Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:
1. Jika r
hitung
r
tabel
maka pertanyaan dinyatakan valid. 2.
Jika r
hitung
r
tabel
maka pertanyaan dinyatakan tidak valid. b.
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan
menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan
ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: 1.
Jika r
alpha
positif atau dari r
tabel
maka pertanyaan reliable. 2.
Jika r
alpha
negatif atau dari r
tabel
maka pertanyaan tidak reliable.
3.10. Teknik Anaslisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis data yaitu:
a. Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dinalisis, kemudian
diinterpretasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitungan.
Universitas Sumatera Utara
b. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus
dipenuhi, yaitu: 1.
Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi
sebuah datamengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov.
Dengan menggunakan tingkat signifikan 5 maka jika nilai Asymp.sig. 2-tailed diatas nilai signifikan 5 artinya variabel residual
berdistribusi normal Situmorang, 2008:62. 2.
Uji Heteroskedastisitas Adanya varians variable movie trailer dan store environtment adalah
konstan untuk setiap nilai tertentu variabel recall audience homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya
diatas tingkat kepercayaan 5 dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
3. Uji Multikolinearitas
Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk
mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor melalui
program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang
biasa dipakai adalah nilai Tolerance 1 atau nilai VIF 5, maka tidak terjadi multikolinearitas Situmorang, 2008:104.
c. Analisis Linier Berganda
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis statistik regresi linier berganda. Persamaan yang digunakan adalah:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e Keterangan:
Y =
Recall Audience a
= Konstanta
b
1
b
2
= Koefisien regresi X
1
= Skor dimensi movie trailer X
2
= Skor dimensi store environtment e
= Standar
error d.
Uji Hipotesis Untuk mengetahui pengaruh movie trailer dan store environtment terhadap
recall audience maka dilakukan pengujian dengan menggunakan:
Universitas Sumatera Utara
1. Uji Signifikan Parsial Uji - t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel movie trailer dan store environtment secara parsial
individual terhadap variasi variable recall audience. kriteria pengujiannya adalah:
H : b
1
= 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari movie trailer dan store environtment terhadap
recall audience. H
: b
1
0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari movie trailer dan store environtment terhadap variable
recall audience. Kriteria pengambilan keputusan adalah:
H diterima jika t
hitung
t
tabel
pada = 5
H ditolak jika t
hitung
t
tabel
pada = 5
2. Uji Signifikan Simultan Uji - F
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah:
H : b
1
,b
2
= 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari movie trailer dan store environtment
terhadap recall audience.
Universitas Sumatera Utara
H : b
1
,b
2
0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari movie trailer dan store environtment terhadap
recall audience. Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
H diterima jika F
hitung
F
tabel
pada = 5
H
a
ditolak jika F
hitung
F
tabel
pada = 5
e. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien Determinasi R
2
digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi movie trailer dan store environtment terhadap recall
audience. Jika Koefisien Determinasi R
2
semakin besar mendekati satu menunjukkan semakin baik kemampuan movie trailer dan store
environtment menerangkan recall audience. Dimana 0 R
2
1. Sebaliknya, jika R
2
semakin kecil mendekati nol, maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh movie trailer dan store environtment adalah
kecil terhadap recall audience. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh movie trailer dan store environtment
yang diteliti terhadap recall audience. Jika determinan R
2
semakin besar atau mendekati 1 maka pengaruh movie trailer dan store environtment terhadap recall audience
semakin kuat. Sebaliknya, jika determinan R
2
semakin kecil atau mendekati nol, maka pengaruh movie trailer dan store environtment
terhadap recall audience semakin kecil.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
Bioskop 21 yang termasuk dalam Cineplex 21 Group merupakan satu dari beberapa jaringan bioskop di Indonesia. Bioskop 21 juga merupakan pelopor
jaringan Cineplex di Indonesia. Jaringan Bioskop 21 terletak di beberapa kota besar di Indonesia yang umumnya terletak di dalam pusat-pusat perbelanjaan.
Bioskop 21 hidup dengan menayangkan film-film Hollywood dan film Indonesia serat beberapa film Bollywood sebagai menu utama bisnisnya. Semua studio
Bioskop 21 didukung oleh teknologi tata suara Dolby Digital atau THX.
Saat ini Cinema 21 Bioskop 21 menjadi merek dalam Cineplex 21 Group yang terpisah dari merek lainnya yaitu Cinema XXI dan The Premiere.
Pemisahaan ini dilakukan Cineplex 21 Group untuk mengikuti tuntutan perkembangan zaman dalam menjalankan bisnisnya, dimana target pasar setiap
merek bioskop dibedakan. 21 Cineplex memiliki jaringan bioskop terbanyak yang tersebar di
Indonesia. Sebelum merek Cinema XXI berdiri, Cinema 21 menguasai keseluruhan pangsa pasar penonton bioskop Indonesia dengan memberlakukan
harga tiket bervariasi dan jenis film yang diputar disesuaikan dengan lokasi dan target pasar yang dituju.
Setelah Cinema XXI berdiri, perlahan Cinema 21 berubah menjadi jaringan bioskop kelas dua, dengan sebagian besar film yang diputar merupakan
Universitas Sumatera Utara