134
kesehatan yang ideal menurut mereka. Apa yang baik menurut mereka, belum tentu baik atau benar secara medis. Misalnya : pasien mengharapkan diberikan
makanan yang enak , padahal makanan yang enak yang mereka inginkan tersebut belum tentu baik bagi kesehatan mereka secara medis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek emosional pada sebagiab besar pasien rawat inap Jamkesmas di RSUD Salatiga pada tingkat yang sedang yang
artinya pasien memberikan penilaian yang cukub baik atas pelyanan kesehatan yang mereka terima.
4.8 Kerterbatasan Penelitian
Hal-hal yang dapat menggangu validitas konstruk dari sebuah instrumen penelitian sekaligus menjadi kekurangan dalam instrumen penelitian dapat
disebabkan antara lain oleh: a.
Kelemahan dalam penelitian ini adalah terbatasnya jumlah pasien rawat inap Jamkesmas di RSUD Salatiga sehingga mengakibatkan minimnya jumlah
subjek dalam penelitian ini yaitu sebanyak 42 subjek. Hal tersebut yang menyebabkan penelitian ini menggunakan try out terpakai dengan kelemahan
yaitu kejenuhaqn responden terhadap jumlah aitem yang banyak. b.
Responden dalam penelitian ini adalah pasien yang pada dasarnya adalah sesorang yang sedang dalam kondisis tidak sehat, meskipun dalam
karakteristik populasi telah disebutkan yaitu pasien yang mampu diajak komunikasi dan pengisian skala didampingi langsung guna menghindari
terjadinya pengisian yang asal serta kesalahan atau kekeliruan dalam pengisian
135
skala. Meskipun begitu tetap saja mereka kurang maksimal dalam pemahaman pengisian skala yang diberikan peneliti karena kondisi kesehatan mereka dan
kejenuhan dalam pengisian banyaknya aitem bagi orang sakit sehingga mempengaruhi kualitas jawaban dari responden.
c. Adanya social desirability kecenderungan untuk memilih jawaban yang
dianggap baik yang mungkin melekat pada item instrumen dapat mempengaruhi responden dalam memberikan jawaban pada skala. Responden
mungkin saja memilih jawaban yang cenderung dirasa baik secara sosial, karena mereka melakukan faking good berpura-pura baik karena adanya rasa
khawatir jika menjawab dengan kategori tidak puas , rumah sakit akan mengetahuinya dan memberikan pelayanan kesehatan yang buruk bagi
mereka, meskipun sebelumnya peneliti selalu menjelaskan bahwa jawaban pasien tidak akan mempengaruhi pelyanan kesehatan pada mereka sehingga
diharapkan untuk memberikan jawaban yang jujur.
136
Dinamika hasil penelitian
150
BAB 5 PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1
Uji hipotesis hubungan kualitas pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien diterima. Hal tersebut dapat diartikan bahwa ada hubungan yang sangat
signifikan antara kualitas pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien.
2 Ada hubungan positif antara kualitas pelayanan kesehatan dengan kepuasan
pasien rawat inap Jamkesmas di RSUD Salatiga , dimana semakin tinggi kualitas pelayanan kesehatan yang diterima maka akan semakin tinggi pula
kepuasan pasien rawat inap Jamkesmas di RSUD Salatiga, sebaliknya jika semakin rendah kualitas pelayanan kesehatan yang diterima maka akan
semakin rendah pula kepuasan pasien rawat inap Jamkesmas di RSUD Salatiga.
3 Hasil analisis deskriptif, menunjukkan bahwa pada variabel kualitas pelayanan
kesehatan sebagian besar pasien merasakan dalam kategori sedang, baik dari aspek reliability, responsiveness, assurance, emphaty maupun tangibles.
4 Hasil analisis deskriptif, menunjukkan bahwa variabel kepuasan pasien,
sebagian besar pasien merasakan kepuasan dalam tingkat yang sedang. Hasil analisis deskriptif pada variabel kualitas pelayanan kesehatan dan
kepuasan pasien pada tingkat yang sedang berbeda dengan temuan fenomena yang
151
menyatakan bahwa pasien rawat inap Jamkesmas di RSUD Salatiga merasakan kualitas pelayanan kesehatan yang buruk dengan tingkat kepuasan yang rendah.
Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terbukti adanya kualitas pelayanan kesehatan yang buruk dan tingkat kepuasan yang rendah bagi pasien rawat inap
Jamkesmas di RSUD Salatiga.
5.2. Saran