Deskripsi Obyek Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Berdirinya Pabrik Gula Watoetoelis, Sidoarjo

Pabrik Gula Watoetoelis secara struktural merupakan bagian dari PT. Perkebunan Nusantara X Persero. Dalam PT Perkebunan ini mempunyai dua jenis bidang usaha yaitu rumah sakit sebanyak dua buah dan pabrik gula 12 buah yang terletak di beberapa daerah di Jawa Timur. Pabrik Gula Watoetoelis didirikan pada tahun 1839 oleh perusahaan milik Belanda yang diberi Nama NV COOV Dan COOSTER VAN HOUT yang berkantor di Surabaya. Kemudian pada tahun 1957, semua perusahaan milik Belanda dinasionalisasikan atau diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia yang berdasarkan pada penguasa militer tertinggi atau menteri pemerintah Nomor: 1063PMT1975 tertanggal 09 Desember 1957. Dengan Keputusan tersebut diatas, maka perusahaan Belanda dinasionalisasikan, kemudian atas dasar peraturan dari pusat No. 19 tahun 1960 tanggal 01 April 1960 maka diadakanlah suatu perubahan dan diubah menjadi perusahaan Negara Perkebunan yang disingkat dengan PNP yang berpusat di Jakarta, diantara PNP tersebut adalah PNP XXI dan PNP XXII. Setelah mengalami bermacam-macam proses maka pada tanggal 31 Desember 1973 atas pertimbangan-pertimbangan pemerintah, PNP XXI - PNP XXII di gabung satu direksi dengan nama Perseroan Terbatas atau Perkebunan XXI – XXII Persero yang berkantor di Jalan Jembatan Merah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 50 3-5 Surabaya. Karena pertimbangan policy pemerintah khususnya dikaitkan dengan Undang-Undang BUMN tahun 1969 maka diganti dengan nama PT. Perkebunan XXI – XXII Persero atas dasar sebagai berikut : 1. Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 144 Menkeu IV 1973. 2. Surat Keputusan Menteri Pertahanan No.57 Menhan XII 1973. Adapun PT. Perkebunan XXI – XXII ini membawahi beberapa Pabrik Gula yang terdiri dari : 1. Pabrik Gula Watoetoelis di Temu – Sidoarjo 2. Pabrik Gula Toelangan – Sidoarjo 3. Pabrik Gula Kremboong – Sidoarjo 4. Pabrik Gula Gempol Kerep di Mojokerto 5. Pabrik Gula Tjoekir di Jombang 6. Pabrik Gula Jombang Baru di Jombang 7. Pabrik Gula Meritjan di Kediri 8. Pabrik Gula Pesantren Baru di Kediri 9. Pabrik Gula Ngadiredjo di Kediri 10. Pabrik Gula Modjopanggong di Tulungagung 11. Pabrik Gula Lestari di Kertosono Sedangkan dua pabrik gula lagi berada di luar jawa yang merupakan proyek pengembangan. Pada tanggal 31 Desember 1996 terjadi perubahan lagi yang semula PT. Perkebunan XXI – XXII menjadi PT. Perkebunan Nusantara X atas dasar SK Menteri Keuangan No. 130Menkue1996 tentang Peleburan PT. Perkebunan XXI – XXII Persero, PT Perkebunan XIX Persero dan PT. Perkebunan XXVII Persero yang unit usahanya strategisnya berlokasi di daerah Jember dan Klaten Jawa Tengah. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 51

