Kadar Air Kadar Abu

49 Tabel 14. Hasil Analisis Komposisi Kimia Gelatin Parameter Gelatin Tulang Ikan Tuna Gelatin Komersial Gelatin Standar Laboratorium Kadar Air 6,08 11,66 11,45 Kadar Abu 1,02 1,66 0,52 Kadar Protein 88,53 85,99 87,26 Kadar Lemak 1,02 0,23 0,25 Fahrul 2004. Hasil pengukuran komposisi kimia akan dibahas lebih lanjut sebagai berikut:

a. Kadar Air

Kadar air adalah kandungan air bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan bobot basah dan bobot kering. Kadar air merupakan parameter penting dari suatu produk pangan, karena kandungan air dalam makanan ikut menentukan acceptability, kesegaran, penampakan, tekstur, citarasa, dan mutu bahan pangan serta daya tahan bahan Winarno, 2002. Air merupakan kandungan penting dalam suatu bahan pangan. Air dapat berupa komponen intrasel atau ekstrasel dari suatu produk. Peranan air dalam bahan pangan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas metabolisme seperti aktivitas enzim, aktivitas mikroba, dan aktivitas kimiawi, yaitu terjadinya ketengikan dan reaksi-reaksi non- enzimatis, sehingga menimbulkan perubahan sifat-sifat organoleptik dan nilai gizinya De Man, 1997. Berdasarkan hasil pengukuran kadar air dapat diketahui bahwa kadar air gelatin tulang ikan tuna adalah 6,08, kandungan air tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan gelatin komersial yang sebesar 11,66 dan juga lebih rendah dari gelatin standar laboratorium yang kadar airnya sebesar 11,45. Rendahnya kadar air gelatin tulang ikan tuna diduga karena pengaruh pengeringan yang terlalu lama dan tidak merata serta alat pengering yang masih menggunakan oven. Pengeringan gelatin komersial biasanya menggunakan freeze dryer, sehingga pada proses pengeringan gelatin tulang ikan tuna banyak air yang menguap. 50 Kadar air gelatin tulang ikan tuna yang dihasilkan masih memenuhi standar SNI 1995 yaitu maksimum 16 dan Norland Product 2003 yaitu maksimum 14. Kadar air yang rendah akan mempengaruhi mutu gelatin terutama pada ketengikan gelatin dan warna yang kurang cerah.

b. Kadar Abu

Nilai kadar abu suatu bahan pangan menunjukkan besarnya jumlah mineral yang terkandung dalam bahan pangan tersebut Apriyantono, 1989. Abu adalah zat anorganik yang tidak ikut terbakar dalam proses pembakaran zat organik. Zat tersebut adalah kalsium, kalium, natrium, besi, magnesium dan mangan Desrosier, 1988. Hasil penelitian kadar abu gelatin tulang ikan tuna adalah 1,02, kandungan abu tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan gelatin komersial yang bernilai 1,66 dan lebih rendah jika dibandingkan kadar abu gelatin standar laboratorium yang sebesar 0,52. Tingginya kandungan mineral yang dimiliki gelatin komersial dibandingkan gelatin tulang ikan tuna dan gelatin standar laboratorium disebabkan karena gelatin komersial bahan bakunya dari tulang sapi, dimana kandungan mineral pada tulang sapi lebih besar daripada tulang ikan. Tingginya kadar abu pada gelatin tulang ikan tuna bila dibandingkan dengan gelatin standar laboratorium diduga akibat kurang maksimalnya proses demineralisasi , sehingga masih banyak mineral yang belum terdemineralisasi dan juga dapat dikarenakan serbuk ossein masih banyak yang terbawa pada saat penyaringan. Menurut Ward dan Courts 1977 kadar abu dalam gelatin diindikasikan merupakan kalsium. Tingginya kalsium mengakibatkan warna gelatin dalam larutan menjadi keruh. Kadar abu gelatin tulang ikan tuna yang dihasilkan telah memenuhi syarat SNI 1995 yaitu maksimum 3,25 dan Norland Product 2003 yaitu maksimum 2,0. Rendahnya kandungan kadar abu di dalam gelatin tulang ikan tuna maka gelatin tersebut dapat diaplikasikan kedalam produk pangan. 51

c. Kadar Protein