Analisis Data Kreativitas Peserta Didik

Tabel 3.8 Hasil Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen Variansi Nilai LTM Nilai Akhir Skor Kreativitas Skor Karakter Rata – rata ̅ 95 89 84 95 Standar deviasi s 1.76 2.62 3.11 2.26 Jumlah sampel n 30 30 30 30 χ 2 hitung 8.53 3.44 9.14 10.86 χ 2 tabel 9.49 11.10 11.10 11.10 Keterangan Distribusi normal Distribusi normal Distribusi normal Distribusi normal Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 33, 34, 31 dan 32. Hasil uji normalitas data nilai LTM, nilai akhir, skor kreativitas dan skor karakter menunjukkan bahwa semua data tersebut berdistribusi normal karena memiliki χ 2 hitung yang lebih kecil dari χ 2 tabel . Data yang berdistribusi normal dapat digunakan untuk uji parametrik selanjutnya. Hasil yang sama juga diperoleh pada uji normalitas data data nilai LTM, nilai akhir, skor kreativitas dan skor karakter peserta didik kelas kontrol yang dapat dilihat pada Tabel 3.9. Tabel 3.9 Hasil Uji Normalitas Data Kelas Kontrol Keterangan Nilai LTM Nilai Akhir Skor Kreativitas Skor Karakter Rata – rata ̅ 92 87 78 92 Standar deviasi s 2.10 2.31 2.56 2.86 Jumlah sampel n 30 30 30 30 χ 2 hitung 10.58 9.03 3.75 9.60 χ 2 tabel 11.10 11.10 11.10 11.10 Keterangan Distribusi normal Distribusi normal Distribusi normal Distribusi normal Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 33, 34, 31 dan 32.

3.9.2. Analisis Data Kreativitas Peserta Didik

Perhitungan persentase skor kreativitas yang diperoleh peserta didik menggunakan rumus: Tabel 3.10 menunjukkan kategori tingkat kreativitas peserta didik yang dimodifikasi dari penilaian sesuai Kurikulum 2013. Tabel 3.10 Kategori Tingkat Kreativitas Peserta Didik Interval Persentase Kreativitas Skala Skor Kriteria Kreativitas 80 ≤ x ≤ 100 3.20-4.00 Sangat kreatif 70 ≤ x 80 2.80-3.19 Kreatif 60 ≤ x 70 2.40-2.79 Cukup kreatif x 60 2.40 Kurang kreatif Dimodifikasi dari Kemendikbud, 2014 Untuk melihat perbedaan tingkat kreativitas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka statistik yang digunakan adalah uji t. Menurut Sudjana 2005, data yang diperoleh dari data kreativitas peserta didik dianalisis dengan menggunakan rumus: ̅ ̅ √ dimana √ Keterangan : ̅ = rata-rata skor kreativitas kelompok ekperimen. ̅ = rata-rata skor kreativitas kelompok kontrol. = jumlah data kelompok ekperimen. = jumlah data kelompok kontrol. S 1 = standar deviasi data kreativitas kelompok eksperimen S 2 = standar deviasi data kreativitas kelompok kontrol S = standar deviasi gabungan Perbedaan tingkat kreativitas peserta didik di kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat terlihat jika t hitung t tabel , dimana distribusi t yang digunakan mempunyai dan taraf signifikansi sebesar 5. Data kreativitas peserta didik juga dianalisis menggunakan analisis korelasi. Analisis ini untuk mengetahui hubungan antara LTM dengan kreativitas peserta didik. Derajat hubungan antara keduanya dinyatakan dengan r atau biasa disebut koefisien korelasi. Menurut Sudjana 2005, koefisien korelasi r berdasarkan sekumpulan data X i ,Z i berukuran n dapat dihitung dengan menggunakan rumus: ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ Keterangan: r = koefisien korelasi. X i = sekumpulan data nilai jawaban LTM. Z i = sekumpulan data skor kreativitas yang diperoleh peserta didik. n = jumlah data Harga koefisien korelasi yang diperoleh dari persamaan diatas adalah . Harga menyatakan adanya hubungan linier sempurna tak langsung antara X dan Z. Tanda negatif menyatakan korelasi bernilai negatif. Harga menyatakan adanya hubungan linier sempurna langsung antara X dan Y. Tanda positif menyatakan korelasi bernilai positif. Khusus untuk menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier antara variabel X dan Y. Tabel 3.11 Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi yang Diperoleh. Interval Koefisien Korelasi r Tingkat Hubungan 0,00 ≤ r 0,20 Sangat rendah 0,20 ≤ r 0,40 Rendah 0,40 ≤ r 0,60 Cukup 0,60 ≤ r 0,80 Kuat 0,80 ≤ r ≤ 1,000 Sangat kuat Sugiyono, 2012 Keberadaan koefisien korelasi dapat digunakan untuk mengetahui koefisien determinasi. Koefisien determinasi dapat menentukan besar pengaruh variabel LTM terhadap variabel kreativitas peserta didik. Menurut Sudjana 2005, nilai koefisien determinasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Keterangan: I = koefisien determinasi r = koefisien korelasi Penghitungan koefisen korelasi r ini tidak cukup jika untuk mengetahui apakah antara variabel X dan Y terdapat hubungan atau tidak maka harus menggunakan uji independen. Dalam hal ini, hipotesis yang harus diuji adalah: H 01 : ρ = 0 melawan H a1 : ρ ≠ 0. Menurut Sudjana 2005, hipotesis ini hanya dapat diuji jika sampel berdistribusi normal pada sampel yang berukuran n dan memiliki koefisien korelasi r. Sehingga pegujian hipotesis ini dapat menggunakan statistik t. √ √ Keterangan: t = distribusi t r = koefisien korelasi n = jumlah data Untuk taraf nyata α = 5, maka H 01 diterima jika ⁄ ⁄ , dimana distribusi t yang digunakan mempunyai . Dalam hal lainnya H 01 ditolak.

3.9.3. Analisis Data Karakter Peserta Didik