Autokorelasi Multikolinieritas Pengaruh Total Quality Management X

67 Negative -0,131 Kolmogorov-Smirnov Z 0,837 Asymp. Sig. 2-tailed 0,486 Sumber : Lampiran 9 Berdasarkan pada tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa besarnya nilai signifikansi atau nilai probabilitasnya Asymp sig 2-tailed sebesar 0,486 lebih besar dari 5, dan sesuai dengan dasar analisis yang digunakan, hal ini berarti seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal, sehingga dapat digunakan dalam penelitian.

4.3.2. Uji Asumsi Klasik

Berdasarkan hasil uji asumsi klasik dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS. 16.0 For Windows. diperoleh hasil sebagai berikut

1. Autokorelasi

Dalam penelitian ini data yang digunakan bukan data time series, sehingga untuk Uji Autokorelasi tidak dilakukan Gujarati, 1999 : 201.

2. Multikolinieritas

Salah satu cara untuk mengetahui adanya multikoliniaritas adalah dengan melihat nilai VIF Variance Inflation Factor. Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF Variance Inflation Factor 10, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 68 tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas Multikolinieritas Ghozali, 2007 : 57-59 Berdasarkan hasil Uji Multikolinieritas dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS. 16.0., dapat dilihat pada tabel 4.8, sebagai berikut Tabel 4.8. Hasil Uji Multkolinieritas Variabel VIF Keterangan Total Quality Management X 1 1,013 Bebas Multikolinieritas Sistem Pengukuran Kinerja X 2 1,008 Bebas Multikolinieritas Sistem Penghargaan X 3 1,006 Bebas Multikolinieritas Sumber : Lampiran 10 Berdasarkan pada tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas X yang digunakan dalam penelitian ini baik X 1 , X 2, dan X 3 mempunyai nilai VIF Variance Inflation Factor lebih kecil dari 10, dan sesuai dengan dasar analisis yang digunakan, hal ini berarti bahwa dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas Multikolinieritas.

3. Heteroskedastisitas

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas adalah dengan uji korelasi rank spearman Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Sig 2-tailed 0,05, maka hal ini berarti dalam model regresi tidak terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya atau bebas Heteroskedastisitas Santoso, 2001 : 161 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 69 Berdasarkan hasil Uji Heteroskedastisitas dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program SPSS. 16.0., dapat dilihat pada tabel 4.9, sebagai berikut Tabel 4.9. Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Probabilitas Sig 2 - tailed Keterangan Total Quality Management X 1 0,557 Bebas Heteroskedastisitas Sistem Pengukuran Kinerja X 2 0,919 Bebas Heteroskedastisitas Sistem Penghargaan X 3 0,422 Bebas Heteroskedastisitas Sumber : Lampiran 11 Berdasarkan pada tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas X yang digunakan dalam penelitian ini baik X 1 , X 2, dan X 3 , mempunyai nilai Sig 2-tailed lebih besar dari 0,05, dan sesuai dengan dasar analisis yang digunakan, hal ini berarti bahwa dalam model regresi tidak terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya atau bebas Heteroskedastisitas. Setelah dilakukan Uji Asumsi Klasik tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi linier dalam penelitian ini, bebas dari asumsi dasar klasik tersebut, sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t yang akan dilakukan dalam penelitian ini tidak akan bias atau sesuai dengan tujuan penelitian.

4.3.3. Teknik Analisis Regresi Linier Berganda

Dari hasil olah data dengan alat bantu komputer yang menggunakan program SPSS.16.0, dapat dilihat pada tabel 4.10, sebagai berikut Tabel 4.10. Hasil Pendugaan Parameter Regresi Linier Berganda Model Nilai Koefisien Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 70 B Constant 8,980 Total Quality Management X 1 0,463 Sistem Pengukuran Kinerja X 2 0,378 Sistem Penghargaan X 3 -0,547 Sumber : Lampiran. 10 Berdasarkan pada 4.10. di atas dapat diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut : Y = 8,980 + 0,463 X 1 + 0,378 X 2 - 0,547 X 3 Dari model persamaan regresi linier tersebut di atas, dapat diinterprestasikan, sebagai berikut : Konstanta β Nilai konstanta β sebesar 8,980 menunjukkan bahwa, apabila variabel Total Quality Management, sistem pengukuran kinerja, dan sistem penghargaan, konstan maka besarnya nilai kinerja manajerial yaitu sebesar 8,980 satuan Koefisien β 1 Untuk Variabel Total Quality Management X 1 Besarnya nilai koefisien regresi β 1 sebesar 0,463, nilai β 1 yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara kinerja manajerial Y dengan Total Quality Management X 1 yang artinya jika Total Quality Management X 1 naik sebesar satu satuan, maka besarnya nilai kinerja manajerial Y akan naik sebesar 0,463 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya bersifat konstan. Koefisien β 2 Untuk Variabel Sistem Pengukuran Kinerja X 2 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 71 Besarnya nilai koefisien regresi β 2 sebesar 0,378, nilai β 2 yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara kinerja manajerial Y dengan sistem pengukuran kinerja X 2 yang artinya jika sistem pengukuran kinerja X 2 naik sebesar satu satuan, maka besarnya nilai kinerja manajerial Y akan naik sebesar 0,378 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya bersifat konstan. Koefisien β 3 Untuk Variabel Sistem Penghargaan X 3 Besarnya nilai koefisien regresi β 3 sebesar -0,547, nilai β 3 yang negatif menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan arah antara kinerja manajerial Y dengan sistem penghargaan X 3 yang artinya jika sistem penghargaan X 3 naik sebesar satu satuan, maka besarnya nilai kinerja msnsjerial Y akan turun sebesar 0,547 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya bersifat konstan.

