Metode dan Alat Pengumpul Data

Informan kedua bernama EM. EM adalah teman satu kos AA, walaupun AA dan EM tidak satu kamar, tetapi AA kerap bercerita mengenai masalah pribadinya dengan EM. EM lebih muda 4 semester dibawah AA. EM diharapkan dapat memberikan informasi dan data yang lengkap mengenai AA.

3.4. Metode dan Alat Pengumpul Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan metode observasi dan wawancara. Sebagai tehnik dan pengumpulan data pelengkap, dilakukan penggunaan alat tes psikologi. Alat tes psikologi yang digunakan berupa tes grafis, berupa DAP Draw a Person, BAUM, dan HTP House Tree Person. Alat tes psikologi digunakan dalam penelitian dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana tipe kepribadian subjek yang secara tidak langsung mempengaruhi perilakunya, terutama yang berkaitan dengan pemilihan orientasi seksual. 3.4.1. Wawancara Moleong 2005: 186 menjelaskan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Pendapat lain diutarakan oleh Hadi dalam Rahayu dan Ardhani dan Ardani, 2004: 63 yang mengemukakan pengertian wawancara sebagai sebuah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan. Sepihak yang dimaksud menerangkan perbedaan tingkat kepentingan antara kedua belah pihak. Wawancara berupa percakapan langsung dan tatap muka face to face dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh kedua pihak yakni pewawancara interviewer dan yang diwawancarai interviewee. Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terbuka atau wawancara semi terstruktur. Wawancara terbuka dilakukan agar subjek penelitian mengetahui maksud dan tujuan mereka diwawancarai, serta secara sukarela tanpa paksaan menyetujui pelaksaan wawancara. Wawancara semi terstruktur menggunakan seperangkat pertanyaan yang telah baku terstruktur namun tidak menutup kemungkinan pertanyaan disesuaikan dengan kondisi maupun situasi subjek. Peneliti juga menggunakan alat bantu recorder, pena, dan kertas untuk memudahkan proses wawancara. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengungkap beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : a. Identitas subjek 1. Nama 2. Usia Saat Wawancara 3. Usia Awal Berpacaran dengan Laki-laki 4. Usia Awal Berpacaran dengan Sesama Perempuan 5. Alamat 6. Tinggal Bersama 7. Hobi 8. Pendidikan b. 1. Riwayat Subjek a. Masa Kecil b. Masa Remaja c. Masa Sekarang d. Hubungan dengan Orangtua e. Masalah yang Timbul 2. Persepsi Subjek Terhadap Situasi yang Dialami Wawancara dalam penelitian ini dilakukan pada subjek penelitian langsung atau si pelaku lesbian sebagai narasumber primer penelitian. Sedangkan narasumber sekunder yaitu berasal dari teman subjek digunakan sebagai cross check terhadap data-data yang diperoleh dari subjek penelitian. Narasumber primer dalam penelitian ini akan diambil sebanyak 2 orang, sedangkan narasumber sekunder ada 2 orang. 3.4.2. Observasi Observasi digunakan untuk melengkapi instrumen utama pengambilan data. Menurut Rahayu dan Tristiadi 2004: 1, observasi adalah pengamatan yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga akan diperoleh suatu pemahaman atau sebagai alat re-checking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Observasi yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas tersebut, serta untuk mengetahui makna kejadian yang akan dilihat dari perspektif individu-individu yang terlibat dalam kejadian yang sedang diamati. Pendeskripsian mengenai kejadian-kejadian ini haruslah kuat, faktual sekaligus teliti tanpa tercemari oleh berbagai hal yang tidak relevan dengan penelitian yang dilakukan. Jadi, melalui observasi peneliti ingin mempelajari setting, aktivitas, lingkungan dan perspektif kaum lesbian yang sebelumnya sudah pernah berpacaran dengan laki-laki. Terdapat beberapa alasan penggunaan observasi atau pengamatan dalam penelitian kualitatif yaitu sebagai berikut Guba dan Lincoln dalam Moleong 2005: 174: a. Observasi didasarkan atas pengalaman secara langsung. b. Observasi memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya. c. Memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang diperoleh dari data. d. Digunakan sebagai pelengkap wawancara karena terkadang terjadi keraguan atau kekeliruan sehingga observasi dapat digunakan untuk mengecek hal tersebut. e. Memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit. f. Dapat digunakan untuk kasus-kasus tertentu yang tidak dapat menggunakan metode lain. Observasi dilaksanakan ketika peneliti berinteraksi dengan narasumber, baik sebelum wawancara, saat proses wawancara, setelah wawancara maupun waktu khusus untuk mengamati keseharian narasumber di lokasi kegiatan. Penelitian ini menggunakan jenis observasi non-partisipan dimana observer tidak turut ambil bagian sepenuhnya dalam kehidupan observee Rahayu dan Ardhani, 2004: 11. Adapun observasi yang dilakukan terhadap subjek antara lain : a. Kondisi Umum penampilan fisik dan kondisi lingkungan tempat tinggal dan lokasi kegiatan b. Aktivitas narasumber kegiatan dikampus, kegiatan ekstrakulikuler narasumber, aktivitas sehari-hari diluar jam kampus c. Dinamika psikologis narasumber karakter narasumber, kecenderungan perilaku yang tampak atau kebiasaan responden, dan sikap yang ditampilkan responden pada saat wawancara d. Interaksi sosial narasumber hubungan responden dengan sesama teman dikampus, dan hubungan responden dengan teman kos Alat observasi yang digunakan adalah catatan lapangan, dimana peneliti mencatat secara deskriptif hal-hal yang dianggap penting saat observasi. Dalam hal ini, peneliti bebas membuat catatan. Pencatatan tidak dilakukan langsung pada saat di lapangan karena dapat mempengaruhi perilaku alamiah narasumber sehingga pencatatan dilakukan segera mungkin setelah peneliti meninggalkan lapangan. Bodgan dan Biklen dalam Moleong 2006: 209 mengartikan Catatan Lapangan sebagai catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Penemuan pengetahuan ataupun teori harus didukung dengan data yang kongkret dan bukan ditopang oleh yang berasal dari ingatan observer saja. 3.4.3. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan untuk mendukung dan menunjang tehnik wawancara dan observasi dalam mengumpulkan data. Adapun dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa penggunaan alat tes psikologis berupa DAP Draw a Person,BAUM dan HTP House Tree Person.

3.5. Keabsahan Data