Prinsip-prinsip dalam Pengelolaan Bank

Dalam Pasal 13 Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan dijelaskan bahwa usaha bank perkreditan rakyat meliputi: a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, danatau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu; b. Memberikan kredit; c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah; d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia SBI, deposito berjangka, sertifikat deposito danatau tabungan pada bank lain.

C. Prinsip-prinsip dalam Pengelolaan Bank

Bahwa perbankan yang berasaskan demokrasi ekonomi dengan fungsi utamanya sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat, memiliki peranan yang strategis untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, dalam rangka pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. 30 Dalam melaksanakan kemitraan antara bank dan nasabahnya untuk terciptanya sistem perbankan yang sehat, kegiatan perbankan perlu dilandasi dengan beberapa asas hukum khusus, yaitu 31 1. Asas Demokrasi Ekonomi : 30 Konsiderans Menimbang huruf b Undang-undang No 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. 31 Rachmadi Usman, Aspek-Aspek hukum Perbankan Di Indonesia, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2003, hlm14. Universitas Sumatera Utara Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. 32 Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, kesinambungan dan peningkatan pelaksanaan pembangunan nasional yang berasaskan kekeluargan, perlu senantiasa dipelihara dengan baik. Guna mencapai tujuan tersebut maka pelaksanaan pembangunan ekonomi harus lebih memperhatikan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan unsur-unsur pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional. Salah satu yang mempunyai peranan strategis dalam menyerasikan dan menyeimbangkan masing-masing unsur dari trilogi pembangunan adalah perbankan. Peran yang strategis tersebut disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai suatu wahana yang efektif dan efisien, yang dengan berasaskan demokrasi ekonomi mendukung pelaksanaan pembangunan dan hasil- hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilatas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Ini berarti, fungsi dan usaha perbankan diarahkan untuk melaksanankan prinsip-prinsip yang terkandung dalam demokrasi ekonmi yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. 33 2. Asas Kepercayaan fiduciary principale 32 Pasal 2 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. 33 Penjelasan Umum Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. Universitas Sumatera Utara Asas kepercayaan adalah suatu asas yang menyatakan bahwa usaha bank dilandasi oleh hubungan kepercayaan antara bank dan nasabahnya. Bank terutama bekerja dengan dana dari masyarakat yang disimpan padanya atas dasar kepercayaan, sehingga perlu untuk terus menjaga kesehatannya dengan tetap memelihara dan mempertahankan kepercayaan masyarakat padanya. Kemauan masyarkat untuk menyimpan sebagian uangnya di bank, semata-mata dilandasi oleh kepercayaan bahwa uangnya dapat kembali pada waktu yang diinginkan atau sesuai dengan yang diperjanjikan dan disertai dengan imbalan. Apabila kepercayaan nasabah penyimpan dana terhadap suatu bank berkurang, tidak tertutup kemungkinan akan terjadi rush terhadap dana yang disimpannnya. Berbagai faktor dapat menyebabkan ketidakpercayaan nasabah terhadap suatu bank. Sutan Remy Sjahdeni menyatakan bahwa hubungan antara bank dengan nasabah penyimpan adalah hubungan pinjam-meminjam uang antara debitor bank dan kreditur nasabah penyimpan dana yang dilandasi oleh asas kepercayaan.secara eksplisit undang-undang mengakui bahwa bank tidak boleh hanya memperhatikan kepentingan nasabah penyimpan dana. Lebih lanjut dikatakan beliau bahwa hubungan antara bank dan nasabah debitor bersifat sebagai hubungan kepercayaan yang membebankan kewajiban-kewajiban kepercayaan fiduciary obligations kepada bank terhadap nasabahnya. Oleh karena itu, masyarakat bisnis dan perbankan Indonesia berpendapat bahwa hubungan antara debitur bukan sekedar hubungan kontraktual belaka, malinkan juga hubungan kepercayaan. Dalam Universitas Sumatera Utara bisnis yang diberikan atau yang diterima sebagai penukar uang, barang, atau jasa, adalah kepercayaan. Dengan demikian, bank hanya bersedia memberikan kredit kepada nasabah debitor atas dasar kepercayaan bahwa nasabah debitur mampu dan mau membayar kembali kreditnya tersebut. Demikian pula hubungan perjanjian kredit bukanlah sekedar hubungan kontaraktual biasa antara kreditur dan debitur melainkan juga hubungan kepercayaan. 