Kriteria Bank Sehat TINJAUAN UMUM TENTANG BANK

melalui pemberian kredit. Namun di pihak lain, bank setiap saat harus siap untuk mengembalikan dana masyarakat yang dihimpunnya itu apabila sewaktu-waktu dibutuhkan oleh penyimpan dana. 38 Sementara itu dari sisi hukum publik, dalam rangka mewujudkan terjaganya kepentingan masyarakat bank diwajibkan untuk menjaga keamanan dana masyarakat yang disimpan dan dipercayakan kepadanya prudent banking, dan oleh karena itu dalam menjalankan usahanya, bank wajib untuk memelihara tingkat kesehataannya. Selain itu bagi perbankan di Indonesia misi di bidang hukum publik itu ditambah dengan tugas bank untuk mendukung peningkatan taraf hidup rakyat banyak. 39

D. Kriteria Bank Sehat

Bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana masyarakat, harus dapat menjaga kesehatannya. Tingkat kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait, baik pemilik, pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank maupun Bank Indonesia selaku otoritas perbankan. Oleh karena itu para pihak tersebut secara bersama-sama harus mengupayakan bank yang sehat. Meskipun pada akhirnya yang berwenang untuk menetapkan kesehatan bank adalah Bank Indonesia. Sebagai lembaga keuangan, bank memiliki usaha pokok berupa menghimpun dana yang sementara tidak dipergunakan untuk kemudian menyalurkan kembali dana tersebut ke dalam masyarakat untuk jangka waktu 38 Ratih Indriastuti, Penyertaan Modal sementara oleh LPS Sebagai Upaya Penyelamatan Bank Gagal, Jakarta:Skripsi S1 Fakultas Hukum UI, 2009, hlm. 19-20. 39 Agus Santoso, Karakter Khusus Ketentuan Hukum Dalam Sistem Hukum Perbankan dan kebanksentralan, Buletin Hukum Perbankan dan Kebanksentralan, Vol. 1 No. 2, Desember 2003, Jakarta:Direktorat Hukum Bank Indonesia, hlm 49. Universitas Sumatera Utara tertentu. Fungsi untuk mencari dan selanjutnya menghimpun dana dalam bentuk simpanan deposit sangat menentukan pertumbuhan suatu bank, sebab volume dana yang dapat dikembangkan oleh bank tersebut dalam bentuk pemberian kredit, pembelian efek-efek atau surat berharga dalam pasar uang. Pada Paket kebijaksanaan tanggal 29 Mei 1996 Pakmei’ 96 dan berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 2623KEPDIR dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 265BPPP1996, dijelaskan tentang tata cara penilaian kesehatan bank, dimana tolak ukur penilaian kesehatan bank bertumpu pada dua hal, yaitu : a. Tolak ukur bagi manajemen bank untuk menilai apakah pengelolaan bank telah dilakukan sejalan dengan azas-azas perbankan yang sehat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Tolak ukur untuk menetapkan arah pembinaan dan pengembangan bank, baik secara individual maupun perbankan secara keseluruhan. Sementara menurut penilaian Bank Indonesia, kriteria bank yang sehat itu harus memenuhi tiga faktor, yaitu : 1 Dapat memelihara kepentingan masyarakat dengan baik. 2 Berkembang secara wajar. 3 Bermanfaat bagi perekonomian Indonesia Secara rinci, untuk menjaga bank agar selalu sehat, ditetapkan kriteria- kriteria tertentu, yang terpenting di antaranya adalah sebagai berikut 40 40 Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern, Cet I, Bandung : Citra Aditya Bakti,1999, hlm.40-41. Universitas Sumatera Utara 1. Batas maksimum pemberian kredit BPMK atau sering juga disebut sebagai Legal Lending Limit 3L, yaitu larangan memberikan kredit untuk perusahaan-perusahaan terafiliasi satu kelompok dengan bank tersebut melebihi batas maksimum yang telah ditetapkan, yang saat ini batas maksimum tersebut adalah 20 dari modal setor. 2. