terdeteksi pada gelatin tulang ikan tuna menunjukkan bahwa gelatin tersebut masih memenuhi syarat yang ditetapkan yaitu maksimum 0,5 ppm.

4. Komposisi Asam Amino Gelatin