Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

12

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Akuntansi Manajemen

2.2.1.1 Pengertian Akuntansi Manajemen

Sebuah organisasi akan dapat berjalan secara efisien dan efektif apabila dikelola dengan sebaik-baiknya. Pengelola organisasi adalah para manajer, direktur, dewan redaksi, dan pimpinan perusahaan. Para manajer umumnya tidak memiliki waktu yang cukup untuk memeriksa informasi mengenai aktivitas operasi secara rinci, mereka menggunakan ringkasan informasi operasi bersama-sama dengan informasi lainnya untuk melaksanakan fungsi manajemen. Informasi akuntansi yang khusus ditujukan untuk kepentingan manajemen disebut Akuntansi Manajemen. Menurut Supriyono 1991: 6, Akuntansi Manajemen Adalah proses dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk menyediakan informasi bagi para manajer untuk perencanaan, pengokoordinasian, dan pengendalian kegiatan organisasi. Menurut Horngren 1994: 4, Akuntansi Manajemen adalah proses identifikasi, pengukuran, akumulasi, analisa, penyiapan, penafsiran dan komunikasi yang membantu masing-masing eksekutif untuk memenuhi tujuan organisasi. Menurut Hansen dan Mowen 1999:4, Sistem informasi Akuntansi Manjemen adalah Sistem Informasi yang menghasilkan keluaran output dengan mengunakan masukan Input dan memprosesnya untuk mencapai tujuan khusus manajemen. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 13 Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa inti dari proses manajemen adalah membuat keputusan, memilih diantara beberapa alternatif tindakan pelaksanaan dipandang dari suatu tujuan tertentu. Pengambilan keputusan adalah dasar dari pembagian proses manajemen menjadi 2, yaitu perencanaan dan kontrol. Berdasarkan uraian diatas, efektivitas praktik TQM membutuhkan perubahan dalam sistem akuntansi manajemen, Itter dan Larcker 1995 : menggambarkan perubahan tersebut sebagai kumpulan sebagai kumpulan dari informasi baru dan penyebarannya dalam hirarki organisasional dan perubahan dalam sistem penghargaan. Kurnianingsih dan Indriantoro, 2001: 31.

2.2.2. Total Quality Management TQM

2.2.2.1. Pengertian

Total Quality Management TQM Dasar pemikiran perlunya TQM sangatlah sederhana yaitu bahwa cara terbaik agar bersaing dan unggul dalam persaingan global adalah dengan menghasilkan mutu yang terbaik. Sehingga diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan komponen tersebut secara berkesinambungan adalah dengan menerapkan TQM Tjiptono dan Diana, 2001: 10. Menurut Kurnianingsih dan Indriantoro 2001:35, yang dimaksudkan TQM dalam penelitiannya adalah fisolofi yang menekankan pada peningkatan proses pemanufakturan secara berkelanjutan melalui eliminasi pemborosan, meningkatkan kualitas, pengembangan ketrampilan dan mengurangi biaya produksi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 14 TQM adalah penerapan metode kuantitatif dan pengetahuan kemanusiaan untuk : Hardjosoedarmo, 1996:1 1. Memperbaiki material dan jasa yang menjadi masukkan organisasi. 2. Memperbaiki semua proses penting dalam organisasi. 3. Memperbaiki upaya memenuhi kebutuhan para pemakai produk dan jasa masa kini dan masa yang akan datang. Menurut Tjiptono dan Diana 2001: 10, TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melaui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, dan lingkungannya. Menurut Mulyadi 1998:10, TQM yaitu suatu sistem manajemen yang berfokus kepada organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan konsumen pada biaya sesungguhnya yang berkelanjutan terus menerus.

2.2.2.2. Manfaat dan Tujuan TQM

Penerapan Total Quality Mangement dalam suatu perusahaan dapat memberikan beberapa manfaat utama yang pada gilirannya akan meningkatkan laba serta daya saing perusahaan yang bersangkutan, adapun tujuan umum dari penerapan Total Quality Management TQM adalah untuk menekan biaya, selain peningkatan kualitas dan penekanan biaya Total Quality Management TQM juga memberi manfaat lain yang dampaknya lebih mendalam daripada sekedar peningkatan mutu dan penekanan biaya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 15 Adapun kegunaannya tampak dalam bentuk kenyataan yaitu peningkatan komunikasi antar personalia yang lebih insentif sehingga koordinasi antar bagian dalam organisasi semakin membaik. Gambar 2.1 : Tujuan dan manfaat Total Quality Managemant TQM Sumber : Nasution, 2001, Manajemen Mutu Terpadu TQM, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, hal 42.

