Komposisi Asam Amino Gelatin

59 Timbal Pb merupakan kontaminan yang berbahaya bagi manusia jika melebihi batas yang ditetapkan. Adanya Pb dalam gelatin dapat diakibatkan oleh pencemaran lingkungan atau penyerapan logam dari peralatan De Man, 1997. Dari hasil analisis Pb, dapat diketahui bahwa kandungan timbal pada gelatin tulang ikan tuna terdeteksi 0,55 ppm. Pada gelatin komersial dan gelatin standar tidak terdeteksi. Kandungan timbal pada gelatin tulang ikan tuna masih tergolong sangat kecil jika dibandingkan dengan kriteria gelatin standar SNI. Adapun syarat yang ditetapkan oleh SNI 1995 maksimum adalah 30 ppm. Merkuri Hg dalam gelatin perlu diketahui karena dimungkinkan adanya pencemaran merkuri dalam bahan baku sehingga terkontaminasi pada gelatin. Menurut De Man, 1997 senyawa merkuri yang ada didalam sedimen sungai atau laut diubah menjadi metal merkuri yang sangat beracun. Berdasarkan hasil pengukuran diketahui bahwa kandungan merkuri di dalam gelatin tulang ikan tuna, gelatin komersial dan gelatin standar laboratorium tidak terdeteksi. Menurut De Man 1997 kandungan merkuri yang tidak terdeteksi pada gelatin tulang ikan tuna menunjukkan bahwa gelatin tersebut masih memenuhi syarat yang ditetapkan yaitu maksimum 0,5 ppm.

4. Komposisi Asam Amino Gelatin

Analisis asam amino ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan komposisi asam amino gelatin tulang ikan tuna yang dibandingkan dengan gelatin komersial dan gelatin standar laboratorium. Asam amino merupakan struktur yang membentuk protein. Hasil pengujian komposisi asam amino dapat dilihat pada Tabel 17. 60 Tabel 17. Komposisi Asam Amino Gelatin Tulang Ikan Tuna, Gelatin Komersial dan Gelatin Standar Laboratorium Asam Amino Gelatin Tulang Ikan Tuna Gelatin Komersial Gelatin Standar Laboratorium Asam Aspartat Asam Glutamat Serin Glisin Histidin Arginin Theorin Alanin Prolin Hidroksiprolin Tirosin Valin Methionin Sistin Isoeleusin Leusin Phenilalanin Lisin 4,958 8,015 1,406 18,703 1,183 6,230 2,359 4,293 10,65 8,220 2,144 3,755 1,402 0,731 2,346 4,703 2,159 3,541 4,93 9,43 2,18 23,01 0,03 8,95 2,87 10,24 12,34 8,74 0,15 1,60 0,55 0,07 1,13 - 1,92 2,86 5,15 9,47 1,97 23,18 0,02 8,12 2,93 10,07 12,54 8,85 0,11 1,25 0,42 1,10 1,03 - 1,96 1,53 Fahrul 2004 Berdasarkan hasil pengujian komposisi asam amino menunjukkan bahwa komposisi umum asam amino gelatin tulang ikan tuna umumnya lebih rendah dibandingkan gelatin komersial dan gelatin standar laboratorium, namun nilainya tidak jauh berbeda. Menurut Astawan 2004 rendahnya kandungan asam amino glisin dan hidroksiprolin pada gelatin tulang ikan dapat mengakibatkan rendahnya titik leleh gelatin. Perbedaan komposisi asam amino tersebut disebabkan karena bahan baku ketiga jenis gelatin berbeda. Wards dan Courts 1977 menyatakan bahwa gelatin mengandung 19 jenis asam amino yang dihubungkan dengan 61 ikatan peptida membentuk rantai polimer yang panjang. Komposisi asam amino dalam gelatin bervariasi tergantung pada sumber kolagen tersebut, spesies hewan penghasil dan jenis kolagen. Hasil pengujian komposisi asam amino menunjukkan bahwa ketiga jenis gelatin mengandung glisin dan prolin yang cukup tinggi dibanding asam amino lainnya, dimana asam amino tersebut merupakan asam amino penyusun gelatin. Charley 1982 menyatakan bahwa susunan asam amino gelatin hampir sama dengan kolagen, dimana glisin sebagai asam amino utama dan merupakan 2 3 dari seluruh asam amino yang menyusunnya, 1 3 asam amino yang tersisa diisi prolin dan hidroksiprolin. Pada ketiga jenis gelatin yang diuji tidak ditemukan adanya asam amino triptopan yang merupakan asam amino esensial, dan hal inilah yang menyebabkan gelatin dikatakan sebagai protein yang kandungan gizinya tidak lengkap. Triptopan merupakan salah satu asam amino esensial yang dibutuhkan oleh tubuh Glicksman, 1969. Oleh karena itu penggunaannya sebagai bahan baku industri pangan, gelatin tulang ikan tuna hendaknya dikombinasikan dengan bahan pangan yang banyak mengandung triptopan, sehingga kekurangan asam amino tersebut dapat tertutupi. Muchtadi 1993 menyatakan bahwa data mengenai komposisi asam-asam amino esensial suatu protein bahan pangan sangat berguna untuk meningkatkan nilai gizinya, yaitu dengan cara menambahkan suplementasi asam amino esensial yang efisien, atau dengan cara mencampurkan protein tersebut dengan protein lain komplementasi, sehingga akan diperoleh protein campuran dengan komposisi asam amino esensial yang baik, karena kekurangan masing-masing saling tertutupi.

5. Analisis Mikrobiologi Gelatin