31
2.4. Penelitian Terdahulu
2.4.1. Penelitian tentang Komoditas Tembakau
Penelitian terhadap Tembakau Besuki telah dilakukan oleh Candrawati 1994 dengan tujuan menganalisis faktor yang mempengaruhi produksi
Tembakau, efisiensi usahatani, keunggulan komparatif usahatani besnota Tembakau besuki tanam awal dan besno Tembakau besuki yang ditanam pada
bulan Agustus, dan dayasaing finansial. Salah satu hasil analisisnya menunjukkan bahwa alokasi penggunaan input di tingkat produksi belum
optimal, sehingga perlu dilakukan realokasi input untuk meningkatkan efisiensinya.
Mamat 2006, dalam disertasinya menganalisis mutu, produktivitas, keberlanjutan dan arahan pengembangan usahatani Tembakau di Kabupaten
Temanggung, Jawa Tangah. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa ditemukan beberapa hal yaitu : 1 mutu tanaman Tembakau Temanggung sangat beragam
disebabkan beragamnya kemiringan areal tanam. 2 arah kemiringan lahan berpengaruh terhadap produktivitas tanaman Tembakau lahan yang miring ke
timur menghasilkan produktivitas Tembakau yang tinggi dibandingkan dengan lahan yang arah kemiringannya ke timur laut dan utara, dan 3 berdasarkan
metode Multi Atribut Non Parametric keberlanjutan usahatani Tembakau dimasukkan dalam kategori cukup. Sedangkan peubah yang berpengaruhi
terhadap keberlanjutan usahatani Tembakau adalah : 1 aspek ekologi meliputi ketersediaan bahan organik, kemiringan, dan penutup lahan, 2 aspek ekonomi
terdiri dari kontribusi terhadap PAD, ketersediaan lembaga pemasaran dan
32 kontribusi tehadap pendapatan petani, dan 3 aspek sosial yaitu mencakup
intensitas penyuluhan, pelatihan, dan eksistensi kelompok tani. Penelitian tentang pemasaran Tembakau Madura telah dilakukan oleh
Isdojoso et al. 1999, dengan menggunakan metode diskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga tembakau ditetapkan secara sepihak oleh pembeli
karena standar mutu yang menilai adalah pembeli. Di Kabupaten Pamekasan terdapat dua sistem perdagangan tembakau yaitu : 1 sistem perdagangan
tembakau pasaran yaitu penjualan tembakau pada waktu dan tempat yang telah ditentukan hari pasaran, petani menjual tembakaunya di pasar tersebut, dan 2
sistem perdagangan tembakau melalui juragan orang yang mendapat kepercayaan dari pabrik tembakau untuk membelinya dan bandol asisten dari
juragan dalam usaha untuk mendapatkan tembakau dari petani. Sistem ini mendominasi perdagangan tembakau di Kabupaten Pamekasan. Menurut para
juragan yang menjadi kepanjangan pabrik rokok di Madura, bekerjasama dengan para bandol lebih menguntungkan, karena bisa memperlancar perdagangan.
Apabila harus berhubungan langsung dengan para petani, maka juragan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyortir tembakau, karena
terlampau banyak tembakau yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
2.4.2. Penelitian tentang Risiko