2.2.2.3. Prinsip dan Pokok Dalam TQM

TQM merupakan suatu konsep yang berupaya untuk melaksanakan sistem manajemen kualitas. Untuk itu diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi Tjiptono dan Diana, 2001:14-15, ada empat unsur dalam TQM, yaitu : 1. Kepuasan Pelanggan Dalam TQM, konsep kualitas ditentukan oleh pelanggan, yang meliputi palanggan intrnal dan eksternal. Kebutuhan pelanggan P E R B A I K A N M U T U Memperbaiki posisi persaingan Meningkatkan output yang bebas dari kerusakan Mengurangi Biaya Operasi Meningkatkan Laba Harga yang lebih tinggi Meningkatkan Pangsa Pasar Meningkatkan Penghasilan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 16 diusahakan untuk digunakan dalam segala aspek, termasuk harga, keamanan dan ketepatan waktu. Untuk itu, aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan pelanggan. 2. Respek Terhadap Setiap Orang Dalam perusahaan yang kualitasnya kelas dunia, setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas tersendiri yang unik. Sehingga, karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu setiap karyawan organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. 3. Manajemen Berdasarkan Fakta Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta. Maksudnya bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan. Ada dua konsep dalam hal ini, yang pertama yaitu prioritas, suatu konsepbahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan karena keterbatasan sumber daya yang ada. Konsep kedua, variasi yaitu suatu konsep yang membantu manajemen dalam memprediksi dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan. 4. Perbaikan Berkesinambungan Agar perusahaan dapat sukses perlu melakukan proses sistematis dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep yang berlaku disini adalah siklus PDCA Plan-Do-Check- Act terdiri atas perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 17 Dalam penerapan TQM terdapat sepuluh unsur utama yaitu sebagai berikut : Tjipotono dan Diana, 2001:15-18 1. Fokus Pada Pelanggan Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun eksternal merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan dalam menetukan kualitas manusia, proses dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa. 2. Obsesi Terhadap Kualitas Organisasi yang menerapkan TQM pelanggan internal dan eksternal menentukan kualitas, maka organisasi harus terobsesi unutk memenuhi atau melebihi yang telah ditentukan. Hal ini berarti bahwa setiap karyawan pada setiap level harus berusaha melaksanakan aspek pekerjaan berdasarkan perpektif “ Bagaimana melakukan dengan lebih baik?” 3. Pendekatan Ilmiah Pendekatan ilmiah sangat diperlukan untuk mendesain pekerjaan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan digunakan dalam menetukan patok duga benchma, memantau prestasi dan melaksanakan perbaikan. 4. Komitmen Jangka Panjang TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu dibutuhkan budaya budaya perusahaan yang baru, untuk itu komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM berjalan dengan sukses. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 18 5. Kerjasama Tim Teamwork Dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerja tim, kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga pemerintah dan masyarakat sekitarnya. 6. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan Setiap produk atau jasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan proses – proses tertentu di dalam suatu sistem atau lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus-menerus agar kualitas yang dihasilkan dapat meningkat. 7. Pendidikan dan Pelatihan Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dana pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Setiap orang yang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dalam hal ini berlaku prinsip bahwa belajar merupakan proses yang tidak ada akhirnya dan tidak mengenal batas usia. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan ketrampilan teknis dan keahlian profesionalnya. 8. Kebebasan yang Terkendali Dalam TQM keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Karena unsur tersebut dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap keputusan yang telah dibuat. Unsur ini dapat memeperkaya wawasan dan pandangan dalam suatu keputusan yang diambil, karena pihak yang terlibat lebih banyak. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 19 9. Kesatuan Tujuan Perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan agar TQM dapat diterapkan dengan baik, sehingga setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Tetapi kesatuan tujuan ini tidak berarti harus selalu ada persetujuan atau kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan, misalnya : mengenai uapah dan kondisi kerja. 10. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan Usaha untuk melibatkan karyawan ini mempunyai dua manfaat utama. Pertama, hal ini meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang lebih baik, atau perbaikan yang lebih efektif karena juga mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak – pihak yang langsung berhubungan dengan situasi kerja. Kedua, keterlibatan karyawan juga meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan orang – orang yang harus melaksanakanya.