4.1.2. Lokasi Perusahaan

Tempat yang dipakai dalam pelaksanaan penelitian ini adalah Pabrik Gula Watoetoelis Prambon – Sidoarjo, tepatnya berada di lokasi : Desa : Temu daerahnya subur, strategis, dan berpenduduk padat Kecamatan : Prambon Kawedanan : Krian 4 Km sebelah selatan dari Krian Kabupaten : Sidoarjo Propinsi : Jawa Timur Adapun batas-batas dari PG. Watoetoelis adalah sebagai berikut : Sebelah utara berbatasan dengan Desa Watoetoelis Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Wonoplintahan Sebelah barat berbatasan dengan Desa Bendotretek Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Simigirang Lokasi ini sangat penting bagi setiap perusahaan, karena dalam hal ini sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup serta perkembangan dari perusahaan. Sehubungan dengan pemilihan lokasi pabrik gula di daerah Krian, Sidoarjo adalah relevan sekali, hal ini disesuaikan dengan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan lokasi perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Faktor sumber-sumber bahan baku dan bahan pembantu 2. Faktor tenaga kerja 3. Faktor pembangkit tenaga 4. Faktor transport 5. Faktor iklim 6. Faktor pemasaran hasil produksi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 52 Pabrik Gula Watoetoelis dalam menentukan lokasi perusahaannya juga mempertimbangkan keenam faktor diatas yaitu : 1. Faktor sumber-sumber bahan baku dan bahan pembantu Karena perusahaan ini merupakan perusahaan perkebunan, maka erat hubungannya dengan daerah pertanian. Daerah Krian merupakan daerah yang cukup luas dan bisa ditanami tebu dengan baik. Letaknya yang diluar kota, merupakan daerah yang cukup baik untuk perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan. 2. Faktor tenaga kerja Tenaga kerja merupakan salah satu dari faktor produksi yang memegang peranan penting. Dalam hal ini pabrik Gula Watoetoelis dibangun didaerah yang dekat dengan kota Surabaya yang merupakan kawasan industri. Dengan demikian untuk tenaga kerja tidak mengalami kesulitan. 3. Faktor pembangkit tenaga Untuk keperluan tenaga listrik, pabrik menggunakan tenaga sendiri. Sedangkan untuk keperluan air diambil dari air sungai yang mengalir di dekat pabrik gula. 4. Faktor transportasi Untuk transportasi di Pabrik Gula Watoetoelis dibedakan menjadi dua yaitu : Sarana dan jalur pengangkutan yang dipakai untuk mengangkut bahan baku dari kebun ke pabrik. Sarana dan jalur pengangkutan dari pabrik ke pasaran untuk hasil produksi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 53 Untuk sarana transportasi di samping menggunakan alat pengangkutan umum truck dan traktor juga menggunakan jalan rail Lori. 5. Faktor iklim Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap tanaman tebu yang ada di Pabrik Gula Watoetoelis antara Lain: Panas Matahari Angin Tekanan udara Kelembaban Udara Sinar Matahari 6. Faktor Pemasaran Hasil Produksi Dalam Pabrik Gula Watoetoelis semua hasil produksi yang berupa gula menggunakan sistem bagi hasil antara petani dengan Pabrik Gula itu sendiri. Sedangkan hasil tetes yang diproduksi diserahkan di kator direksi.

