Panjang kelas interval p ditentukan oleh aturan: p  =
rentang
dimana, rentang = skor tertinggi – skor terendah
Sudjana, 2005:47 Penentuan tabel kategori sebagai berikut:
a.  Skor tertinggi = 4 sangat baik
b.  Skor terendah = 1 tidak baik
c.  Jumlah kelas = 4 sangat baik sampai tidak baik
d.  Jarak interval = 4-14 = 0,75
Interval  skor  dan  kriteria  dari  penentuan  tabel  kategori  di  atas  dapat  dilihat pada tabel 3.4. sebagai berikut:
Tabel 3.4 Interval Skor dan Kriteria
Interval Skor Kriteria
3,25 sd 4 Sangat Baik
2,50 sd 3,25 Baik
1,75 sd 2,50 Kurang Baik
1 sd 1,75 Tidak baik
3.6.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum  menentukan  persamaan  atau  model  regresinya,  maka  persamaan regresi  harus  memenuhi  uji  asumsi  klasik  terlebih  dahulu  karena  akan  dijadikan
sebagai alat prediksi. Adapun pengujian asumsi klasik meliputi:
A. Uji Multikolinearitas
“Uji  multikolinearitas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  model  regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independent. Model regresi yang
baik  seharusnya  tidak  terjadi  korelasi  diantara  variabel  independen”  Ghozali, 2011:105. Dalam penelitian  ini cara  yang digunakan untuk  mendeteksi ada atau
tidaknya  multikolinearitas  di  dalam  model  regresi  adalah  dengan  melihat  nilai tolerance dan variance inflation factor VIF. Jika nilai tolerance lebih dari 0,01
dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.
B. Uji Normalitas
Ghozali  2011:160,  “Uji  normalitas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  dalam model  regresi,  variabel  pengganggu  atau  residual  memiliki  distribusi  normal”.
Ada  dua  cara  untuk  mendeteksi  apakah  residual  berdistribusi  normal  atau  tidak, yaitu:  analisis  grafik  dan  analisis  statistik.  Analisis  grafik  yaitu  dengan  melihat
tampilan  grafik  histogram  maupun  grafik  normal  plot.  Ghozali  2011:163 mengemukakan  bahwa,  “Jika  data  menyebar  disekitar  garis  diagonal  dan
mengikuti  arah  garis  diagonal  atau  grafik  histogramnya  menunjukkan  pola distribusi nomal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas”. Sedangkan
analisis statistik dapat dilakukan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov- Smirnov K-S. Data berdistribusi normal jika nilai sig0,05.
C. Uji Heteroskedastisitas
“Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan  yang lain.
Model  regresi  yang  baik  adalah  yang  Homoskedastisitas  atau  tidak  terjadi
Heteroskedastisitas” Ghozali, 2011:139. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada  atau  tidaknya  heteroskedastisitas  dalam  penelitian  ini  yakni  dengan
menggunakan  Uji  Glejser.  Jika  probabilitas  signifikansinya    0,05  maka  tidak terjadi  heteroskedastisitas  dalam  persamaan  regresi  tersebut.  Selain  itu  dengan
melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat dependent yaitu ZPRED dengan  residualnya  SRESID.  “Jika  tidak  ada  pola  yang  jelas,  serta  titik-titik
menyebar  di  atas  dan  di  bawah  angka  0  pada  sumbu  Y,  maka  tidak  terjadi heteroskedastisitas” Ghozali, 2011:139.
D. Uji Linearitas
Ghozali  2011:166  menjelaskan,  “Uji  linearitas  digunakan  untuk  melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi
yang  digunakan  dalam  suatu  studi  empiris  sebaiknya  berbentuk  linear,  kuadrat, atau  kubik”.  Pengujian  terhadap  linearitas  dapat  dilakukan  melalui  nilai
signifikansi linearity. Data dikatakan linear jika nilai signifikansi  0,05.
3.6.3 Analisis Regresi Linier Berganda