2.2.2.4 Pengaruh

Total Quality Management terhadap Kinerja Manajerial Kinerja Manajerial yang diperoleh manajer salah satu faktor yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas organisasi. Seperti halnya telah dibahas mengenai praktik pemanufakturan dengan menggunakan teknik Total Quality Management dan Sistem Akuntansi Manajemen secara interaktif mempengaruhi kinerja perusahaan menjadi salah satu topik yang menarik. Karena TQM merupakan salah satu teknik yang sering digunakan oleh perusahaan manufaktur dalam rangka meningkatkan kinerjanya. Kurnianingsih dan Indriantoro, 2001:29 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 20 Dalam konteks TQM, manajer yang sukses adalah manajer yang dapat menggabungkan karakteristik manajer dan pemimpin secara tepat. Manajer melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan, pelaksanaan, komunikasi dan pengawasan. Sedangkan dalam perpektif TQM, kepemimpinan didasarkan pada filosofi bahwa perbaikan metode dan proses kerja secara berkesinambungan akan dapat memperbaiki kualitas, biaya, produktivitas dan pada gilirannya juga meningkatkan daya saing. Tjiptono dan Diana, 2001:156 Teori yang melandasi hubungan antara Total Quality Management dan kinerja manajerial yaitu teori institisional yang menyatakan bahwa organisasi tergantung pada konstitusi eksternal konsumen untuk sumber daya. Untuk memastikan keberlanjutan dari laju sumber daya yang dibutuhkan contoh : pesanan, organisasi menghendaki apa yang diinginkan konstitusi eksternal dengan menjalankan TQM. Hal ini diyakini dapat mendorong keinginan baik dan legitimasi dangan konstitusi eksternal, yang karenanya memastikan keberlangsungan organisasi dengan jangka panjang Meyer dan Rowan, 1977:Dimaggio dan Powel, 1983

2.2.3. Sistem Pengukuran Kinerja

2.2.3.1. Pengertian Sistem Pengukuran Kinerja

Menurut Halim dkk 2000: 207, sistem Pengukuran Kinerja merupakan mekanisme perbaikan lingkungan organisasi agar berhasil dalam menerapkan strategi perusahaan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 21 Menurut Kurnianingsih dan Indriantoro 2001:35, yang dimaksud sistem pengukuran kinerja adalah frekuensi pengukuran kinerja para manajer dalam unit organisasi yang dipimpin mengenai kualitas dalam aktivitas operasi perusahaan. Menurut Mulyadi dan Setyawan 2001:353, pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi dan personelnya, berdasarkan sasaran, standart, dan kriteria yang telah diterapkan sebelumnya. Dari definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa Sistem Pengukuran Kinerja merupakan penentuan secara periodik lingkungan organisasi yang telah ditetapkan terlebih dahulu agar sesuai dengan sasaran dan tujuan yang dicapai.

