Peningkatan aktivitas siswa Pembahasan

dalam kelompok kecilnya untuk menyelesaikan dan mengikuti tahapan inkuiri. Hasil ini sesuai dengan penelitian Douglas Chiu 2009 yang menyebutkan bahwa melalui pembelajaran inkuiri terbimbing mampu memberikan keuntungan pada siswa untuk belajar bekerja sama dengan tim atau kelompok.

4.2.3 Peningkatan aktivitas siswa

Pada saat kegiatan pembelajaran masing-masing anggota kelompok aktif mengungkapkan gagasan, berbagi pengetahuan dan berperan dalam kegiatan kelompok. Keaktifan siswa mampu membiasakan siswa untuk berpikir mengembangkan gagasan atau ide yang dimiliki. Sejalan dengan karakteristik inkuiri terbimbing yang diungkapkan oleh Kuhlthau 2007: 4, belajar aktif merupakan belajar yang dilakukan oleh siswa secara langsung bukan sesuatu yang dilakukan untuk seseorang atau pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan pengalaman kepada siswa. Pembelajaran merupakan kombinasi dari tindakan dan pengalaman siswa. Lembar pengamatan aktivitas siswa kelas eksperimen menunjukkan tindakan dan pengalaman siswa selama pembelajaran. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat dengan beberapa aspek. Manfaat keaktifan siswa dalam pembelajaran membuat siswa berdiskusi, bertukar pendapat dan meningkatkan kemampuan berpikirnya untuk menyelesaikan masalah. Pada kelas kontrol yang hanya menggunakan penilaian tes, pada saat pembelajaran menggunakan inkuiri terbimbing hanya sebagian kecil siswa yang aktif memberikan gagasannya. Siswa yang aktif adalah siswa yang termasuk siswa kelompok atas, sedangkan siswa yang termasuk kelompok biasa hanya mengikuti dan menyalin gagasan dari siswa kelompok atas. Hal ini disebabkan siswa tidak belajar atau membaca materi terlebih dahulu. Pengetahuan awal siswa tidak cukup untuk membuat siswa aktif berdiskusi dan bekerja pada kelompok. Siswa mampu memberikan gagasannya jika sudah belajar atau membaca materi yang sedang dipelajari atau berdasar pada pengalaman terdahulu. Penyelesaian tugas bermaksud menyiapkan siswa untuk belajar dan sebagai pengetahuan awal untuk siswa. Sebagaimana diungkapkan Trianto 2007:21 pengetahuan awal merupakan syarat utama dan menjadi sangat penting bagi pembelajar. Pada kelas eksperimen, temuan-temuan siswa pada saat mengerjakan tugas dijadikan bahan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk berdiskusi, bertukar pikiran dan merangkai pengetahuan yang sudah dimiliki menjadi pengetahuan yang baru. Senada dengan hasil penelitian Rahmayanti 2014 yang menyebutkan setiap tahapan inkuiri mengaktifkan siswa untuk aktif mengikuti proses-proses pembelajaran dan merangsang siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya. Pada penelitian ini, hasil observasi pada indikator berpikir kritis yaitu menunjukkan hasil yang lebih baik daripada penelitian yang dilakukan Hastuti 2014. Hal ini menunjukkan keefektifan pembelajaran inkuiri dilengkapi penilaian portofolio untuk meningkatkan berpikir kritis siswa SMA. Pemberian tugas pada kelas eksperimen memberikan kesempatan siswa untuk melakukan pencarian informasi sebanyak mungkin melalui tugas-tugas sehingga temuan siswa dalam melaksanakan tugas dapat didiskusikan bersama melalui proses tanya jawab oleh siswa.

4.2.4 Peningkatan berpikir kritis siswa