Perumusan Masalah Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1

besar-kecilnya rasio LDR suatu bank akan mempengaruhi kinerja bank tersebut. GWM Giro Wajib Minimum adalah jumlah dana minimum yang wajib dipelihara oleh Bank yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar Persentase tertentu dari Dana Pihak Ketiga Bank DPK merupakan kewajiban Bank kepada penduduk dan bukan penduduk dalam rupiah dan valuta asing. GWM milik bank harus tetap terjaga untuk menghindari terjadinya dampak buruk dari sistem perbankan dan perekonomian. Dalam perhitungan GWM, DPK berpedoman kepada laporan DPK dalam Rupiah dan Valuta Asing pada Laporan Berkala Bank Publik. Apabila suatu bank mengalami permasalahan pada salah satu faktor tersebut apalagi apabila suatu bank mengalami permasalahan yang menyangkut lebih dari satu faktor tersebut, maka bank tersebut akan mengalami kesulitan. Sebagai contoh, suatu bank yang mengalami masalah likuiditas meskipun bank tersebut modalnya cukup, selalu untung, dikelola dengan baik, kualitas aktiva produktifnya baik maka apabila permasalahan tersebut tidak segera dapat diatasi maka dapat dipastikan bank tersebut akan menjadi tidak sehat. Alasan dipilihnya industri perbankan dalam hal ini bank publik karena kegiatan bank sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidek bekerja dengan baik. Mengingat pentingnya penilaian tingkat kinerja perusahaan bank publik untuk menentukan kebijakan-kebijakan guna mempertahankan kelangsungan operasional bank – bank publik dalam menghadapi persaingan sesama jenis usaha, maka penulis mengambil penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Rasio – Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Publik Yang Terdaftar Di BEI”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio CAR terhadap kinerja bank publik yang diukur dengan Return On Asset ROA? 2. Bagaimana pengaruh Non Performing Loan NPL terhadap kinerja bank publik yang diukur dengan Return On Asset ROA ? 3. Bagaimana pengaruh Net Interest Margin NIM terhadap kinerja bank publik yang diukur dengan Return On Asset ROA ? 4. Bagaimana pengaruh Biaya operasionalpendapatan operasional BOPO terhadap kinerja bank publik yang diukur Return On Asset ROA ? 5. Bagaimana pengaruh Loan to Deposit Ratio LDR terhadap kinerja bank publik yang diukur Return On Asset ROA ? 6. Bagaimana pengaruh Giro Wajib Minimum GWM terhadap kinerja bank publik yang diukur Return On Asset ROA ? 7. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loan NPL, Net Interest Margin NIM, Biaya operasionalpendapatan operasional BOPO, Loan to Deposit Ratio LDR, Giro Wajib Minimum GWM secara bersama-sama terhadap kinerja bank publik yang diukur Return On Asset ROA?

1.3 Tujuan dan Manfaat penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio CAR terhadap kinerja bank publik yang diukur dengan Return On Asset ROA. Universitas Sumatera Utara 2. Untuk menganalisis pengaruh Non Performing Loan NPL terhadap kinerja bank publik yang diukur dengan Return On Asset ROA. 3. Untuk menganalisis pengaruh Net Interest Margin NIM terhadap kinerja bank publik yang diukur dengan Return On Asset ROA. 4. Untuk menganalisis pengaruh biaya operasionalpendapatan operasional BOPO terhadap kinerja bank publik yang diukur Return On Asset ROA. 5. Untuk menganalisis pengaruh Loan to Deposit Ratio LDR terhadap kinerja bank publik yang diukur Return On Asset ROA. 6. Untuk menganalisis pengaruh Giro Wajib Minimum GWM terhadap kinerja bank publik yang diukur Return On Asset ROA. 7. Untuk menganalisis pengaruh pengaruh Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loan NPL, Net Interest Margin NIM, Biaya operasionalpendapatan operasional BOPO, Loan to Deposit Ratio LDR, Giro Wajib Minimum GWM secara bersama-sama terhadap kinerja bank publik yang diukur Return On Asset ROA.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Bagi analis internal bank Hasil penelitian untuk membantu manajemen membuat evaluasi tentang kinerja keuangan bank. 2. Bagi investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasinya di sektor perbankan. Universitas Sumatera Utara 3. Bagi akademis Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan dan sebagai referensi dalam penelitian-penelitian yang sejenis di masa yang akan datang. 4. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti empiris mengenai pengaruh kinerja bank publik yang diukur dengan rasio-rasio keuangan. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Bank Publik Pengertian bank menurut Pasal 1 UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, yaitu Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkanya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral G.M Verryn Stuart, 2009 Pengertian bank publik menurut Peraturan Bank Indonesia No. 97PBI2007 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jasa yang diberikan oleh bank publik bersifat umum, artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Bank publik sering disebut bank komersial commercial bank.