2.2.3.2. Manfaat Sistem Pengukuran Kinerja

Menurut Mulyadi dan Setyawan 2001:228 pengukuran dimanfaatkan oleh perusahaan untuk : 1. Pengolahan Organisasi atau Perusahaan Secara Efektif Maksimalisasi motivasi personel untuk mengerahkan usahanya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan setiap personel melaksanakan internalisasi sasaran perusahaan secara keseluruhan yang terjadi. Kesesuaian antara sasaran individu dangan sasaran perusahaan secara keseluruhan, inilah yang akan memotivasi personil untuk mencapai sasaran organisasi atau perusahaan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 22 2. Membantu Pengembalian Keputusan yang Berkaitan dengan Penghargaan Personel Penilaian kinerja akan menghasilkan data yang dapat dipakai sehingga dasar untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penghargaan personel. Agar dapat membantu personel, penghargaan diberikan kepada personel perlu didasarkan atas hasil penilain kinerja personel. 3. Menyediakan Kriteria Seleksi dan Evaluasi Progam Pelatihan Personel Perusahaan mempunyai kewajiban untuk mengembangkan personelnya agar mereka selalu dapat menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan bisnis yang senantiasa berubah dan berkembang. Hasil pengukuran kinerja dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan personel dan untuk mengantisipasi keahlian dan ketrampilan yang dituntut oleh pekerjaan agar memberikan respon memadai terhadap perubahan lingkungan bisnis di masa depan. Hasil pengukuran kinerja juga dapat menyediakan kriteria untuk memilih program pelatihan personel yang memenuhi kebutuhan personel dan untuk mengevaluasi kesesuaian progam pelatihan tersebut dengan kebutuhan personel. 4. Menyediakan Umpan Balik untuk Personel. Dalam perusahaan, manajer puncak mendelegasi sebagian wewenang kepada manajer menengah dan manajer bawah. Pendelegasian wewenang ini disertai dengan alokasi sumber daya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 23 yang diperlukan untuk pelaksanaan wewenang tersebut. Manajer bawah melaksanakan wewenang dengan mengkomsumsi sumber daya yang yang dialokasikan kepada mereka. Penggunaan wewenang dan konsumsi sumber daya ini dipertanggung jawabkan dalam bentuk pengukuran kinerja. Dengan pengukuran kinerja ini, manajer puncak memperoleh umpan balik tentang pelaksanaan wawenang yang dilakukan oleh manajer dibawahnya. Di lain pihak, penilaian kinerja ini memberikan umpan balik bagi manajer bawah dan menengah tentang bagaimana manajer puncak menilai kinerja mereka. 5. Menyediakan Suatu Dasar Bagi Distribusi Penghargaan Distibusi penghargaan memerlukan data hasil penilaian kinerja personel, agar penghargaan tersebut dirasakan adil oleh pesonel penerima penghargaan. Pembagian penghargaan yang tidak adil menurut persepsi personel penerima maupun bukan penerima akan berakibat timbulnya perilaku yang tidak semestinya.

2.2.3.3. Peranan dan Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja

Seorang manajer harus melakukan tindakan evaluasi terhadap perusahaan yang dipimpinnya, Sistem Pengukuran Kinerja memiliki peran lain selain berperan dalam pengendalian dan memberikan umpan balik pada proses perencanaan dan pengambilan keputusan, yaitu : Horngren dan Foster 1994:7, 1. Memberikan kemudahan kepada manajer mengawasi jalannya bisnis mereka dan mengetahiu aspek-aspek bisnis yang mungkin membutuhkan bantuan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 24 2. Peran kedua Sistem Pengukuran Kinerja adalah suatu alat kominukasi. 3. Sistem Pengukuran Kinerja sebagai dasar dalam menetukan sistem penghargaan. Tujuan pengukuran kinerja adalah sebagai berikut : Mulyadi dan Setyawan, 2001:353 1. Untuk memotivasi personel dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang ditetapkan sebelumnya. 2. Untuk menekankan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan.

2.2.3.4. Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Kinerja Manajerial

Sistem pengukuran kinerja menyediakan informasi yang relevan dan Informasi ini yang relevan ini diperoleh dari alat ukur kinerja yang mencangkup aspek keuangan dan non keuangan penyatuan alat ukur yang meliputi rantai nilai sebuah organisasi diyakini dapat membantu manajer untuk memahami hubungan lintas fungsional yang mengarahkan pada pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang lebih baik dan tepat Banker et al, 2002. Dengan sistem pengukuran kinerja dapat mengevaluasi keputusan di masa lalu. Malina dan Selto, 2001. Menurut Kren 1992 menyatakan bahwa informasi yang berkaitan dengan pekerjaan dapat meningkatkan kinerja karena informasi kinerja memberikan para manajer prediksi yang lebih akurat tentang keadaan lingkungan, sehingga menghasilkan sebuah pengambilan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 25 keputusan alternatif yang lebih baik dengan rangkaian tindakan efektif dan efisien. Hubungan positif antara informasi yang berkaitan dengan pekerjaan dan kinerja manajerial bahwa informasi kinerja yang komprehensif dari sistem pengukuran kinerja akan memberikan informasi kinerja yang komprehensif dari pengukuran kinerja akan memberikan informasi yang lebih spesifik dan relevan untuk proses pengambilan keputusan sehingga meningkatkan kinerja manajerial.

