24 keterangan: FCR = rasio konversi pakan
F = jumlah pakan yang diberikan selama waktu tertentu kg
∆B = penambahan biomassa udang selama waktu tertentu kg
Jika pembandingan diarahkan untuk mengetahui efisiensi pakan secara parsial pada periode waktu tertentu, maka dipakai variabel input-output increment
ratio IOIR untuk masing-masing biomassa udang hidup BG, biomassa udang mati BE dan biomassa udang total BT, dengan rumus:
IOIR-BG = ∆BGF
IOIR-BE = ∆BEF
IOIR-BT = ∆BG + ∆BEF
keterangan: IOIR = rasio perubahan input-output ∆BG
= penambahan biomassa udang hidup selama waktu tertentu kg ∆BE = penambahan biomassa udang mati selama waktu tertentu kg
F = jumlah pakan yang diberikan selama waktu tertentu kg
3.2.4 Bahan dan Metode Pengukuran
3.2.4.1 Bahan
Air yang digunakan untuk mengairi petak tambak adalah air laut dari Samudera Indonesia. Benih udang yang ditebar berasal dari hatceri PT Biru Laut
Khatulistiwa BLK, Lampung. Pakan buatan komersial yang digunakan berasal dari perusahaan pemasok pakan di Jakarta. Pupuk yang digunakan berasal dari
pasar di Kecamatan Surade, Pelabuan Ratu. 3.2.4.2
Metode Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel kualitas air dilakukan dalam dua kelompok, yaitu variabel yang diukur secara harian dan 10 hari sekali. Variabel kualitas air yang
diukur secara harian meliputi suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut, kedalaman dan kecerahan. Variabel ini berubah dinamis sehingga dilakukan pengukuran secara
harian. Variabel yang diukur 10 hari sekali meliputi suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut dissolved oxygen, DO, kedalaman dan kecerahan, bahan organik total
total organic matter, TOM, alkalinitas, amoniumamoniak NH
4 +
NH
3
, nitrit NO
2 -
, nitrat NO
3 -
, ortofosfat PO
4 3-
, hidrogen sulfida H
2
S, fitoplankton dan
25 klorofil-a. Contoh air diambil dari lapisan air bagian atas dan bagian dasar setiap
petak tambak. Jenis dan metode pengukuran variabel tertera pada Tabel 2 dan dirinci pada Lampiran 5.
Tabel 2 Jenis variabel yang diukur selama penelitian dan metode pengukurannya Variabel Satuan
Metodeinstrumentasi Variabel kualitas air
Suhu air °C
Termometer Salinitas ppt
Salino-refraktometer pH
unit Kertas pH, pH-meter
Oksigen terlarutBOD mgL
Titrimetri Winkler Bahan organik total TOM
mgL Titrimetri KMnO
4
Alkanilitas mgL
Titrimetri NH
4 +
mgL Spektrofotometerphenate
NO
2 -
mgL Spektrofotometersulfanilamide
NO
3 -
mgL Spektrofotometerbrucine
PO
4 -3
mgL Spektrofotometerstanaous
chlorida H
2
S mgL Titrimetri
iodometri Kecerahan
cm Keping Secchi
Kedalaman cm Mistar
Variabel biologi Bobot udang
gram Jala, timbangan
Jumlah udang ekor
Jala, alat penghitung counter Jumlah pakan
kg Timbangan
Fitoplankton ind.L Plankton net, mikroskop
Klorofil-a mgm
3
Spektrofotometer Pengukuran variabel biologi dilakukan setiap 10 hari sekali. Sebagai data
utama, variabel biologi yang diukur meliputi jumlah dan bobot udang, kelimpahan dan jenis fitoplankton, serta kelimpahan klorofil. Variabel sebagai data penunjang
yang diukur meliputi produktivitas produksi oksigen dan respirasi fitoplankton,
respirasi udang, serta respirasi bakteri.
26 1 Jumlah dan bobot udang
Pengambilan contoh udang dilakukan setiap 10 hari yang dimulai dari umur 40 hari pemeliharaan H40. Pada H40, udang sudah mulai dapat dijala untuk
pengambilan contoh namun hanya digunakan untuk penghitungan jumlah udang saja. Mulai H50 sampai panen, pengambilan contoh udang tersebut digunakan
untuk mendapatkan data jumlah dan bobot rata-rata udang. Pengambilan contoh dilakukan pada 5 titik tiap petak tambak, yaitu masing-masing 3 titik di bagian
pinggir dan 2 titik di bagian tengah. Udang yang tertangkap dalam jala pada saat pengambilan contoh dihitung
untuk menentukan jumlah udang dan ditimbang untuk menentukan bobot rata- rata. Jumlah udang yang hidup dalam satu petak tambak diduga dengan rumus:
N
t
= n
u
x L
t
L
j
keterangan: N
t
= jumlah udang dalam satu petak tambak pada waktu ke-t ekor n
u
= jumlah udang yang tertangkap dalam jala pada tiap
pengambilan contoh pada waktu ke-t ekor L
t
= luas tambak m
2
L
j
= luas bukaan jala efektifterkoreksi m
2
Bobot rata-rata udang dihitung berdasarkan rumus:
w
t
= B
t
n
u
keterangan: w
t
= bobot rata-rata udang pada waktu ke-t gramekor B
t
= biomassa udang yang tertangkap dalam jala pada tiap pengambilan contoh pada waktu ke-t gram
n
u
= jumlah total udang yang tertangkap dalam jala pada tiap pengambilan contoh pada waktu ke-t ekor
2 Jenis dan kelimpahan fitoplankton
