BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Belajar
Teori perkembangan kognitif menurut Piaget menyebutkan bahwa anak membangun sendiri skemanya serta membangun konsep-konsep melalui
pengalaman – pengalamannya. Perkembangan sebagian besar bergantung pada
seberapa jauh anak memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya dan guru sebagai fasilitator bukan sebagai pemberi informasi Rifa
’i, 2009: 25. Implikasi pada proses pembelajaran adalah pada saat guru memberikan informasi
yang melibatkan siswa menggunakan konsep-konsep, memberikan waktu yang cukup untuk menemukan ide-ide dengan menggunakan pola-pola berpikir yang
formal. Prinsip utama pembelajaran menurut Piaget yaitu: 1. Belajar aktif
Proses pembelajaran merupakan proses aktif, karena pengetahuan terbentuk dari dalam subjek belajar. Untuk membantu perkembangan kognitif
anak, perlu diciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan anak melakukan percobaan, memanipulasi simbol, mengajukan pertanyaan, menjawab dan
membandingkan penemuan sendiri dengan penemuan temannya. 2. Belajar melalui interaksi sosial
Dalam belajar perlu diciptakan suasana yang memungkinkan terjadi interaksi di antara subjek belajar. Piaget percaya bahwa belajar bersama akan
membantu perkembangan kognitif anak. Dengan interaksi sosial, perkembangan
kognitif anak akan mengarah ke banyak pandangan, artinya khasanah kognitif anak akan diperkaya dengan berbagai macam sudut pandang dan alternatif.
3. Belajar berdasarkan pengalaman nyata Perkembangan kognitif anak akan lebih berarti apabila didasarkan pada
pengalaman nyata dari pada bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi. Jika hanya menggunakan bahasa tanpa pengalaman sendiri, perkembangan kognitif
anak cenderung mengarah ke verbalisme. Siswa SMA MA pada umumnya berusia 15
– 19 tahun, berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget dikelompokkan pada taraf operasional formal. Pada
tahap ini siswa sudah mampu menyusun rencana untuk memecahkan masalah dan secara
sistematis menguji
solusinya. Kemampuan
digunakan untuk
mengembangkan hipotesis, memecahkan masalah dan menarik kesimpulan secara sistematis.
Tokoh lain yang membahas mengenai teori belajar adalah Vygotsky. Teori Vygotsky lebih menekankan pada peran pengajaran dan interaksi sosial pada
perkembangan sains dan pengetahuan lain Rifa ’i, 2009: 34. Vygotsky
berpendapat seperti Piaget, bahwa siswa membentuk pengetahuan, yaitu apa yang diketahui siswa bukanlah gandaan dari apa yang mereka temukan di dalam
lingkungan, tetapi sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan siswa sendiri, melalui bahasa.
Sumbangan penting yang diberikan Vygotsky dalam pembelajaran adalah konsep zone of proximal development ZPD dan scaffolding. Teori Vygotsky
menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau menangani
tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu berada dalam jangkauan kemampuannya atau tugas-tugas itu berada dalam ZPD zone of proximal
development. Zona of proximal development adalah daerah antar tingkat perkembangan
sesungguhnya yang
didefinisikan sebagai
kemampuan memecahkan masalah secara mandiri dan tingkat perkembangan potensial yang
didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. Penafsiran dari teori Vygotsky
yang diungkapkan Trianto 2007:27 yaitu siswa seharusnya diberikan tugas-tugas kompleks, sulit, dan realistik kemudian diberikan bantuan secukupnya untuk
mnyelesaikan tugas. Pada saat anak menyelesaikan tugas, mereka akan berpikir penyelesaian dengan melihat berbagai referensi dan bimbingan dari teman atau
orang yang lebih dewasa.
2.2 Inkuiri Terbimbing