2.1.2 Kegiatan Bank Publik

Kegiatan bank publik secara lengkap meliputi kegiatan sebagai berikut : 1. Menghimpun Dana Funding Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal juga dengan kegiatan funding. Kegiatan membeli dana dapat Universitas Sumatera Utara dilakukan dengan cara menawarkan berbagai jenis simpanan. Simpanan sering disebut dengan nama rekening atau account. Jenis-jenis simpanan yang ada dewasa ini yaitu simpanan Giro Demand Deposit, simpanan Tabungan Saving Deposit, simpanan Deposito Time Deposit. 2. Menyalurkan Dana Lending Sebelum kredit dikucurkan bank terlebih dulu menilai kelayakan kredit yang diajukan oleh nasabah. Kelayakan ini meliputi berbagai aspek penilaian. Penerima kredit akan dikenakan bunga kredit yang besarnya tergantung dari bank yang menyalurkannya. Besar kecilnya bunga kredit sangat mempengaruhi keuntungan bank, mengingat keuntungan utama bank adalah dari selisih bunga kredit dengan bunga simpanan. Secara umum jenis-jenis kredit yang ditawarkan meliputi yaitu, kredit investasi, kredit modal kerja, kredit perdagangan, kredit produktif, kredit konsumtif, kredit profesi 3. Memberikan jasa- jasa Bank Lainnya Services Jasa-jasa bank lainnya merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana. Sekalipun sebagai kegiatan penunjang, kegiatan ini sangat banyak memberikan keuntungan bagi bank dan nasabah, bahkan dewasa ini kegiatan ini memberikan kontribusi keuntungan yang tidak sedikit bagi keuntungan bank, apalagi keuntungan dari spread based semakin mengecil, bahkan cenderung negatif spread bunga simpanan lebih besar dari bunga kredit. Semakin lengkap jasa-jasa bank yang dapat dilayani oleh suatu bank maka akan semakin baik. Kelengkapan ini ditentukan dari permodalan bank serta kesiapan bank dalam menyediakan SDM yang handal. Disamping itu, juga perlu didukung oleh kecanggihan teknologi yang dimilikinya. Dalam praktiknya jasa-jasa bank yang ditawarkan yaitu Universitas Sumatera Utara kiriman uang Transfer, kliring Clearing, inkaso Collection, safe deposit box, kartu kredit bank card, bank notes, bank garansi, bank draft, letter of credit LC, cek wisata Travellers Cheque, menerima setoran-setoran, melayani pembayaran- pembayaran, dan berrmain di dalam pasar modal.

2.1.3 Peranan Bank Publik

1. Menyediakan Berbagai Jasa Perbankan Dewasa ini bank publik ditinjau dari segi operasinya dapat diibaratkan sebagai toko serba ada bagi penyedia jasa, baik dibidang keuangan maupun nonkeuangan, di samping melaksanakan tugas pokok sebagai perantara keuangan. 2. Sebagai Jantung Perekonomian Dipandang dari segi perekonomian, bank publik berperan sebagai jantungnya perekonomian negara. Uang ibarat darah perekonomian yang mengallir ke dalam bank, kemudian oleh bank diedarkan kembali kedalam sistem perekonomian untuk menjalankan proses perekonomian. Kemampuan sistem bank publik untuk melaksanakan perannya yang sangat menentukan dalam perekonomian secara efektif dan efisien tergantung manajemen bank yang efisien dan efektif pula. 3. Melaksanakan Kebijakan Moneter Bank publik berperan sebagai wahana mengefektifkan jalannya kebijaksanaan. Pemerintah di bidang moneter dan perekonomian melalui pengendalian uang yang beredar dengan mematuhi giro wajib minimum. Bank publik bertindak sebagai sarana yang menjalankan Universitas Sumatera Utara kebijaksaan Bank Sentral. Peranan bank dipengaruhi dan diatur oleh sejumlah Undang– Undang dan peraturan pemerintah serta ketentuan bank sentral.

