HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Daerah Penyangga TNGC Wilayah Kabupaten Kuningan .1 Luas dan Letak Kabupaten Kuningan

pemukiman para petani”. Ciri utama yang melekat pada desa adalah fungsinya sebagai tempat tinggal menetap dari suatu kelompok masyarakat yang relatif kecil. Dengan perkataan lain, suatu desa ditandai oleh keterikatan warganya pada suatu wilayah tertentu. Keterikatan terhadap wilayah ini disamping terutama untuk tempat tinggal juga untuk menyangga kehidupan mereka. Sementara Paul Landis Rahardjo 2004 mengemukakan ciri-ciri desa adalah mempunyai pergaulan hidup yang saling saling mengenal antara ribuan jiwa, ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan, serta cara berusaha ekonomi adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi oleh alam seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan. Oleh karena itu sebelum membahas mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat yang bekerja di ekowisata dan agroforestri, maka terlebih dulu dianalisis mengenai karakteristik dari setiap Desa contoh. Desa-desa contoh terdiri dari desa yang memiliki potensi ekowisata, yaitu Desa Cisantana, Manis Kidul dan Pajambon dan desa yang memiliki potensi agroforestri yaitu Desa Karangsari, Seda dan juga termasuk Pajambon. Lima desa contoh ini memiliki karakteristik yang berbeda, baik dalam potensi fisik maupun sosial ekonomi seperti disajikan pada Tabel 23. Tabel 23 memperlihatkan bahwa mata pencaharian masyarakat dominan sebagai petani dan buruh tani, kecuali desa Maniskidul yang sebagian besar adalah pedagang, karena adanya potensi obyek wisata Cibulan yang sangat diminati oleh wisatawan. Pada Desa Pajambon dan Seda, proporsi buruh tani yang lebih besar menunjukkan tingkat kepemilikan lahan yang sempit yaitu dibawah 0,250 ha. Jarak pemukiman terdekat dengan kawasan adalah antara satu hingga tiga kilometer, sedangkan lahan pertanian masyarakat berbatasan dengan dengan kawasan TNGC. Penggunaan lahan sebagian besar desa adalah sawah dan tegalan, kecuali pada Desa Cisantana yang didominasi oleh hutan milik negara. Meskipun secara persentase luas hutan negara mencapai 50,52, namun luas lahan untuk usaha tani sawah, tegalan, ladang dan perkebunan rakyat di Desa Cisantana tetap memiliki luasan yang lebih besar diantara desa lainnya, sehingga komoditas hasil pangan cukup banyak diproduksi di desa ini. Demikian juga di Desa Karangsari, sebagian besar penggunaan lahan adalah tegalanladang, yang ditanami palawija dan pohon berkayu. Desa Cisantana merupakan sentra produksi susu sapi di Kecamatan Cigugur dengan kepemilikan ternak sapi mencapai 1.726 ekor sapi perah.