34 3. Asas Kerahasiaan confidential principale Asas kerahasian adalah asas yang mengharuskan dan mewajibkan bank merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan lain- lain dari nasabah bank yang menurut kelaziman dunia perbankan wajib dirahasiakan. Kerahasiaan ini adalah untuk kepentingan bank sendiri karena bank memerlukan kepercayaan masyarakat yang menyimpan uangnya di bank. Masyarakat hanya akan mempercayakan uangnya pada bank atau memanfaattkan jasa bank apabila bank menjamin bahwa tidak akan ada penyalahgunaan pengetahuan bank tentang simpanannya. Dengan demikian bank harus memegang teguh rahasia bank.keterikatan bank terhadap ketentuan dan kewajiban merahasiakan keadaan keuangan nasabahnya menunjukan bahwa hubungan antara bank dan nasabah penyimpan dana dilandasi oleh asas kerahasiaan. Oleh karena itu, hubungan antra bank dan nasabah penyimpan adalah hubungan kerahasiaan. 35 34 Op.cit., hlm. 16. 35 Ibid., hlm.17. Universitas Sumatera Utara 4. Asas Kehati-hatian prudential principale Asas kehati-hatian adalah suatu asas yang menyatakan bahw bank dalam menjalankan fungsinya dan kegiatan usahanya wajib menerapkan prinsip kehati-hatian dalam rangka melindungi dana masyarakat yang dipercayakan padanya. Hal ini disebutkan dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Kemudian disebutkan pula dalam pasakl 29 Undang-Undang Perbankan bahwa bank wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian ayat 2 dan bank dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank. Tujuan diberlakukan prinsip kehati-hatian tidak lain adalah agar bank selalu dalam keadaan liquid dan solvent. Dengan diberlakkannya prinsip kehati- hatian diharapkan kadar kepercayaan masyarakat terhadap perbankan tetap tinggi, sehingga masyarakat bersedia dan tidak ragu-ragu menyimpa dananya di bank. 36 Bank adalah suatu lembaga keuangan yang eksistensinya tergantung mutlak pada kepercayaan mutlak para nasbahnya yang mempercayakan dana dan jasa-jasa lain yang dilakukan mereka melalui bank pada khususnya dan dari 36 Ibid., hlm. 18. Universitas Sumatera Utara masyarakat luas pada umumnya. 37 Fungsi utama bank dalam suatu perekonomian adalah untuk memobilisasi dana masyarakat dan secara cepat dan tepat menyalurkan dana tersebut kepada pengguna atau investasi yang efektif dan efisien. Fungsi bank lainnya adalah sebagai lembaga penyediaan instrumen pembayaran untuk barang dan jasa yang dapat dilakukan secara cepat, efisien, dan aman.fungsi ini akan berjalan apabila penjual dan pembeli barang dan jasa meyakini bahwa instumen yang digunakan untuk pembayaran tersebut akan diterima dan dibayar oleh semua pihak dalam transaksi tersebut dan transaksi ikutannya. Dengan demikian tanpa adanya kepercayaan, maka fungsinya dimaksud tidak akan berjalan. Dari sisi hukum keperdataan, bank sebagai badan usaha diperbolehkan memanfaatkan dana masyarakat yang dihimpunannya itu untuk menumbuh kembangkan usaha bank itu sendiri dan mencari laba untuk kepentingan pemegang saham bank, misalnya Oleh karena itu, bank sangat berkepentingan agar kadar kepercayaan masyarakat, yang sudah maupun yang akan menyimpan dananya, maupun yang telah atau menggunakan jasa-jasa bank lainnya terpelihara dengan baik dalam tingkat yang tinggi. Mengingat bank adalah bagian dari sistem keuangan dan sistem pembayaran, masyarakat luas berkepentingan atas kesehatan dari sistem-sistem tersebut. Adapun kepercayaan masyarakat kepada bank merupakan unsur paling pokok dari eksistensi suatu bank sehingga terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada perbankan adalah juga kepentingan masyarakat banyak. 37 Zulkarnain Sitompul, Perlindungan Dana Nasabah Bank, Suatu Gagasan Tentang Pendirian Lembaga Penjamin Simpanan di Indonesia, Cet. 1,Jakarta:Program pasca sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2002, hlm 44. Universitas Sumatera Utara melalui pemberian kredit. Namun di pihak lain, bank setiap saat harus siap untuk mengembalikan dana masyarakat yang dihimpunnya itu apabila sewaktu-waktu dibutuhkan oleh penyimpan dana. 38 Sementara itu dari sisi hukum publik, dalam rangka mewujudkan terjaganya kepentingan masyarakat bank diwajibkan untuk menjaga keamanan dana masyarakat yang disimpan dan dipercayakan kepadanya prudent banking, dan oleh karena itu dalam menjalankan usahanya, bank wajib untuk memelihara tingkat kesehataannya. Selain itu bagi perbankan di Indonesia misi di bidang hukum publik itu ditambah dengan tugas bank untuk mendukung peningkatan taraf hidup rakyat banyak. 39

D. Kriteria Bank Sehat