Penghitungan koefisen korelasi r ini tidak cukup jika untuk mengetahui apakah antara variabel X dan Y terdapat hubungan atau tidak maka harus
menggunakan uji independen. Dalam hal ini, hipotesis yang harus diuji adalah: H
01
: ρ = 0 melawan H
a1
: ρ ≠ 0. Menurut Sudjana 2005, hipotesis ini hanya dapat diuji jika sampel
berdistribusi normal pada sampel yang berukuran n dan memiliki koefisien korelasi r. Sehingga pegujian hipotesis ini dapat menggunakan statistik t.
√ √
Keterangan: t
= distribusi t r
= koefisien korelasi n
= jumlah data Untuk taraf nyata α = 5, maka H
01
diterima jika
⁄ ⁄
, dimana distribusi t yang digunakan mempunyai . Dalam
hal lainnya H
01
ditolak.
3.9.3. Analisis Data Karakter Peserta Didik
Untuk menghitung persentase skor yang diperoleh peseta didik, maka rumus yang digunakan adalah:
Kategori tingkat kreativitas peserta didik dimodifikasi dari penilaian sesuai Kurikulum 2013. Kategori tingkat karakter dapat dilihat pada Tabel 3.12.
Tabel 3.12 Kategori Tingkat Karakter Peserta Didik Interval Persentase Karakter
Skala Skor Kriteria Karakter
80 ≤ x ≤ 100
3.20-4.00 Sangat baik
70 ≤ x 80
2.80-3.19 Baik
60 ≤ x 70
2.40-2.79 Cukup baik
x 60 2.40
Kurang baik Dimodifikasi dari Kemendikbud, 2014
Untuk melihat perbedaan tingkat karakter antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka statistik yang digunakan adalah uji-t. Menurut Sudjana
2005, data yang diperoleh dari data karakter peserta didik dianalisis dengan menggunakan rumus:
̅ ̅
√
dimana
√
Keterangan : ̅
= rata-rata skor kreativitas kelompok ekperimen. ̅
= rata-rata skor kreativitas kelompok kontrol. = jumlah data kelompok ekperimen.
= jumlah data kelompok kontrol. S
1
= standar deviasi data kreativitas kelompok eksperimen S
2
= standar deviasi data kreativitas kelompok kontrol S
= standar deviasi gabungan Perbedaan tingkat karakter peserta didik di kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat terlihat jika t
hitung
t
tabel
, dimana distribusi t yang digunakan mempunyai
dan taraf signifikansi sebesar 5. Analisis ini untuk mengetahui korelasi atau hubungan antara LTM dengan
karakter peserta didik. Derajat hubungan antara keduanya dinyatakan dengan r atau koefisien korelasi. Menurut Sudjana 2005, koefisien korelasi r berdasarkan
sekumpulan data X
i
,Y
i
berukuran n dapat dihitung dengan menggunakan rumus: ∑
∑ ∑
√ ∑ ∑
∑ ∑
Keterangan: r
= koefisien korelasi. X
i
= sekumpulan data nilai jawaban LTM. Y
i
= sekumpulan data skor karakter yang diperoleh peserta didik. N
= jumlah data
Harga koefisien korelasi yang diperoleh dari persamaan diatas adalah . Harga menyatakan adanya hubungan linier sempurna tak
langsung antara X dan Y. Tanda negatif menyatakan korelasi bernilai negatif.
Harga menyatakan adanya hubungan linier sempurna langsung antara X
dan Y. tanda positif menyatakan korelasi bernilai positif. Khusus untuk menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier antara variabel-variabel X dan
Y. Interpretasi terhadap koefisien korelasi yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3.11.
Keberadaan koefisien korelasi dapat digunakan untuk mengetahui koefisien determinasi. Koefisien determinasi ini dapat menentukan besar
pengaruh variabel LTM terhadap variabel karakter peserta didik. Menurut Sudjana 2005, nilai koefisien determinasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Keterangan: I
= koefisien determinasi r
= koefisien korelasi Penghitungan koefisen korelasi r ini tidak cukup jika untuk mengetahui
apakah antara variabel X dan Y terdapat hubungan yang independen atau tidak maka harus menggunakan uji independen. Dalam hal ini, hipotesis yang harus
diuji adalah: H
02
: ρ = 0 melawan H
a2
: ρ ≠ 0. Menurut Sudjana 2005, hipotesis ini hanya dapat diuji jika sampel
berdistribusi normal pada sampel yang berukuran n dan memiliki koefisien korelasi r. Sehingga pegujian hipotesis ini dapat menggunakan statistik t.
√ √
Keterangan: t
= distribusi t r
= koefisien korelasi n
= jumlah data
Untuk taraf nyata = α, maka H
02
diterima jika
⁄ ⁄
, dimana distribusi t yang digunakan mempunyai
. Dalam hal lainnya H
02
ditolak.
3.9.4. Analisis Data Hasil Belajar Pemahaman Konsep Peserta Didik