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 9PBI2007 Tentang sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah bahwa penilaian tingkat kesehatan Bank Umum mencakup faktor-faktor meliputi Capital, Asset, Management, Earning,dan Liquidity CAMEL oleh sebab itu Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 3011KEPDIR tanggal 30 April 1997 tentang cara penilaian tingkat kesehatan Bank Umum, pasal 2 dinyatakan tidak berlaku lagi. Tingkat kesehatan bank pada dasarnya dinilai berdasarkan CAMEL capital, asset, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas adalah sebagai berikut : 1 Capital permodalan Penilaian terhadap faktor permodalan didasarkan pada rasio modal terhadap Aktiva Terimbang Menurut Resiko ATMR. Sedangkan penilaian terhadap Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM berdasarkan Pasal 2 PBI No. 1015PBI2008 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum bank ditetapkan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a Pemenuhan KPMM sebesar 8 diberi predikat “sehat” dengan nilai kredit 81, dan untuk setiap kenaikan 0, 1 dari pemenuhan KPMM sebesar 8 nilai kredit ditambah 1 hingga maksimal 100. b Pemenuhan KPMM kurang dari 8 sampai dengan 7,9 diberi predikat “kurang sehat” dengan nilai kredit 65 dan untuk setiap penurunan 0, 1 dari pemenuhan KPMM sebesar 7, 9 nilai kredit dikurangi 1 dengan minimal 0. 2 Kualitas Aktiva Produktif KAP Penilaian terhadap KAP didasarkan atas 2 dua rasio, yaitu : a Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif sebesar 15,5 atau lebih diberi nilai kredit 0, dan untuk setiap penurunan 0,15 mulai dari 15,5 nilai kredit ditambah 1 dengan maksimal 100. b Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dibentuk oleh Bank terhadap penyisihan aktiva produktif yang dibentuk oleh Bank sebesar 0 diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 1 dimulai dari 0, nilai kredit ditambah 1 dengan maksimal 10. 3 Manajemen Penilaian terhadap manajemen mencakup 2 dua komponen, yaitu manajemen umum dan manajemen resiko, dengan menggunakan daftar pertanyaan. 4 Rentabilitas Penilaian terhadap faktor rentabilitas didasarkan pada 2 dua rasio, yaitu : Universitas Sumatera Utara a Rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata- rata volume usaha dalam periode yang sama. b Rasio biaya operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap pendapatan operasional dalam periode yang sama. 5 Likuiditas Rasio untuk penilaian likuiditas dibagi atas 2 dua , yaitu : a Rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar dalam rupiah. b Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh Bank dalam rupiah dan valas 3. Kecukupan Penyertaan Modal Minimum atau yang sering disebut Capital Adequacy Ratio CAR yang terus ditingkatkan dari tahun ke tahun, yaitu 8 dihitung dari Aktiva Terhitung menurut RatioAMTR dan terus dinaikan, misalnya ada ketentuan Bank Indonesia yang mengharuskan bank devisa mencapai CAR 12 di tahun 2001. Disamping kriteria tersebut diatas ada beberapa hal yang merupakan syarat-syarat bank sehat yaitu 41 1. Perbandingan pinjaman terhadap simpanan atau yang sering disebut dengan Loan to Deposit Ratio LDR, yang dalam hal ini ditetapkan sebesar 110 . Dan beberapa hal juga yang merupakan syarat-syarat dari bank sehat yaitu: 2. Kualitas Aktiva Produktif KAP 3. Posisi Devisa Netto PDN 41 Ibid., hlm. 40-41 Universitas Sumatera Utara 4. Margin Trading Limit MTL, yaitu adanya batasan tertentu celling dalam hal bank melakukan kegiatan margin trading. 5. Kewajiban modal setor menjadi 50 miliar rupiah bagi bank umum nondevisa dan 150 miliar rupiah bagi bank devisa. 6. Kewajiban Giro Wajib Umum GWM atau Reserve RequirementRR sebesar 5 dari total dana Pihak ketiga yang dihimpun. Giro Wajib minimum adalah sejumlah dana yang harus disetorkan kepada bank sentral Mandala Maurung. Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter. Jakarta: FE UI. 2004 7. Margin Pendapatan Bunga Bersih. 8. Return on Average Assets ROA, yaitu angka yang menunjukan berapa besar relative laba bersih setelah pajak terhadap total aktiva. 9. Return on Average Equity RAE, yaitu cara penilaian kesehatan bank dilihat dari laba bersih setelah pajak dibagi dengan modal. 10. Debt to Equity DER, yaitu perbandingan kredit terhadap modal. 11. Kemampuan untuk melunasi utang Working Capital Ratio Universitas Sumatera Utara

BAB III TINJAUAN UMUM BANK INDONESIA