2.2.4. Sistem Penghargaan

2.2.4.1 Pengertian Sistem Penghargaan

Menurut Mulyadi dan Setyawan 2001:352, sistem penghargaan merupakan salah satu alat pengendalian penting yang digunakan oleh perusahaan untuk memotivasi personel agar mencapai tujuan perusahaan bukan tujuan personel secar individu dengan perilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan bukan perilaku yang disukai oleh personel secara pribadi. Pendapat Schuler dan Huber 1993, bahwa kompensasi adalah semua bentuk return baik finansial maupun non finansial yang diterima karyawan karena jasa yang disumbangkan keperusahaan. Kompensasi bisa berupa finansial yaitu berbentuk gaji, upah, bonus, komisi, asuransi karyawan, tunjangan libur atau cuti tetapi tetap dibayar, dan sebagainya walaupun beerbentuk non finansial seperti tugas yang menarik, tantangan tugas, tanggung jawab tugas, peluang, pengakuan, pencapaian tugas, serta lingkungan kerja yang menarik Kurnianingsih dan Indriantoro, 2001: 32 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 26 Kompensasi merupakan mekanisme penting dalam pemberian penghargaan terhadap karyawan untuk mendorong dan memotivasi anggota mencapai tujuan organisasi. Kebanyakan anggota organisasi akan memberikan kemampuan maksimal bila mereka dihargai, dan sebaiknya bila tidak ada penghargaan yang memadai kemampuan yang diberikan akan berkurang bahkan cenderung asal-asalan. Halim dkk, 200:222

2.2.4.2. Manfaat Penghargaan

Menurut Mulyadi dan Setyawan 2001:356, penghargaan menghasilkan, yaitu : 1. Memberikan informasi Penghargaan dapat menarik perhatian personel dan memberi informasi atau mengingatkan mereka tentang pentingnya sesuatu yang diberi penghargaan dibandingkan dengan hal yang lain. 2. Memberi Motivasi Penghargaan akan meningkatkan motivasi personel terhadap ukuran kinerja, sehingga membantu personel dalam memutuskan bagaimana mereka mengalokasikan waktu dan usaha mereka.

2.2.4.3. Jenis – Jenis Penghargaan

Penghargaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut Atkinson dkk, 1995:540 : 1. Intrinsic Reward atau Penghargaan Intrinsik Adalah penghargaan yang berkaitan sifat organisasi dan desain pekerjaan yang dilakukan seseorang. Hal tersebut berasal dari Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 27 dalam individu sendiri dan menggambarkan kepuasan seseorang terhadap pekerjaan yang dilakukannya serta kesempatan untuk mengembangkan pekerjaan yang dilakukannya. 2. Extrinsic Reward atau Penghargaan Ekstrinsik Adalah penghargaan yang berdasarkan atas kinerja dan penghargaan ini adalah penghargaan yang diberikan kepada seseorang sebagai pengakuan atas pekerjaan yang dilakukannya dengan baik. Selanjutnya Mulyadi dan Setyawan 2001:355, juga menyatakan bahwa penghargaan dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu antara lain : 1. Penghargaan Intrinsik Penghargaan Intrinsik berupa rasa puas diri yang diperoleh seseorang yang telah berhasil menyelesaikan pekerjaanya dengan baik dan telah mencapai sasaran tertentu. 2. Penghargaan Ekstrinsik Penghargaan Ekstrinsik terdiri dari kompensasi yang diberikan kapada personel, baik yang berupa kompensasi langsung, tidak langsung, maupun berupa kompensasi non moneter. Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat diambil kesimpulan yaitu sebagi berikut : 1. Intrinsic Reward atau Penghargaan Intrinsik adalah penghargaan yang diterima oleh seseorang untuk diri mereka, sebagian besar penghargaan ini merupakan hasil kepuasan seseorang atas pekerjaan yang telah diselesaikannya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 28 2. Extrinsic Reward atau Penghargaan Ekstrinsik adalah penghargaan atau imbalan yang diterima dari lingkungan disekitar konteks kerja, yang mencangkup kompensasi dengan imbalan bukan uang. Seseorang akan mengharapkan kompensasi yang diberikan kepada mereka pada umumnya sesuai dengan penilaian dan sumbangan yang mereka berikan terhadap kelompok kerja mereka dalam suatu organisasi atau perusahaan.