4.1.3. Struktur Organisasi Dan Deskripsi Jabatan

Secara struktur organisasi disusun berdasarkan organisasi garis yang sederhana dan secara keseluruhan diharapkan telah mencakup seluruh fungsi dari masing-masing jabatan dalam perusahaan. Dengan struktur organisasi semacam ini diharapkan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang cukup jelas sehingga proses pengambilan keputusan dapat dilaksanakan lebih cepat, fleksibel dan sesuai yang dikehendaki. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 54 Sehubungan Dengan hal tersebut, dalam menyusun struktur organisasi harus sejalan dengan prinsip-prinsip organisasi dan manajemen yang sehat dan rasional, yang diperlukan dalam menjalankan roda perusahaan secara efektif dan efesien. Pada Pabrik Gula Watoetoelis menggunakan sistem organisasi bentuk lini. Pada organisasi bentuk lini kekuasaan dan tanggung jawab bercabang dari semua pimpinan. Tiap tiap atasan mempunyai bawahan tertentu yang bertanggung jawab pada atasan. Adapun dalam Pabrik Gula Watoetoelis dipimpin ole seorang Administratur sebagai pimpinan unit pelaksana yang mempunyai tugas dan fungsi sebagai pengelola operasional. Tugas dari Administratur antara lain: 1. Melaksanakan dan mengamankan program kegiatan secara keseluruhan yang telah ditetapkan dalam pengelolaan pabrik gula. 2. Memimpin dan mengkoordinir tugas kepala bagian, agar terdapat kesatuan tindak dalam melaksanakan kegitan operasional yang terpadu guna mencapai target produksi secara efektif dan efisien. 3. Mengelola serta mempertanggungjawabkan penggunaan sumber daya manusia, sumber daya alam dan sumber daya keuangan sesuai dengan norma yang berlaku. Dalam menjalankan tugasnya seorang Administratur dibantu oleh beberapa kepala bagian yang ditetapkan berdasarkan pada keputusan Mentan No. 781991 yaitu : 1. Kepala Bagian Administratur keuangan dan Umum Ak U 2. Kepala bagian Tanaman 3. Kepala bagian Instalasi 4. Kepala bagian Pengolahan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 55 Kemudian untuk masing – masing tugas, pokoknya adalah sebagai berikut : 1. Kepala Bagian Administratur keuangan dan Umum Ak U Adapun tugas dari seorang kepala Bagian Administratur keuangan dan Umum antara lain: Mengkoordinir penyusunan rencana kerja dan anggaran perusahaan. Mengawasi pelaksanaan kerja dan anggaran perusahaan. Mengawasi semua penerimaan dan pengeluaran uang perusahaan. Menyediakan kebutuhan bahanbarang untuk aktivitas perusahaan. Membuat laporan manajemen ke kantor Direksi. Bertanggung jawab pada keuangan perusahaan dan pengelolaan tenaga kerja. Pada bagian ini membawahi beberapa bagian antara lain : a. Hak antar karyawan dan Umum mempunyai tugas antara lain: b. Mengkoordinir seluruh kegiatan yang berhubungan dengan bidang ketenaga kerjaan dan bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan tugas dibebankan pada bawahannya. c. Melaksanakan seluruh kegiatan pengadaan karyawan mulai dari penerimaan surat lamaran yang masuk, pemanggilan para pelamar, pelaksanaan testing sampai penempatan tenaga kerja. d. Mengurus status karyawan honorair, calon karyawan dan pengangkatan karyawan penuh. e. Mengenai masalah-masalah pemberhentian dan juga memproses masa persiapan pensiunan seorang karyawan yang telah dipandang cukup menjalani masa kerjanya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 56 f. Melaksanakan langkah-langkah demi tegaknya ketentuan perusahaan pemberian motivasi, penjatuhan sanksi, rehabilitasi, mencipatakan etos kerja dan sebagainya. g. Melaksanakan pengembangan karier, pemeliharaan gaji, santunan sosial, jaminan sosial, kompensasi karyawan. h. Perencanaan dan Pengawasan i. Pembukuan Pada bagian ini tugas daripada pembukuan adalah melakukan kegiatan administrasi pembukuan. j. Sekum atau Sekteraris Umum Adapun tugas dari seorang sekum adalah menyelenggarakan pekerjaan surat menyurat, kearsipan dan pelaksanaan administrasi inventaris perusahaan. k. Tata Usaha Hasil Bertindak sebagai pelaksana dan melakukan pencatatan mengenai timbulnya hutang cukai gula dan pelunasannya. 