22 Model pembelajaran Role lpaying sangat beragam jenisnya dan semuan-
nya hampir dapat digunakan setiap proses pembelajaran di kelas, tergantung daya kreasi guru untuk menggunakan atau memadu padankan dari jenis-jenis model
Role lpaying terebut, perlu ditekankan bahwa hendaknya penggunaaanya dis- esuaikan dengan karakter serta kemampuan dari para siswa sehingga tujuan akhir
dari proses pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Adapun jenis-jenis dari model pembelajaran Role lpaying yang umumnya digunakan dalam proses pembe-
lajaran adalah: peer teaching, sosiodrama, psikodrama, permainan Role lpaying.
3. Tujuan Model Pembelajaran Role lpaying.
Role lpaying sebagai model mengajar menurut uraian Soli Abimanyu dan Ngalim Purwanto dalam Sunaryo, 1989: 113. memiliki segenap tujuan dalam
proses pembelajarannya seperti halnya jenis-jenis model pembelajaran yang lain, dimana tujuan-tujuan model pembelajaran yang satu dengan tujuan model pembe-
lajaran yang lainnya berbeda pula. pembelajaran Role lpaying memiliki segenap tujuan, dimana tujuan tersebut menjadi secara tujuan langsung dan tujuan tidak
langsung. di bawah ini merupakan tujuan langsung dan tujuan tidak langsung dari model pembelajaran Role lpaying.
a. Tujuan Langsung
1 Melatih keterampilan tertentu, baik yang bersifat professional mau
pun bagi kehidupan sehari-hari. 2
Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip. 3
Melatihan memecahkan masalah. b.
Tujuan Tidak Langsung
23 1
Meningkatkan aktifitas belajar dengan melihatkan dirinya dalam mempelajari situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang se-
benarnya. 2
Memberikan motivasi belajar karena sangat menarik dan menye- nangkan anak-anak.
3 Melatih anak bekerja sama dalam kelompok dengan lebih efektif.
4 Menimbulkan dan memupuk daya kreatif anak.
5 Melatih anak untuk memahami dan menghargai pendapat peranan
orang lain.
4. Pembelajaran Bermain Peran Role lpaying
Bermain Peran atau Role lpaying yang diselenggarakan dengan maksud untuk mengkreasi kembali peristiwa-peristiwa sejarah masa lampau, mengkreasi
kemungkinan-kemungkinan masa depan, mengekspose kejadian-kejadian masa kini dan sebagainya Sunaryo, 1989:115.
Bermain Peran atau Role lpaying, dapat di pilih dengan mempersiapkan naskahnya terlebih dahulu atau dapat pula tanpa naskah, cukup ringkasan alur ce-
ritannya.dengan menggunakan naskah, maka pengajar sejarah melatih siswa untuk menyusun naskah permainan atau pertunjukan singkat di kelas.naskah tidak hanya
lakon sejarah tetapi juga terdapat upaya untuk memahami dialek atau tata-tata cara suatu kehidupan sejarah yang dipelajari Kasmadi,1996:43.
Keberhasilan model pembelajaran bermain peran tergantung dari kualitas permainan peran enactment yang diikuti dengan analisis terhadapnya, disamping
24 itu tergantung persepsi siswa tentang peran yang dimainkan terhadap situasi yang
nyata real life situation. Menurut Hamzah B. Uno,2009:26 terdapat sembilan langkah dalam
pembelajaran bermain peran ini, antara lain: 1
Tahap Pemanasan, guru berupaya memperkenalkan siswa pada per- masalahan yang mereka sadari sebagai suatu hal yang bagi semua
orang perlu mempelajarinya. Bagian berikutnya dari proses pemana- san adalah menggambarkan permasalahan dengan jelas di sertai con-
toh 2
Memilih pemain peran partisipan. Siswa dan guru membahas karak- ter dari setiap pemain peran dan menentukan siapa yang akan me-
mainkannya. Dalam pemilihan pemain ini, guru dapat memilih siswa yang sesuai memainkan peran atau siswa sendiri yang mengusulkan
akan memainkan siapa dan mendeskripsikan peran-perannya. 3
Menata panggung, dalam hal ini guru mendiskusikan dengan siswa dimana dan bagaimana peran akan di mainkan. Apa saja yang dibu-
tuhkan dan diperlukan. 4
Guru mennujuk beberapa siswa sebagai pengamat. Namun, demikian penting untuk dicatat bahwa pengamat disini harus juga terlibat aktif
dalam permainan peran. 5
Permainan peran di mulai, para siswa mulai memainkan peran yang diperankan sesuai dengan perannya masing-masing. permainan peran
25 dapat di laksanakan secara spontan atau dengan menggunakan bantuan
naskah drama terlebih dahulu. 6
Tahap evaluasi, guru bersama-sama siswa mendiskusiokan permainan peran tadi dan melakukan evaluasi terhadap peran-peran yang dilaku-
kan. 7
Setelah diskusi dan evaluasi selesai, di lanjutkan ke tahap selanjutnya yakni permainan peran di ulang kembali. Seharusnya, pada permai-
nan peran ke dua ini akan berjalan lebih baik. 8
Pembahasan diskusi dan evaluasi di arahkan pada realitas, dalam pe- nelitian ini peran yang telah di mainkan di arahkan pada kejadian yang
terdapat dalam alur cerita di buku pelajaran yang di pakai yakni buku Sejarah Nasional Indonesia II karangan Mawarti Djoenet poesponego-
ro. 9
Pengambilan kesimpulan, siswa di ajak untuk berbagi pengalaman tentang tema permainanan peran yang telah dilakukan dan di lanjutkan
dengan membuat kesimpulan.
F. Kerangka berpikir