2. Laju aliran udara
Data laju aliran udara hanya diperoleh dari P2. Untuk P1 tidak dilakukan karena kesalahan membawa instrumen. Yakni interval
instrumen terlalu besar dan sensor kurang renponsif, serta tidak melakukan pengukuran pada tiap rak. Maka berdasarkan pengukuran laju aliran udara
selama P2 didapatkan nilai kisaran min-max laju udara masuk inlet, keluar outlet dan lingkungan pada percobaan ini adalah 0,09 - 2,39 mdt,
0,06 - 0,77 mdt, dan 0,10 - 0,85 mdt. Sedangkan rata-rata laju aliran udara masuk inlet, keluar outlet dan lingkungan berturut-turut adalah
1,05 mdt, 0,23 mdt, dan 0,31 mdt. Nilai laju udara masuk inlet ini diperoleh dari tekanan kipas
pendorong diameter 12 inch30,48 cm dan 2 kipas fotovoltaik diameter sekitar 18 cm. Sedangkan sistem pengeluaran udara yang ada pada mesin
pengering berupa cerobong tunggal berdiameter 15 cm dan panjang 1 meter.
Dengan laju aliran itu, terutama untuk laju aliran udara masuk inlet sudah cukup. Laju aliran udara merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap laju pengeringan. Laju udara tinggi akan berpengaruh nyata dan memang dibutuhkan apabila digunakan untuk
mengeringkan produk-produk pertanian berkadar air tinggi, termasuk biji pala ini. Kebutuhan laju udara pada awal pengeringan produk berkadar air
tinggi setidaknya 0,5 mdt. Sedangkan untuk produk-produk pertanian berkadar air rendah, laju
pengeringan lebih banyak dipengaruhi oleh suhu udara yang tinggi dan kelembaban udara yang rendah. Oleh karena itu, penggunaan kipas secara
intensif pada pengeringan pala perlu dilakukan pada awal-awal pengeringan. Setelah itu, menjalankan kipas untuk meningkatkan laju
aliran udara dilakukan secara intermitten. Namun yang patut diperhatikan terkait aliran udara pengering
adalah tingkat distribusi pola aliran udara di dalam ruang pengering. Jika tidak, maka aliran udara akan kehilangan tekanan dan udara akan mengalir
melewati ruang kosong dalam sistem. Dengan pendistribusian yang baik,
59
pengeringan juga bisa berlangsung lebih baik yakni kering dengan cepat dan seragam. Ini yang sering masih menjadi kendala dalam meningkatkan
kinerja mesin pengering. Sejak beberapa tahun terakhir, optimalisasi pendistribusian laju
aliran udara terus dikembangkan. Hal ini ditujukan untuk meningkatan kualitas proses pengeringan pada parameter keseragaman kadar air produk.
Karena secara umum, permasalahan dalam proses pengeringan produk pertanian adalah pemerataan kadar air akhir produk kering. Untuk
optimalisasi pendistribusian aliran udara digunakan analisis CFD. Abdullah et al. 2007 telah melakukan analisis CFD untuk penelitian
optimasi suhu, distribusi laju aliran udara, dan kelembaban pada pengering tipe ERK.
3. Kelembaban udara