2.2.4.4. Pengaruh Sistem Penghargaan terhadap Kinerja Manajerial

Penghargaan yang telah dihitung berdasarkan hasil pengukuran kinerja dibagikan kepada personel denga berhak. Jika distribusi penghargaan menyangkut lebih dari satu personel, diperlukan dasar untuk membagi insentif. Jika kinerja personel dalam menyelesaikan pekerjaan tidak dapat dibedakan satu dengan lainnya, insentif dapat dibagikan sama besar. Jika kinerja personel yang satu bervariasi dangan kinerja personel lainnya, insentif perlu dibagikan berdasarkan peringkat ranking personel berdasarkan kinerja masing-masing personel Mulyadi dan Setyawan, 2001: 363 Menurut Handoko 1997: 245 program kompensasi sangat penting untuk mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh karena kompensasi dapat meningkatakan dan menurunkan prestasi kerja, kepuasan kerja maupun motivasi karyawan, apabila merasa bahwa kompensasi yang mereka terima tidak memadai. Menurut Ainul Mardiyah dan Listianingsih 2005: 570 kinerja yang tinggi dasarnya tergantung program pemberian insentif jika Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 29 dihubungkan dengan pekerjaan yang mendukung, meliputi penilaian kerja, informasi yang merata, dan keamanan kerja. Pemberian insentif merupakan pemotivasian yang lebih kuat bagi karyawan untuk meningkatkan kualitas kinerjanya. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya satu anggapan yang menyenangkan baik itu berupa penghargaan maupun penilaian yang layak terhadap perilaku seseorang dan hukuman yang diberikan terhadap tindakan atau perilaku yang tidak layak dapat dipakai sebagai cara untuk meningkatkan kinerja manajerial perusahaan.

2.2.5. Kinerja Manajerial

2.2.5.1. Pengertian Kinerja Manajerial

Perusahaan akan dapat mencapai tujuannya, bila perusahaan tersebut mempunyai tenaga manajemen yang handal dan professional. Manajer merupakan pimpinan yang bertanggung jawab untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuannya. Untuk itu seorang manajer diharapkan mampu menghasilkan suatu kinerja manajerial yang baik. Menurut Mahoney 1963 dalam Riyadi 2000 : 141 yang dimaksud dengan kinerja manajerial adalah kinerja manajer yang meliputi perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staff staffing, negosiasi, dan perwakilan atau representasi. Selanjutanya Maleney dalam Supratiningrum dan Zulaikha 2003 ; 77 mengartikan kinerja manjerial adalah merupakan kinerja para individual anggota organisasi dalam kegiatan manajerial. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 30 Berdasarkan dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja manajerial adalah kemampuan manajer dalam menggunakan pengetahuan, perilaku dan bakat yang dimiliki untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab guna mencapai tujuan. Kinerja manajerial menurut Kurnianingsih dan Indriantoro 2001: 35 adalah kinerja para individu dalam kegiatan manajerial, meliputi : 1. Perencanaan. Menentukan tujuan, kebijakan dan tingkat atau pelaksanaan, penjadwalan kerja, penganggaran, merancang prosedur dan pemrograman. 2. Investasi. Mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan dan analisis pekerjaan. 3. Pengkoordinasian. Tukar-manukar informasi dengan orang lain dibagian organisasi yang lain untuk mengkaitkan dan menyesuaikan program, memberi tahu bagian lain, hubungan dengan manajer lain. 4. Evaluasi. Menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan, pemeriksaan produk. 5. Pengawasan supervisi. Mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani bawahan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 31 6. Pengaturan Staff. staffing. Mempertahankan angkatan kerja dibagian anda merekrut, mewancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan, mempromosikan dan memutasi pegawai. 7. Negoisasi. Pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok, tawar-menawar dengan wakil penjual, tawar-menawar secara kelompok. 8. Perwakilan representatif. Menghadiri pertemuan, pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara kemasyarakatan, mempromosikan tujuan umum perusahaan anda.

2.2.5.2. Tingkatan Manajer

Menurut Handoko 2003 : 17 ada 3 tingkatan manajer dalam suatu perusahaan, yaitu sebagai berikut : 1. Manajer lini Tingkatan paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. 2. Manajer menengah Manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan- kegiatan para manajer lainnya dan kadang-kadang juga karyawannya. 3. Manajer puncak Manajer puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 32

2.2.5.3. Tugas Dan Pekerjaan Manajer

Seseorang yang memegang posisi manajerial diharapkan mampu menghasilkan suatu kinerja manajerial yang berbeda dengan kinerja karyawan pada umumnya Menurut Handoko 2003 : 29, tugas dan pekerjaan manajer yaitu antara lain : 1. Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain. 2. Manajer memadukan dan menyeimbangkan tujuan – tujuan yang saling bertentangan dan menetapkan prioritas – prioritas. 3. Manajer bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan. 4. Manajer harus berpikir secara analisis dan konseptual. 5. Manajer adalah seorang mediator. 6. Manajer mengambil keputusan – keputusan yang sulit. Para manajer memiliki waktu yang terbatas untuk mengelola tanggung jawab mereka. Oleh karena itu mereka harus bisa memanfaatkan manajemen waktu, dan mengalokasikan waktu pada saat mengelola tugas – tugas mereka. Jeff Madusa, 2001 : 235