2.1.4 Jenis Dan Usaha Bank Publik

Jenis usaha bank publik dapat yang diizinkan oleh Undang–Undang perbankan Tahun 1992 meliputi : 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjamgka, sertifikat deposito, tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. 2. Memberikan Pinjaman Kredit. 3. Menerbiitkan surat pengakuan utang. 4. Membeli, menjual, atau menjamin atas resiko sendiri maupun atas perintah nasabahnya, seperti : a. Surat – surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunnya tidak lebih lama daripada kebiasaan perdagangan surat–surat yang dimaksud. b. Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya. c. Kertas Perbendaharaan Negara dan surat jaminan pemerintah. d. Sertifikat Bank Indonesia. e. Obligasi f. Surat utang berjangka waktu sampai dengan satu tahun. g. Instrumen surat berharga lainnya yang berjangka waktu sampai dengan satu tahun. 5. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan nasabah, maupun untuk kepentingan bank itu sendiri. Universitas Sumatera Utara 6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat,sarana telekomunikasi, maupun dengan wesel tunjuk, cek atau sarana lainnya. 7. Menerima pembayaran atas tagihan dari surat berharga dan melakukan perhitungan atau dengan pihak ketiga. 8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga. 9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak. 10. Melakukan penempatan dana dari nasabah ke nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek. 11. Membeli dari suatu poerdaganngan agunan, baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank dengan ketentuan aguna yang dibeli wajib dicairkan secepatnya. 12. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan wali amanat. 13. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemrintah. 14. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang–undang perbankan dan peraturan yang berlaku. Selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana disebutkan diatas, bank publik dapat pula : 1. Melakukan kegiatan valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 2. Melakukan peryertaan modal pada bank dan perusahaan lain dibidang keuangan, seperti sewa rumah, modal antara perusahaan efek, asuransi, serta lembga kliring Universitas Sumatera Utara penyelesaian dan penyimpanan dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia. 3. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia. 4. Bertindak sebagai pendiri dan pembina atau pengurus dana pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundangan dan pensiun yang berlaku.

2.1.5 Tugas Bank Publik

Setelah menguraikan peranan bank publik dalam perekonomian, selanjutnya perlu dikemukakan tugas yang dilakukan bank publik agar dapat menjalankan peranannya itu. Tugas yang harus dilakukan bank publik dapat digolongkan atas : 1 Menghimpun dana dari tabungan masyarakat. 2 Menyediakan dana untuk dipinjamkan kredit. 3 Menyediakan jasa lalu lintas pembayaraan. 4 Menciptakan uang giral. 5 Menyediakan fasilitas untuk mempelancar perdagangan luar negeri, 6 Menyediakan jasa – jasa trusty wali amanat 7 Menyediakan berbagai jasa yang bersifat off balance sheet seperti jasa safety deposit boxes, inkaso, pialang, save keeping, garansi bank, dan lain – lain.

