kualitatif. Penemuan pengetahuan ataupun teori harus didukung dengan data yang kongkret dan bukan ditopang oleh yang berasal dari ingatan observer saja.
3.4.3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mendukung dan menunjang tehnik wawancara dan observasi dalam mengumpulkan data. Adapun dokumentasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah berupa penggunaan alat tes psikologis berupa DAP Draw a Person,BAUM dan HTP House Tree Person.
3.5. Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan derajat kepercayaan data. Menurut Moleong 2005: 320-321, yang dimaksud dengan keabsahan data adalah setiap keadaan harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1 Mendemonstrasikan nilai yang benar.
2 Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan.
3 Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari
prosedur dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya. Dalam penelitian kualitatif, untuk menetapkan keabsahan data diperlukan kriteria
dan teknik pemeriksaan. Adapun kriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan data sebagai berikut Moleong, 2005: 327 :
Tabel 3.2 Kriteria dan Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Kriteria Teknik Pemeriksaan
Kredibilitas derajat kepercayaan 1.
Perpanjangan keikutsertaan 2.
Ketekunan pengamatan 3.
Triangulasi 4.
Pengecekan sejawat 5.
Kecukupan referensial 6.
Kajian kasus negatif 7.
Pengecekan anggota Keteralihan
8. Uraian rinci
Kebergantungan 9.
Audit kebergantungan Kepastian
10. Audit kepastian
Berdasarkan teknik-teknik pemeriksaan keabsahan data tersebut, penelitian ini hanya menggunakan teknik ketekunan pengamatan di lapangan dan teknik
triangulasi. Menurut Moleong 2005: 329, ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan
persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu Rahayu dan Ardhani, 2004: 142. Peneliti membandingkan dengan data-data yang diperoleh melalui narasumber dan informan
dalam triangulasi tersebut. Moleong, 2005: 330 menjelaskan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di
luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Patton dalam Moleong, 2005: 330 menyatakan bahwa triangulasi dengan sumber
berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.
Peneliti berusaha untuk tekun selama melakukan pengamatan di lapangan. Hal ini dilakukan untuk memastikan keabsahan data yang diperoleh. Data yang diperoleh
peneliti melalui wawancara dan observasi pada SB dan AA akan di crosschek dengan data-data yang diperoleh dari kedua informan, OS, EM. Hal tersebut sebagai
pembanding data yang diperoleh dari SB dan AA dengan menggunakan sesuatu yang lain di luar data itu. Pengecekan dilakukan untuk menghindari adanya bias dan
kesalahan dalam menginterpretasikan data yang diperoleh. Pembanding data yang digunakan diharapkan dapat memperkuat keabsahan data
yang diperoleh selama proses penelitian berlangsung. Peneliti menggunakan informan OS dan EM dikarenakan keduanya memiliki hubungan dan kedekatan dengan SB dan
AA. OS dan EM diharapkan dapat menjadi pembanding data yang tepat untuk setiap informasi yang diperoleh dari SB dan AA. Hal-hal yang akan di-crosscheck kepada
kedua informan sesuai dengan unit analisis penelitian ini.
3.6. Metode Analisis Data