2.2.6. Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan

Penerapan Teknik TQM terhadap Kinerja Manajerial Penerapan teknik TQM disertai dengan pengukuran kinerja oleh perusahaan akan semakin meningkatkan kinerja para manajer. Dalam setiap perusahaan tentu mempunyai tujuan paling pokok yaitu meningkatkan kualitas produk dan probalilitas. Peningkatan kualitas dengan TQM tidak Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 33 hanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas secara menyeluruh akan juga menumbuhkan rasa memiliki, terciptanya hubungan kerja yang harmonis baik secara vertikal maupun secara horisontal. Melalui TQM, manajemen dapat mempertinggi semangat kreativitas, kedisiplinan, tanggung jawab dan profesionalisme kerja karyawan. Implementasi teknik TQM harus diikuti pula dengan penerapan komplemen – komplemen dari sistem akuntansi manajemen, yang terdiri dari sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan. Kurnianingsih dan Indriantoro, 2001; 31 Menurut Banker et. al 1993 menyatakan bahwa informasi kinerja manufaktur perlu dilaporkan ke personalia lini karena pelaporan informasi produktifitas dan kualitas kepada personalia lini akan memberikan umpan balik yang diperlukan untuk perbaikan dan pembelajaran produksi, dan frekuensi pelaporan kinerja pemanufakturan untuk karyawan berhubungan dengan penerapan praktik TQM, Teamwork dan JIT. Kunianingsih dan Indriantoro, 2001; 31 Sedangkan menurut Chenhall 1997 pengukuran kinerja memberikan umpan balik dalam bentuk pengendalian strategis yang mendorong para manajer untuk mengevaluasi dan menguji kembali bagaimana komplemen-komplemen dalam penerapan progam TQM meningkatkan probabilitas yang memadai. Dan menurut Ichniowski et.al 1997 menyatakan bahwa kinerja yang tinggi pada dasarnya tergantung pada program pemberian insentif jika dihubungkan dengan pekerjaan yang mendukung, meliputi penilaian kinerja, informasi yang merata, dan keamanan kerja. Kurnianingsih dan Indriantoro, 2001:33. Sehingga dapat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 34 disimpulkan bahwa para manajer akan lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerja manajerial mereka, jika mereka menerima pengukuran kinerja yang dalam bentuk informasi yang diperlukan yang memberikan umpan balik untuk perbaikan dan pembelajaran yang akan memotivasi mereka dalam meningkatkan kinerja, hal ini sesuai dengan Teori harapan H. Hadari Nawawi:1998 yang mengatakan : “Terdapat hubungan yang erat antara pengertian seseorang mengenai suatu tingkah laku, dengan hasil yang ingin diperolehnya sebagai harapan.” Dengan demikian berarti juga harapan merupakan merupakan energi penggerak untuk melakukan suatu kegiatan, yang karena untuk mencapai sesuatu yang diingkan disebut “Usaha”. Usaha di lingkungan para pekerja dilakukan berupa kegiatan yang disebut bekerja, pada dasarnya di dorong oleh harapan tertentu.

2.3 Kerangka Pikir

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manjerial

0 4 71

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial(Studi Kasus pada Rumah Sakit Umum Daerah

0 6 15

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial(Studi Kasus pada Rumah Sakit Umum Daerah

0 4 19

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, SISTEM PENGHARGAAN, DAN KOMITMEN ORGANISASI Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Kasus p

1 17 17

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, SISTEM PENGHARGAAN, DAN KOMITMEN ORGANISASI Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Kasus p

0 4 17

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris Pada RSUD RAA Soewondo Pati).

0 5 16

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris Pada RSUD RAA Soewondo Pati).

0 3 14

Pengaruh Penerapan Total Quality Management (TQM), Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan (Reward) terhadap Kinerja Manajerial.

1 20 21

PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA, TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

0 2 11

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PABRIK GULA WATOETOELIS SIDOARJO

0 1 19