2.1.6 Laporan Keuangan Bank

Laporan keuangan pada sektor perbankan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan, aktivitas operasi perbankan yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan peraturan Bank Sentral, setiap bank diwajibkan menyampaikan laporan keuangan kepada Bank Sentral dan bank publik, setiap enam bulan yang terdiri atas laporan inti dan laporan pelengkap. Laporan inti terdiri atas neraca dan daftar perhitungan labarugi. Laporan pelengkap terdiri dari laporan komitmen dan kontijensi, laporan perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum, laporan transaksi valuta asing dan dervatif, laporan kualitas aktif produktif dan derivative, perhitungan rasio keuangan, pengurus bank dan pemilik bank. Menurut IAI 1995 menyatakan bahwa Laporan keuangan bank harus disusun berdasarkan Standar Khusus Akuntansi Perbankan Indonesia SKAPI dan Prinsip Akuntansi Perbankan Indonesia PAPI yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia IAI. Menurut ketentuan tersebut laporan keuangan bank terdiri dari 1 Neraca, 2 Laporan Perhitungan Laba Rugi, 3 Laporan Komitmen dan Kontijensi, 4 Laporan Perubahan Posisi Keuangan, dan 5 Catatan atas Laporan Keuangan.

2.1.7 Kinerja Keuangan Bank

Kinerja merupakan suatu gambaran tentang kondisi dari suatu perusahaan sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Pengertian dari kinerja merupakan hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen Helfert, 1996:67. Hal ini dimaksudkan kinerja merupakan indikator dari baik buruknya keputusan manajemen dalam mengambil keputusan. Manajemen dapat berinteraksi dengan lingkungan internal maupun eksternal melalui informasi. Pengukuran kinerja bertujuan untuk melakukan perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor informasi Universitas Sumatera Utara mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kreditibilitas yang baik Munawir, 1995 :85. Adapun manfaat dari penilaian kinerja perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya. 2. Pengukuran kinerja juga digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. 3. Pengukuran sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang. 4. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya. 5. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan. Kinerja keuangan perbankan merupakan hasil yang dicapai suatu bank dengan mengelola sumber daya yang ada dalam bank seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen bank itu sendiri Basran Desvian, 2005. Menurut Achmad dan Kusno 2003 menyatakna bahwa Kinerja keuangan bank merupakan bagian dari kinerja bank secara keseluruhan. Penilaian kinerja keuangan perbankan dimaksudkan untuk menilai keberhasilan manajemen didalam mengelola suatu badan usaha yang dapat diproksi dengan ketentuan indikator financial ratio, penilaian kesehatan perbankan peraturan Bank Indonesia, fluktuasi harga saham dan return saham. Universitas Sumatera Utara Untuk mengukur kesehatan dan kinerja bank berpedoman pada Undang-undang RI No 7 tahun 1992 pasal 29 tentang perbankan menyebutkan beberapa ketentuan, yaitu sebagai berikut : a. Pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia. b. Bank Indonesia menetapkan ketentuan kesehatan atau kinerja bank dengan memperlihatkan aspek permodalan, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank. c. Bank wajib memelihara kesehatan bank sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dan wajib melakukan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia IAI, 1996 kinerja keuangan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi dan kinerja keuangan di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa yang akan datang. Kemampuan bank dalam membentuk giro wajib minimum yang dipelihara oleh bank pada Bank Indonesia juga harus diperhatikan, dimana giro wajib minimum diperoleh bank dari dana pihak ketiga. Berikut ketentuan dari giro wajib minimum dalam rupiah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu a GWM primer sebesar 8 dari DPK, b GWM sekunder sebesar 2,5 dari DPK, c GWM LDR sebesar perhitungan antara Parameter Disinsentif Bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR Target dengan memperhatikan selisih antara KPMM Bank dan KPMM Insentif.

2.1.8 Return On Asset

Return on Assets atau ROA merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan atau laba secara keseluruhan. Return On Asset bank juga Universitas Sumatera Utara digunakan untuk mengetahui hubungan antara organisasi dan kinerja keuangan bank-bank retail sehingga strategi organisasi dalam rangka menghadapi persaingan yang semakin ketat dapat diformulasikan Adeyemi-Belo, 2000. Semakin besar Return on Asset menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat kembalian return semakin besar. Apabila Return on Asset meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: ��� = ���� ������ ����� ������ × ��� Tujuan ROA Bank Indonesia, 2007 adalah mengukur keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba. Semakin kecil rasio ini maka dapat terlihat kurangnya kemampuan manajemen bank dalam hal mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan atau menekan biaya sehingga dapat diartikan apabila kinerja ROA semakin tinggi maka bank secara manajemen semakin mampu mengelola aktiva dalam memperoleh pendapatan dan atau menekan penggunaan biaya.

