Kepemilikan saham PT Bank Century Tbk Kepengurusan Bank Century Kasus Bank Century

Tabel 1.3 Dana Pihak Ketiga Bank Century Dana Pihak Ketiga DPK Jumlah 1. Deposito Berjangka Rp. 9. 279.000.000.00,00 2. Giro Rp. 1.026.000.000.000,00 3. Tabungan Rp. 638.991.000.000,00 4. Negotiable Certificate Deposit Rp. 23. 912.000.000,00 Total DPK Rp.10.956.000.000.000,00 Sumber : Ratih Indriastuti, Skripsi S1 FH UI, Penyertaan Modal sementara oleh LPS Sebagai Upaya Penyelamatan Bank Gagal, 2009, hlm. 77.

2. Kepemilikan saham PT Bank Century Tbk

Kepemilikan Saham PT bank Century Tbk berasal dari pemodal nasional sebesar dan pemodal asing sebesar. Komposisi dari kepemilikan saham tersebut adalah sebagai berikut : Selanjutnya, susunan Saham PT bank Century Bank Century tersebut secara terperinci digambarkan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar 1.3 Sumber : Ratih Indriastuti, Skripsi S1 FH UI, Penyertaan Modal sementara oleh LPS Sebagai Upaya Penyelamatan Bank Gagal, 2009, hlm. 77. Gambar 1.4 Kepemilikan Saham PT Bank Century Sumber : Ratih Indriastuti, Skripsi S1 FH UI, Penyertaan Modal sementara oleh LPS Sebagai Upaya Penyelamatan Bank Gagal, 2009, hlm. 78.

3. Kepengurusan Bank Century

Kepengurusan PT Bank Century Tbk. Dari susunan kepemilkan saham PT Bank Century Tbk tersebut ditetapkan susunan direksi yang menurut pasal 92 Undang-Undang Perseroan Terbatas bertugas untuk menjalankan pengurusan Universitas Sumatera Utara perseroan untuk kepentingan perseroan untuk kepentingan perseoran dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseoran. Susunan Dewan direksi tersebut adalah sebagai berikut : Direktur Utama : Hermanus Hasan Muslim Wakil Direktur Utama : Hamidy, SE Direktur : Krishna Jagateseen Direktur : Lila Komala Dewi Gondokusumo Direktur Kepatuhan : Edward Mandahar Situmorang Kemudian, Dewan Komisaris dari PT Bank Century yang bertugas melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai perseroan maupun usaha perseroan dan memberi nasehat kepada direksi memiliki susunan sebagai berikut : Komisaris Utama : Sulaiman Ahamad Basyir Wakil Komisaris Utama : Hesham Alwarraq Komisaris Independen : Rusli Prakarsa Komisaris Independen : Poerwanto Kamsjadi

4. Kasus Bank Century

Bank Century dikatakan sebagai bank gagal diawali dengan gagal kliring Rp.5 miliar rupiah pada 13 November 2008 dana pihak ketiga Bank Century sempat turun akibat penarikan oleh nasabah, bank Indonesia mengklaim Universitas Sumatera Utara kegagalan Bank Century karena masalah teknis yakni adanya keterlambatan penyetoran prefund atau pendanaan awal yang wajib disetorkan ke Bank Indonesia sebelum kliring. Kliring adalah penukaran warkat atau dana keuangan elektronik baik antar bank atau antar nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan dalam waktu tertentu. Kliring diselenggarakan oleh Bank Indonesia atau pihak lain yang memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia untuk menyelenggarakan kliring lokal. Salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh bank untuk menjadi peserta kliring adalah wajib menyediakan dana yang cukup pada rekening giro bank di Bank Indonesia untuk memenuhi kewajiban yang timbul dalam kliring lokal. 70 Tabel 1.4 Bank Indonesia mengatakan bahwa beberapa waktu lalu bank Century mengalami kesulitan likuiditas karena gagal mendapat pinjaman dana dari sesame bank di Pasar Uang Antar Bank PUAB. Namun, manajemen bank masih dapat mengatasinya. Ternyata, krisis keuangan global yang terus berlangsung, memberikan tekanan likuiditas yang semakin berat kepada Bank Century. Tekanan tersebut diperparah dengan menurunnya persepsi positif nasabah terhadap bank ini. Berikut ini adalah rasio keuangan PT Bank Century Tbk per 30 Sepetember 2008. Rasio Keuangan P.T Bank Century Tbk Rasio keuangan 30-9-2008 70 Ibid.,hlm.79 Universitas Sumatera Utara Capital Adequacy Ratio CAR -2,35 Return on Average Equity RAE -153, 08 Return on Average Assets ROA -8,25 Beban Operasional Pendapatan Operasional BOPO 233,32 Giro Wajib Minimum GWM rupiah 2,14 Giro Wajib Minimum GWM valas 0,54 Sumber : Ratih Indriastuti, Skripsi S1 FH UI, Penyertaan Modal sementara oleh LPS Sebagai Upaya Penyelamatan Bank Gagal, 2009, hlm. 80. Melihat kondisi Bank Century makin parah Bank Indonesia melakukan sejumlah tindakan yakni meminta pemegang saham dan pengurus bank untuk menyelesaikan maslah likuiditas untuk menjual aset likuid berupa surat-surat berharga lalu menempatkan bank dalam status pengawasan intensif, meminta pemegang saham modal sudah dilakukan bulan Juni 2007 melalui Right issue. Kemudian meminta bank mengundang investor strategis menempatkan bank dalam status pengawasan khusus special surveillance hingga melakukan penyediaan fasilitas pendanaan jangka pendek sebesar Rp. 700 miliar yang juga tidak banyak membantu. Fasilitas pendanaan tersebut diberikan dengan syarat bank tersebut harus memiliki underlying aset yang bisa dijamin ke BI. Karena Bank Century tidak sanggup memenuhi syarat BI dan tidak dapat memenuahi semua kewajibannya tidak solven, maka LPS mengambil alih kendali. 71 Status pengawasan saat itu dari Bank Century adalah berada dalam Pengawasan Khusus Bank Indonesia, sesuai surat No. 108DpGDPB1Rahasia 71 Pernyataan deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A. Sarwono dalam artikel “LPS Tanggung Seluruh Onkos Penyelamatan” ; www.kontan .com. 26 November 2008. Universitas Sumatera Utara tertanggal 6 November 2008. Disampaikan ke Lembaga Penjamin Simpanan sesuai surat No. 10 DpGDPB1Rahasia tertanggal 7 september 2008. PT Sinar Mas Multi Artha sendiri adalah investor yang tertarik mengakuisisi Bank Century. Namun belum juga proses uji kepatutan dari segi hukum due diligents selesai, Bank Century sudah lebih dahulu diambil alih LPS. Alasannya proses akuisisi bakal memakan waktu yang lama setelah diambil alih, proses akuisisi nantinya akan menjadi kewenangan LPS pemerintah melalui LPS pada tanggal 21 November 2008.

5. Tindakan Bank Indonesia Terhadap Bank Century