Pengamatan fitoplankton dilakukan untuk menentukan jenis dan jumlah masing-masing fitoplankton. Contoh air untuk penghitungan fitoplankton diambil
sebanyak 50 liter dan disaring menggunakan plankton net dengan ukuran mata jaring 20 µm. Contoh plankton tersaring dipekatkan menjadi 30 mL dan
diawetkan dengan lugol. Penghitungan jumlah fitoplankton menggunakan mikroskop dengan memakai gelas penutup pada gelas preparat berukuran 20 mm
x 20 mm. Fitoplankton hasil saringan diidentifikasi jenisnya dan dikelompokkan menurut genus dan kelasnya. Kelimpahan fitoplankton dari setiap contoh dihitung
dengan rumus:
27 N = n x V
s
V
p
x V
t
Keterangan: N = kelimpahan fitoplankton individu per liter n = jumlah plankton dalam contoh individu
V
p
= volume air dalam preparat mL V
s
= volume air yang tersaring mL V
t
= volume air yang disaring L
3 Klorofil fitoplankton
Pengukuran klorofil fitoplankton dilakukan dengan metode spektrofotometri melalui 2 tahap, yaitu ekstraksi dan pengukuran. Air contoh
dipekatkan dengan menggunakan botol gelas berpompa vakum memakai kertas saring yang telah diberi beberapa tetes MgCO
3
. Contoh fitoplankton yang melekat pada kertas saring diberi larutan aseton sebanyak 2-3 mL, digerus dalam tissue
grinder pada kecepatan 500 rpm selama 1 menit, kemudian dipindahkan ke tabung centrifuge dan disimpan dalam tempat gelap bersuhu 4
C selama 2 jam. Setelah itu dilakukan centrifuge untuk memperoleh ekstrak larutan yang jernih
yang berupa larutan pigmen. Larutan tersebut dituangkan dalam cuvet berukuran 1 cm, kemudian dilakukan pengukuran pada spektrofotometer.
4 Produktivitas dan respirasi fitoplankton Pengambilan contoh air dilakukan setiap 10 hari mulai dari penebaran
sampai akhir penelitian untuk pengukuran produksi dan konsumsi oksigen bagi fitoplankton. Pengukuran produksi dan konsumsi oksigen bagi fitoplankton
menggunakan 2 botol BOD terang dan 1 botol BOD gelap. Satu botol BOD terang dan gelap diinkubasi dalam air tambak di kedalaman 50 cm selama 8 jam
jam 08.00-16.00. Rumus perhitungan yang digunakan dalam penentuan produktivitas dan respirasi fitoplankton adalah:
DO
R
= DO
B0
– DO
IG
DO
P
= DO
IT
– DO
B0
DO
T
= DO
R
+ DO
P
keterangan: DO
B0
= konsentrasi oksigen pada botol BOD terang pada jam ke-0 DO
IT
= konsentrasi oksigen pada botol BOD terang setelah inkubasi DO
IG
= konsentrasi oksigen pada botol BOD gelap setelah inkubasi DO
R
= jumlah respirasi dalam contoh air DO
P
= produksi bersih oksigen DO
T
= produksi oksigen dari fotosintesis.
4 Respirasi udang
28 Respirasi udang diukur melalui penelitian tingkat konsumsi oksigen TKO
udang. Percobaan ini dirancang secara eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap RAL dengan empat kali ulangan dan enam perlakuan yaitu udang
vaname ukuran 5, 8, 10, 12, 15 gram, serta dilakukan pada saat sebelum dan sesudah udang makan.
Air laut yang digunakan sebagai media penelitian TKO disaring dengan plankton net berukuran mata jaring 48
μm dan dimasukkan kedalam wadah penampungan. Air tersebut diaerasi kuat selama 8 jam untuk meningkatkan
konsentrasi oksigen terlarut. Setelah diaerasi, dilakukan pengukuran salinitas, suhu, pH, oksigen terlarut dan BOD
5
. Air kemudian dimasukkan perlahan-lahan kedalam wadah percobaan berupa botol plastik berukuran 20 liter yang telah
disiapkan sebelumnya. Udang dengan kelompok bobot sekitar 5, 8, 10, 12, dan 15 gram diseleksi
dan ditimbang satu persatu menggunakan timbangan dengan ketelitian 0,1 gram lalu dimasukkan ke dalam wadah. Seleksi terhadap udang sebagai hewan uji
menggunakan kriteria kesehatan secara visual yang dilihat dari kondisi tubuh serta pergerakannya aktif. Setelah udang uji dimasukkan, botol ditutup dan dilakukan
pengukuran parameter kualitas air setiap 2 jam sekali selama 6 jam, yang meliputi salinitas, suhu, pH, oksigen terlarut dan BOD
5.
Salinitas, suhu dan pH selama percobaan berlangsung tidak menunjukkan perubahan yang berarti dan BOD
5
sangat kecil. Dengan demikian, hanya variabel DO yang digunakan dalam pengolahan data bagi TKO udang ini.
Nilai tingkat konsumsi oksigen TKO dihitung berdasarkan rumus Pavlovskii 1964, yaitu:
TKO = [DO – DO
t
x V]B x ∆t
keterangan: DO = konsentrasi oksigen terlarut
pada waktu ke-0 mgl DO
t
= konsentrasi oksigen terlarut pada waktu ke-t mgl
V = volume air l B = biomassa udang g
∆t = selisih waktu jam
29 Model tingkat konsumsi oksigen dihitung berdasarkan rumus peluruhan
oksigen, yaitu: dOdt = k
O
W
γ
keterangan: dOdt = laju konsumsi oksigen k
O
dan γ = konstanta yang dihitung
W = bobot udang
3.3 Pelaksanaan Penelitian