2.1.9 Capital Adequacy Ratio

Peranan modal sangat penting karena selain digunakan untuk kepentingan ekspansi, juga digunakan sebagai “buffer” untuk menyerap kerugian kegiatan usaha. Dalam hal ini Bank wajib memenuhi ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM yang berlaku untuk peningkatan modal SE. Intern BI, 2004. Secara teknis, analisis tentang permodalan disebut juga sebagai analisis solvabilitas, atau juga disebut capital adequacy Universitas Sumatera Utara analysis, yang mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah permodalan bank yang ada telah mencukupi untuk mendukung kegiatan bank yang dilakukan secara efisien, Capital Adequacy Ratio atau CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalkan kredit yang diberikan bank. CAR merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana dari masyarakat, pinjaman, dan lain-lain. Lukman Dendawijaya, 2000:122. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 623DPNP tanggal 1 Mei 2004, rasio CAR dapat dirumuskan sebagai berikut: ��� = ����� ���� ������ ���������� ������� ������ × ��� Sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank of International Settlement BIS seluruh bank yang ada di Indonesia wajib untuk menyediakan modal minimum sebesar 8 dari aktiva tertimbang menurut risiko Kuncoro dan Suhardjono, 2002.

2.1.10 Non Perfoming Loan

Seperti perusahaan pada umumnya, bisnis perbankan juga dihadapkan pada berbagai risiko, salah satunya adalah risiko kredit. Menurut peraturan Bank Indonesia salah satu risiko usaha bank adalah risiko kredit, yaitu risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan counterparty memenuhi kewajiban. Risiko kredit merupakan risiko yang dihadapi bank karena menyalurkan dananya dalam bentuk pinjaman ke masyarakat Susilo, et al, 1999. Universitas Sumatera Utara Disebabkan oleh beberapa hal debitur mungkin saja menjadi tidak memenuhi kewajibannya kepada bank seperti pembayaran pokok pinjaman, pembayaran bunga, dan lain-lain. Tidak terpenuhinya kewajiban nasabah kepada bank menyebabkan bank menderita kerugian dengan tidak diterimanya penerimaan yang sebelumnya telah diperkirakan. Rasio keuangan yang digunakan sebagai proksi terhadap suatu resiko kredit adalah rasio Non Performing Loan NPL. NPL merupakan besarnya jumlah kredit bermasalah pada suatu bank dibanding dengan total keseluruhan kreditnya. Rumus perhitungan NPL adalah sebagai berikut Surat Edaran BI No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004 : ��� = ������ ������ ���������� ����� ������ x 100 Standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah kurang dari 5, dengan rasio dibawah 5 maka Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP yang harus disediakan bank guna menutup kerugian yang ditimbulkan oleh aktiva produktif non lancar dalam hal ini kredit bermasalah menjadi kecil. Bank melakukan peninjauan, penilaian, dan pengikatan terhadap agunan untuk memperkecil resiko kredit Ali, 2004. Dengan demikian apabila suatu bank mempunyai Non Performing Loan NPL yang tinggi, maka akan memperbesar biaya baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpengaruh terhadap kinerja bank.

2.1.11 Net Interest Margin

NIM merupakan rasio antara pendapatan bunga bersih terhadap jumlah kredit yang diberikan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan Universitas Sumatera Utara bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam memperolah pendapatan operasionalnya dari dana yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman kredit. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus berikut Surat Edaran BI No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004 : ��� = ���������� ����� ������ ������ ��������� × ��� Bank dikatakan sehat apabila memiliki NIM diatas 2. Untuk dapat meningkatkan perolehan NIM maka bank perlu menekan biaya dana. Biaya dana adalah bunga yang dibayarkan oleh bank kepada masing - masing sumber dana bank yang bersangkutan. Secara keseluruhan, biaya yang harus dibayarkan oleh bank akan menentukan berapa persen bank menetapkan tingkat bunga kredit yang diberikan kepada nasabahnya untuk memperoleh pendapatan netto bank. Semakin tinggi NIM menunjukkan semakin efektif bank dalam penempatan aktiva produktif dalam bentuk kredit sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar net interest margin NIM suatu perusahaan, maka semakin besar pula return on asset ROA perusahaan tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut semakin membaik atau meningkat. Begitu juga dengan sebaliknya, jika net interest margin NIM semakin kecil, return on asset juga akan semakin kecil, dengan kata lain kinerja perusahaan tersebut semakin menurun.

