2.1.2. Movie Trailer
Disebut trailer karena dulunya iklan ditayangkan tepat setelah film
selesai ditayangkan dalam bioskop, namun karena konsumen cenderung meninggalkan ruangan bioskop setelah film berakhir, kini trailer ditayangkan
sebelum film dimulai. Namun, nama trailer sudah melekat pada iklan film dan terbawa hingga kini wikipedia.orgtrailer, diolah.
Menurut Kernan 2004:1 “while trailer are a form of advertising, they are also a unique form of narrative film exhibition, wherein promotional
discourse and narrative pleasure are conjoined whether happily or not”,
maksudnya adalah selain merupakan bentuk iklan, trailer juga merupakan bentuk
unik dari narasi film, dimana wacana promosi dan kesenangan berupa narasi disatukan baik suka maupun tidak suka.
“Trailers, or previews of coming attractions, are both praised and reviled by film scholars and regular moviegoers alike. At the same time, they are
used by both groups precisely as they are mean to be used, as free samples to aid in moviegoing decision making. And in the contemporary market,
trailers’ reach is ever expanding, with their inclusion on videotapes, DVDs, and on the internet, where they are an increasingly popular and
influential marketing tool. Yet very little scholarly attention has been paid to the way trailers characterize films, and thus presume audience desire,
in order to sell them.”
Artinya, trailer atau pra pertunjukan atraksi yang akan datang, keduanya mendapatkan pujian dan cercaan baik dari kalangan ilmiah film dan maupun
kalangan penonton biasa. Pada saat yang sama, trailer digunakan oleh kedua kelompok tersebut tepat sesuai kegunaannya, yakni sebagai “sampel gratis” yang
membantu pengambilan keputusan mereka menonton di bioskop. Dalam pasar kontemporer, pencapaian trailer terus berkembang dengan penyertaan mereka
Universitas Sumatera Utara
pada rekaman kaset video, DVD, dan internet, di mana trailer merupakan alat pemasaran yang semakin populer dan berpengaruh. Sangat sedikit perhatian
ilmiah terhadap cara mengarakterisasi trailer film yang berguna untuk dapat meramalkan keinginan penonton, dengan tujuan untuk menjual film yang
diiklankan. Trailer menceritakan kisah film secara esensial, dimana trailer harus
memiliki seruan yang maksimal. Dalam beberapa dekade, karena pemasaran film telah menjadi industri yang besar, trailer telah menjadi potongan-potongan iklan
yang terbaik, bahkan mampu menyajikan film buruk dalam cahaya menarik. Trailer biasanya terdiri dari adegan-adegan dari film dipromosikan, tetapi kadang-
kadang mengandung adegan yang dihapus dari film. “Trailers offer figurations of felicitous spaces so as to make audiences
wish to be there or, conversely, horrific or suspenseful spaces to create audience desire to experience the “safe” fear and terror of the movies.
The restriction of trailers to a few minutes of carefully selected and edited shots and scene endows what do we see, from faces to car crashes, with a
kind of pregnancy or underdeterminancy that allows audiences to create an imaginary as-yet-unseen film out of these fragments- we desire not the
real film but the film we want to see, Kernan 2004:13”.
Artinya, trailer menampilkan kiasan ruang yang sangat indah sehingga membuat penonton ingin berada di sana atau sebaliknya, trailer menampilkan
kiasan ruang mengerikan yang menegangkan yang menciptakan keinginan penonton untuk mengalami rasa takut yang tentunya aman dan teror film
tersebut. Pembatasan trailer kepada beberapa menit dengan gambar dan adegan yang dipilih dan diedit secara teliti membuat kita melihat apa-apa yang kita
sebaiknya kita lihat, dari wajah hingga tubrukan mobil, dengan semacam
Universitas Sumatera Utara
kehamilan atau keteraturan yang memungkinkan penonton untuk menciptakan film khayalan keluar dari fragmen yang tidak terlihat pada trailer, kita inginkan
bukan film nyata, tetapi film yang ingin kita lihat. Kebanyakan trailer memiliki struktur tiga babak yang mirip dengan fitur
film panjang. Trailer dimulai dengan awal yang menampilkan premis cerita dari film yang diiklankan. Dilanjutkan dengan tayangan yang membawa cerita lebih
lanjut dan biasanya berakhir dengan klimaks yang dramatis. Trailer juga biasanya diiringi alunan musik yang kuat memasukkan lagu terkenal atau sebuah musik
orkestral yang kuat. Babak yang terakhir ini sering terdiri dari visual yang dari saat-saat terkuat dan emosional dari film dan juga berisi cuplikan pemain jika ada
bintang yang penting yang dapat membantu penjualan film. Musik membantu mengatur nada dan suasana trailer. Biasanya musik yang
digunakan dalam trailer bukanlah dari film itu sendiri karena musik film mungkin belum disusun. Musik yang digunakan dalam trailer mungkin:
a. Musik dari film lain.
b. Musik yang populer atau musik terkenal, sering dipilih untuk nada trailer,
ketepatan lirik atau ketiadaan, atau kemampuan untuk dikenali. c.
“Perpustakaan musik yang sebelumnya dibuat khusus untuk digunakan dalam iklan oleh komposer independen.
d. Musik yang disusun secara khusus untuk fitur film yang diiklankan.
Banyak trailer disusun dalam format Dolby Digital atau pada campuran suara multichanel lain. Adegan-adegan termasuk efek suara dan musik yang
ditingkatkan oleh suara stereoponik adalah karena hal-hal tersebut merupakan titik
Universitas Sumatera Utara
fokus dari banyak trailer modern. Trailer terdahulu umumnya disajikan dalam resolusi video yang sama seperti fitur film yang diiklankan, yang secara umum
dikenal dengan istilah film 35mm atau format digital. Koneksi internet
berbandwidth tinggi memungkinkan trailer untuk didistribusikan pada resolusi apapun.
2.1.3. Lingkungan Toko Eceran