42
3.3.2. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian, ini yaitu sebagai berikut :
1 Kuesioner
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pembagian lembar pertanyaan yang harus diisi oleh responden guna melengkapi data
Nazir, 2005 : 203. Pada penelitian ini kuesioner diberikan kepada 30 responden 4 kepala bagian KaBag, dan 26 Kepala Seksi KaSie PG.
Watoetoelis, Sidoarjo. 2
Observasi Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan
penelitian langsung pada obyek yang diteliti.Nazir, 2005 : 212. Pada penelitian ini observasi dilakukan di PG. Watoetoelis, Sidoarjo.
3.4. Uji Kualitas Data
3.4.1. Uji Validitas Data
Uji validitas menunjukan seberapa nyata suatu pengujian, mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat
ukur kuesioner untuk melakukan tugasnya mencapai sasarannya Jogiyanto, 2007: 120. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut Ghozali, 2007 : 135
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai r
hitung
r
tabel
dan nilai r positif, maka butir atau item pertanyaan tersebut adalah valid Ghozali,
2007 : 135
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
43
3.4.2. Uji Reliabilitas
Menurut Riduwan 2004 : 128 uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau
dapat diandalkan. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu Ghozali, 2007 : 132. Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Cronbach Alpha
0,60, maka butir atau item pertanyaan tersebut adalah reliabel Ghozali, 2007 : 133
3.4.3. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data
tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan metode Kolmogorov Smirnov, dengan menggunakan program SPSS Sumarsono,
2004: 40. Dasar analisis yang digunakan apakah suatu data mengikuti sebaran
normal atau tidak adalah : 1.
Bila nilai signifikasi nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5 maka distribusi adalah tidak normal.
2. Bila nilai signifikasi nilai probabilitasnya lebih besar dari 5 maka
distribusinya adalah normal. Sumarsono, 2004 : 40-43.
3.5. Asumsi Klasik
Persamaan regresi linier berganda harus bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator, artinya pengambilan keputusan melalui uji regrasi ini
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
44
tidak bias Sesuai dengan tujuan Untuk mengambil keputusan BLUE, maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi klasik yang tidak boleh dilanggar oleh
persamaan tersebut, yaitu Gujarati, 1999 : 153
1. Autokorelasi
Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model linier ada korelasi antara korelasi pengganggu periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Untuk menguji apakah terjadi autokorelasi atau tidak, digunakan uji Durbin-Watson DW-Test. Suatu
observasi dikatakan tidak terjadi autokorelasi jika nilai Durbin Watson terletak antara batas atas atau upper bound du dan 4-du Ghozali,
2006:99. Menurut Santoso 2002 : 218 deteksi adanya Autokolerasi
adalah : a.
Angka D-W di bawah - 2, hal ini berarti ada Autokolerasi positif. b.
Angka D-W diantara -2 sampai +2, hal ini berarti tidak ada Autokolerasi.
c. Angka D-W di atas + 2, hal ini berarti ada Autokolerasi negatif.
2. Multikolineritas
Uji multikolinieritas bertujuan intuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka
variabel ini tidak ortogonal.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
45
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Alat uji
yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dalam penelitian ini dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor
VIF. Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF Variance
Inflation Factor 10, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas
Multikolinieritas Ghozali, 2007 : 57-59
3. Heteroskedasitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual suatu pengamat ke pengamat yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang bersifat
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Alat uji yang digunakan untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas secara
kuantitatif dalam suatu persamaan regresi dapat dilakukan dengan uji korelasi Rank Spearman.
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Sig 2-tailed 0,05, maka hal ini berarti dalam model regresi tidak terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya atau bebas Heteroskedastisitas Santoso, 2001 : 161
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
46
3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.6.1. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y = β
+ β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ e Anonim, 2009: L-21
Keterangan : Y
= Kinerja manajerial β
= Konstanta X
1
= Total Quality Management X
2
= Sistem Pengukuran Kinerja X
3
= Sistem Penghargaan β
1…3
= Koefisien regresi e
= Standart Error
3.6.2. Uji Hipotesis
3.6.2.1. Uji Kesesuaian Model atau Uji F
Uji ini digunakan untuk mengetahui sesuai tidaknya model regresi yang dihasilkan guna melihat pengaruh dari Total Quality Management,
Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Penghargaan terhadap Kinerja Manajerial pada PG. Watoetoelis, di Sidoarjo. Anonim, 2009: L-21
Hipotesis Statistik
1. H
o
: β
1
= 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat pengaruh dari Total Quality Management,
Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Penghargaan terhadap Kinerja Manajerial pada PG. Watoetoelis, di
Sidoarjo.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
47
H
1
: β
1
≠ 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh dari Total Quality Management,
Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Penghargaan terhadap Kinerja Manajerial pada PG. Watoetoelis, di
Sidoarjo. 2.
Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05. 3.
Kriteria keputusan i.
Jika nilai probabilitas 0,05, maka H diterima dan H
1
ditolak yang berarti model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna
melihat pengaruh dari Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Penghargaan terhadap Kinerja
Manajerial pada PG. Watoetoelis, di Sidoarjo. ii.
Jika nilai probabilitas 0,05, maka H ditolak dan H
1
diterima yang berarti model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat
pengaruh dari Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Penghargaan terhadap Kinerja Manajerial
pada PG. Watoetoelis, di Sidoarjo.
3.6.2.2. Uji Parsial atau Uji t
Uji Parsial atau Uji ini digunakan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh dari Total Quality Management,
Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Penghargaan secara parsial terhadap Kinerja Manajerial pada PG. Watoetoelis, di Sidoarjo Anonim,
2009: L-21
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
48
Hipotesis Statistik
1. H
o
: β
1
= 0, menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan dari Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja,
dan Sistem Penghargaan secara parsial terhadap Kinerja Manajerial pada PG. Watoetoelis, di Sidoarjo
H
1
: β
1
≠ 0, menunjukkan ada pengaruh yang signifikan dari Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja,
dan Sistem Penghargaan secara parsial terhadap Kinerja Manajerial pada PG. Watoetoelis, di Sidoarjo
2. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05.
3. Kriteria keputusan
i. Jika nilai probabilitas 0,05, maka H
diterima dan H
1
ditolak yang berarti tidak ada pengaruh dari Total Quality Management,
Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Penghargaan secara parsial terhadap Kinerja Manajerial pada PG. Watoetoelis, di
Sidoarjo. ii.
Jika nilai probabilitas 0,05, maka H ditolak dan H
1
diterima yang berarti ada pengaruh dari Total Quality Management,
Sistem Pengukuran Kinerja, dan Sistem Penghargaan secara parsial terhadap Kinerja Manajerial pada PG. Watoetoelis, di
Sidoarjo.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Sejarah Berdirinya Pabrik Gula Watoetoelis, Sidoarjo
Pabrik Gula Watoetoelis secara struktural merupakan bagian dari PT. Perkebunan Nusantara X Persero. Dalam PT Perkebunan ini
mempunyai dua jenis bidang usaha yaitu rumah sakit sebanyak dua buah dan pabrik gula 12 buah yang terletak di beberapa daerah di Jawa Timur.
Pabrik Gula Watoetoelis didirikan pada tahun 1839 oleh perusahaan milik Belanda yang diberi Nama NV COOV Dan COOSTER VAN HOUT
yang berkantor di Surabaya. Kemudian pada tahun 1957, semua perusahaan milik Belanda dinasionalisasikan atau diambil alih oleh pemerintah
Republik Indonesia yang berdasarkan pada penguasa militer tertinggi atau menteri pemerintah Nomor: 1063PMT1975 tertanggal 09 Desember 1957.
Dengan Keputusan tersebut diatas, maka perusahaan Belanda dinasionalisasikan, kemudian atas dasar peraturan dari pusat No. 19 tahun
1960 tanggal 01 April 1960 maka diadakanlah suatu perubahan dan diubah menjadi perusahaan Negara Perkebunan yang disingkat dengan PNP yang
berpusat di Jakarta, diantara PNP tersebut adalah PNP XXI dan PNP XXII. Setelah mengalami bermacam-macam proses maka pada tanggal 31
Desember 1973 atas pertimbangan-pertimbangan pemerintah, PNP XXI - PNP XXII di gabung satu direksi dengan nama Perseroan Terbatas atau
Perkebunan XXI – XXII Persero yang berkantor di Jalan Jembatan Merah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.