2.1.12 Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO

Dalam kasus perusahaan yang bergerak dibidang perbankan, efisiensi operasi dilakukan untuk mengetahui apakah bank dalam operasinya yang berhubungan usaha pokok bank, dilakukan dengan benar dalam arti sesuai yang diharapkan manajemen dan pemegang saham. Efisiensi operasi juga berpengaruh terhadap kinerja bank, yaitu untuk menunjukkan Universitas Sumatera Utara apakah bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna Mawardi, 2005. Menurut Bank Indonesia, efisiensi operasi diukur dengan membandingkan total biaya operasi dengan total pendapatan operasi atau yang sering disebut BOPO. Rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur kemampuan pendapatan operasional dalam menutup biaya operasional. ���� = ����� ����������� ���������� ����������� × ��� Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO adalah dibawah 90, karena jika rasio BOPO melebihi 90 hingga mendekati angka 100 maka bank tersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan operasinya.

2.1.13 Loan to Deposit Ratio

Loan to Deposit Ratio atau LDR merupakan rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang telah diterima oleh bank. LDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 623DPNP tanggal 1 mei 2004, rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: LDR = ������ ������ ���� ��������� ����� ���� ����� ������ � ��� Universitas Sumatera Utara LDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Rasio ini merupakan indikator kerawanan dan kemampuan suatu bank. Semakin tinggi rasio tersebut berarti semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar.