2. Kepala Bagian Tanaman Melakukan Kegiatan diversifikasi tebu, baik itu tanaman tebu sendiri maupun tebu rakya selaku fungsi pembimbing dalam program TRI Tebu Rakyat Intensifikasi yang mencakup : Fungsi pimpinan kerja operasional lapangan Pembimbing Teknis Pembimbing KUD Pembimbing bagi petani Penyediaan bibit pada bagiannya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 57 Pada bagian tanaman mempunyai bagian – bagian antara lain : a. SKK historis b. SKK Penelitian dan Pengembangan Melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan bidang tanaman tebu, menghimpun dan menganalisa situasi atau masalah yang sedang atau mungkin timbul dan cara mengatasi secara preventif dilakukan bersama dengan urusan agronomi. c. SKK Pengembangan d. SKK Tebang Angkut Yaitu melakukan pengawasan dan pengendalian tebang dan angkut agar pelaksanaan sesuai dengan rencana tebang yang telah ditetapkan sehingga dapat menghasilkan tebu yang manis, bersih dan segar atau bisa disingkat dengan MBS. 3. Kepala bagian Instalasi Bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan pemeliharaan mesin atau peralatan masa giling dan kelancaran penggunaannya di masa giling, serta tetap menjaga tersedianya material atau suku cadang pada waktu dibutuhkan. Pada bagian ini membawahi beberapa sub bagian yaitu : a. Stasiun gilingan, stasiun tengah, stasiun listrik Diluar masa giling mengatur pemeliharaan mesin dan peralatan sesuai dengan jadwal kegiatan. Dalam masa giling melakukan dukungan teknis pengoperasian mesin dan peralatan. Masinis Ketelan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 58 Diluar masa giling mengatur kegiatan pemeliharaan stasiun ketel sesuai dengan jadwal kegiatan. Dalam masa giling mengatur pengoperasian dan penggunaan mesin secara efisien. b. Besali, Garasi, Remise Masinis besali : memelihara dan memperbaiki peralatan yang rusak termasuk gedung dan tanaman. Masinis Garasi, traktor dan remise : mengatur penggunaan dan perbaikan kendaraan perusahaan, traktor, loco, dan lori. 4. Kepala bagian Pengolahan Bertanggung jawab atas kegiatan operasional proses pengolahan bahan baku tebu menjadi gula, antara lain: Mengadakan kebijaksanaan perusahaan dalam bidang pengolahan Mengolah air tebu nira menjadi gula sesuai dengan standar. Bekerjasama dengan bagian teknik dalam memproses nira menjadi gula. Menyusun RKAP dalam bidang pengolahan yaitu meliputi peralatan bahan keperluan giling, personalia, tempat penimbunan produksi administrasi. Selain itu pada bagian pengolahan dibantu oleh : a. Chemiker jaga Melakukan koordinasi, menjaga agar proses pengolahan berlangsung dengan lancar dan efisien untuk tindakan kolektif apabila diperlukan shiftnya. b. Lab proses Melakukan monitoring dengan menggunakan analisa kimia atas proses pengolahan dalam rangka mengendalikan mutu dan penyusunan laporan produksi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 59 c. Limbah d. Timbangan e. Gudang Struktur organisasi PG. Watoetoelis, Sidoarjo dapat disajikan pada gambar 4.1. sebagai berikut . Gambar 4.1. Struktur Organisasi PG. Watoetoelis, Sidoarjo Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 60

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manjerial

0 4 71

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial(Studi Kasus pada Rumah Sakit Umum Daerah

0 6 15

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial(Studi Kasus pada Rumah Sakit Umum Daerah

0 4 19

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, SISTEM PENGHARGAAN, DAN KOMITMEN ORGANISASI Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Kasus p

1 17 17

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, SISTEM PENGHARGAAN, DAN KOMITMEN ORGANISASI Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Kasus p

0 4 17

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris Pada RSUD RAA Soewondo Pati).

0 5 16

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris Pada RSUD RAA Soewondo Pati).

0 3 14

Pengaruh Penerapan Total Quality Management (TQM), Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan (Reward) terhadap Kinerja Manajerial.

1 20 21

PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA, TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

0 2 11

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PABRIK GULA WATOETOELIS SIDOARJO

0 1 19