4.3.4. Uji Hipotesis

4.3.4.1. Uji Kesesuaian Model

Uji Kesesuaian model ini digunakan untuk mengetahui sesuai tidaknya model regresi yang dihasilkan guna melihat pengaruh dari Total Quality Management, sistem pengukuran kinerja, dan sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial pada PG. Watoetoelis, di Sidoarjo Dari hasil Uji Kesesuaian Model dengan menggunakan alat bantu komputer dengan program SPSS.16.0, For Windows mengenai analisis hubungan kesesuaian, dapat dilihat pada tabel 4.11, sebagai berikut Tabel 4.11. Hasil Analisis Hubungan Kesesuaian Model Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 72 Nilai F hitung Nilai Signifikan Ketentuan Keterangan 21.413 0,000 0,05 Berpengaruh Signifikan Sumber ; Lampiran. 10 Berdasarkan pada tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa besarnya nilai F hitung sebesar 21,413 dengan tingkat taraf signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka H ditolak dan H 1 diterima yang berarti model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh dari Total Quality Management, sistem pengukuran kinerja, dan sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial pada PG. Watoetoelis, di Sidoarjo Dari hasil pengujian juga diperoleh nilai R square yang dapat dilihat pada tabel 4.12, sebagai berikut: Tabel. 4.12 : Koefisien Determinasi R square R 2 Model Summary b Model R Square 1 0.712 Sumber ; Lampiran. 10 Berdasarkan tabel 4.12 di atas menunjukkan besarnya nilai koefisien Determinasi R square R 2 sebesar 0,712, hal ini menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada variabel kinerja manajerial sebesar 71,2 dipengaruhi oleh variabel Total Quality Management, sistem pengukuran kinerja, dan sistem penghargaan, sedangkan sisanya 18,8 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam model.

4.3.4.2. Uji t

Uji t ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari Total Quality Management, sistem pengukuran kinerja, dan sistem penghargaan secara parsial terhadap kinerja manajerial pada PG. Watoetoelis, di Sidoarjo Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 73 Dari hasil pengujian dengan menggunakan alat bantu komputer dengan program SPSS.16.0, For Windows mengenai analisis hubungan secara parsial, dapat dilihat pada tabel 4.13, sebagai berikut : Tabel 4.13 : Hasil Analisis Varians Hubungan Secara Parsial Variabel t hit Sig Correlation Partial r 2 Keterangan Total Quality Management X 1 6,036 0,000 0,764 0,584 Berpengaruh Signifikan Sistem Pengukuran Kinerja X 2 4,020 0,000 0,619 0,383 Berpengaruh Signifikan Sistem Penghargaan X 3 -4,400 0,000 -0,653 0,427 Berpengaruh Signifikan Sumber ; Lampiran. 10 Berdasarkan dari tabel 4.13 di atas dapat diinterprestasikan, yaitu sebagai berikut :

1. Pengaruh Total Quality Management X

1 Secara Parsial terhadap Kinerja Manajerial Y Berdasarkan tabel 4.13 di atas menunjukkan besarnya nilai t hitung sebesar 6,036, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka H ditolak dan H 1 diterima yang berarti Total Quality Management secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel Total Quality Management terhadap kinerja manajerial, dapat diketahui dengan menghitung nilai Correlation partial. Dan berdasarkan tabel 13 dapat dilihat bahwa nilai Correlation Partial r = 0,764 2 = 0,584, yang berarti bahwa variabel Total Quality Management mampu mempengaruhi kinerja manajerial yaitu sebesar 0,584 atau sebesar 58,4 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 74

2. Pengaruh Sustem Pengukuran Kinerja X

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manjerial

0 4 71

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial(Studi Kasus pada Rumah Sakit Umum Daerah

0 6 15

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial(Studi Kasus pada Rumah Sakit Umum Daerah

0 4 19

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, SISTEM PENGHARGAAN, DAN KOMITMEN ORGANISASI Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Kasus p

1 17 17

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, SISTEM PENGHARGAAN, DAN KOMITMEN ORGANISASI Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Kasus p

0 4 17

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris Pada RSUD RAA Soewondo Pati).

0 5 16

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris Pada RSUD RAA Soewondo Pati).

0 3 14

Pengaruh Penerapan Total Quality Management (TQM), Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan (Reward) terhadap Kinerja Manajerial.

1 20 21

PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA, TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

0 2 11

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA, DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PABRIK GULA WATOETOELIS SIDOARJO

0 1 19