2.1.14 Giro Wajib Minimum

Salah satu pendekatan yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk mendukung stabilitas moneter dan sektor keuangan adalah melalui penerapan kewajiban memelihara giro wajib minimum. Penerapan kebijakan giro wajib minimum perlu disesuaikan dari waktu ke waktu sesuai dengan kondisi likuiditas perbankan serta dengan memperhatikan peran bank dalam pelaksanaan fungsi intermediasi. Giro wajib minimum GWM merupakan perbandingan giro pada Bank Indonesia dengan seluruh dana yang berhasil dihimpun. Rumus untuk menghitung Giro Wajib Minimum yaitu : GWM = ���� ���� ���� ��������� ������� ���� ���� �������� �������� � 100 Berdasarkan Surat Edaran Bnak Indonesia No.231713PPP tanggal 28 Februari 1992, besarnya GWM adalah 2. Terhitung sejak 1997, besarnya GWM 3 dan sejak tahun 1998 menjadi 5.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Universitas Sumatera Utara 1 Pandu Mahardian 2008 Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Studi Kasus Perusahaan Perbankan Yang Tercatat di BEJ Periode Juni 2002 – Juni 2007 Variabel independen : CAR, BOPO, NPL, NIM, LDR Variabel dependen : ROA variabel CAR, NIM, dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA serta BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Sementara untuk variabel NPL memiliki pengaruh negatif terhadap ROA, akan tetapi tidak signifikan. 2 Wisnu Mawardi 2004 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia Studi Kasus Pada Bank Umum dengan Total Asset Kurang dari 1 Triliyun Variabel Independen : BOPO, NPL, NIM, CAR Variabel Dependen : ROA CAR dan NIM mempunyai pengaruh positif terhadap ROA, sedangkan variabel BOPO dan NPL berpengaruh negatif terhadap ROA 3 Ponttie Prasnanugraha P 2007 Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Umum di IndonesiaStudi Empiris Bank-bank Umum Yang Beroperasi Di Indonesia Variabel Independen : CAR, BOPO, NIM, NPL, LDR Variabel Dependen : ROA CAR,BOPO, NIM, NPL, LDR secara bersama- sama mempunyai pengaruh yang berarti terhadap ROA 4 Rusdiana 2012 Analisis Pengaruh CAR, LDR, NIM, NPL, BOPO, dan DPK Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Studi Kasus pada Bank Umum Yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2008- 2011 Variabel Independen : CAR, LDR, NIM, NPL, BOPO, DPK Variabel Dependen : ROA NIM, NPL, BOPO LDR berpengaruh secara signifikan terhadap ROA sedangkan CAR, LDR, dan DPK tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA Universitas Sumatera Utara 5 Tiara Kusuma Hapsari 2011 Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR, GWM, dan Rasio Konsentrasi Terhadap ROA Studi Empiris Pada Bank Umum Yang Listing Di BEI 2005- 2009 Variabel Independen : CAR, NPL, BOPO, LDR, GWM, dan Rasio Konsentrasi Variabel Dependen : ROA BOPO berpengaruh negativf dan signifikan terhadap ROA. Variabel LDR dan GWM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan variabel CAR, NPL, dan CR tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap ROA. Berikut ini adalah uraian dari tabel tinjauan penelitian terdahulu yang diuraikan sebagai berikut :  Pandu Mahardian 2008 meneliti tentang Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Studi Kasus Perusahaan Perbankan Yang Tercatat di BEJ Periode Juni 2002 – Juni 2007. Terdapat 6 variabel dalam penelitian ini yaitu CAR, BOPO, NPL, NIM, LDR sebagai variabel independen dan ROA sebagai variabel dependen. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa variabel CAR, NIM, dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA serta BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Sementara untuk variabel NPL memiliki pengaruh negatif terhadap ROA, akan tetapi tidak signifikan.  Wisnu Mawardi 2004 meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia Studi Kasus Pada Bank Umum dengan Total Asset Kurang dari 1 Triliyun . Periodisasi data yang digunakan adalah 1998 sampai dengan 2001. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi operasi BOPO dan risiko kredit Universitas Sumatera Utara NPL terhadap kinerja keuangan ROA menunjukkan pengaruh negatif dan signifikan, sedangkan risiko pasar NIM.  Ponttie Prasnanugraha P 2007 meneliti tentang Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia Studi Empiris Bank-bank Umum Yang Beroperasi Di Indonesia. Obyek penelitian adalah bank-bank umum yang beroperasi di Indonesia pada tahun 2005. Terdapat 6 variabel dalam penelitian ini yaitu CAR, BOPO, NIM, NPL, dan LDR sebagai variabel independen sedangkan variabel dependen adalah ROA. Hasil penelitian menunjukkan variabel CAR, BOPO, NIM, NPL dan LDR secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang berarti terhadap ROA.  Rusdiana 2012 melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh CAR, LDR, NIM, NPL, BOPO, dan DPK Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Studi Kasus pada Bank Umum Yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011 . Terdapat 6 variabel yaitu CAR, LDR, NIM, NPL, BOPO, dan DPK dalam penelitian ini sebagai variabel independen dan ROA sebagai variabel dependen. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa variabel bebas CAR, LDR, dan DPK tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA karena nilai signifikansinya berada diatas 0,05, sementara itu variabel bebas NIM, NPL, dan BOPO berpengaruh secara signifikan terhadap ROA karena nilai signifikansinya kurang dari 0,05. Dari keenam variabel bebas atau independen diatas yang hipotesisnya ditolak yaitu LDR.  Tiara Kusuma Hapsari 2011 melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR, GWM, dan Rasio Konsentrasi CR Terhadap ROA Studi Empiris Pada Bank Umum Yang Listing Di BEI 2005-2009. Terdapat variabel CAR, NPL, BOPO, LDR, GWM, dan Rasio Konsentrasi CR sebagai variabel independen dan variabel ROA sebagai variabel dependen. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa variabel BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Variabel LDR dan GWM berpengaruh positif Universitas Sumatera Utara dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan variabel CAR, NPL, dan CR tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap ROA.

2.3 Kerangka Konseptual