IV. METODE PENELITIAN
4.1. Penentuan Lokasi Penelitian
Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara Purposive di Kabupaten Pamekasan dengan pertimbangan bahwa : 1 Kabupaten Pamekasan merupakan
sentra produksi tembakau terbesar di Pulau Madura, 2 tembakau merupakan komoditas unggulan yang mendominasi subsektor perkebunan, dan 3 komoditas
tembakau memiliki peranan yang strategis dalam menunjang perekonomian baik secara mikro maupun makro.
4.2. Pengambilan Sampel
Petani penanam tembakau di Pamekasan adalah petani yang umumnya memiliki lahan sempit, bermodal tanah dan tenaga, serta menggunakan teknologi
yang sederhana yang telah dikuasainya secara turun temurun. Petani tembakau adalah petani yang mandiri dalam arti petani yang mempunyai peluang untuk
mengambil keputusan sendiri dalam usahataninya Isdijoso, 2000. Lokasi pengusahaan tembakau di Pamekasan dibedakan menjadi dua, yaitu tembakau
yang diusahakan di dataran tinggi tembakau pegunungan dan tembakau yang diusahakan di dataran rendah tembakau sawah dan tembakau tegalan. Langkah-
langkah yang dilakukan dalam penentuan sampel dijelaskan dalam Gambar 6, dengan prosedur sebagai berikut :
1. Memilih Kabupaten Pamekasan secara purposive
2. Menstratifikasi Kabupaten Pamekasan menjadi tiga agroekosistem dan dua
sistem produksi, sehingga lokasi penelitian dibedakan menjadi 6 kelompok
61 yaitu pegunungan kemitraan, pegunungan swadaya, sawah kemitraan, sawah
swadaya, tegalan kemitraan, dan tegalan swadaya. 3.
Memilih secara acak random masing-masing satu kecamatan yang terletak pada agroekosistem pegunungan, sawah dan tegalan. Kecamatan Pakong
terpilih menjadi kecamatan sampel pada agroekosistem pegunungan, sedangkan Kecamatan Larangan dan Kecamatan Pademawu terpilih sebagai
kecamatan sampel pada agroekosistem tegalan dan sawah. 4.
Memilih secara acak masing-masing tiga desa pada setiap Kecamatan. Desa- desa yang terpilih di Kecamatan Pakong adalah Desa Kadur, Desa Seddur,
dan Desa Babuan, di Kecamatan Larangan adalah Desa Lancar, Desa Sukolelah, Desa Gagah, dan di Kecamatan Pademawu adalah Desa
Budagan, Desa Tanjung dan Desa Durih 5.
Membuat kerangka sampel atau daftar populasi yang terdapat di desa-desa terpilih yaitu :
Tabel 6. Jumlah Kerangka Sampel Penelitian di Kabupaten Pamekasan Tahun 2009
Desa Pegunungan
Sawah Tegalan
Kemitraan Swadaya Kemitraan Swadaya Kemitraan Swadaya
Kaddur 40
25 -
- -
- Seddur
30 35
- -
- -
Babuan 45
50 -
- -
- Lancar
- -
25 49
- -
Sukolelah -
- 35
29 -
- Gagah
- -
45 50
- -
Budagan -
- 45
28 Tanjung
- -
- -
25 52
Durih -
- -
- 53
27
Total 115
110 105
128 123
107
Sumber : Data Monografi Desa, 2009. 6.
Menentukan jumlah sampel secara acak, dan tidak proporsional dis proportioned
, pada masing-masing strata agroekosistem dan strata sistem
62 produksi di setiap kecamatan. Jumlah sampel yang diambil pada setiap desa
sebanyak 25 petani tembakau sehingga pada setiap strata agroekosistem dan strata sistem produksi diambil 75 sampel petani. Jumlah total sampel yang
diambil pada penelitian ini adalah 450 petani tembakau.
Kabupaten Pamekasan
dipilih secara purposive
Agroekosistem Pegunungan 4 kecamatan
dipilih secara acak
Agroekosistem Dataran Rendah sawah dan tegalan
7 kecamatan
dipilih secara acak
Kecamatan Pakong Kecamatan Larangan
Kecamatan Pademawu
Desa Kaddur, Seddur, dan Babuan
Desa Lancar, Sukolelah, Gagah, Budagan,Tanjung,
dan Durih
75 sampel petani kemitraan dan 75 sampel petani swadaya
150 sampel petani kemitraan dan 150 sampel petani swadaya
Keterangan : 4 kecamatan yang termasuk dalam dataran tinggi yaitu : Pakong, Waru, Pegantenan, dan Palengaan. 7 Kecamatan
yang termasuk dalam dataran tinggi yaitu : Pamekasan, Proppo, Tlanakan, Galis, Larangan, Pademawu, dan
Batumarmar Gambar 6. Bagan Pengambilan Sampel Penelitian
63
4.3. Jenis dan Sumber Perolehan Data